CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 15 Desember 2014

BEGITU SETIANYA MEREKA DENGAN GEMBIRALOKA ZOO

Gembiraloka Zoo bukan hanya menjadi kebun binatang biasa. Melainkan mejadi kebun binatang yang selalu melekat di hati para satwanya, para keeper atau pawang, serta para pengunjungnya.
                   
   “Seneng banget kerja di Gembiraloka, apalagi saya juga penyayang binatang, jadi meski waktu sekolah bukan di jurusan ini, tapi enjoy aja jalanin kerja di sini” begitu ungkap Kak Dwi Retno (31) sambil menyunggingkan senyum sumringahnya, menunjukkan betapa bahagia  dirinya sebagai bird keeper di  Gembiraloka Zoo. Kak Dwi merupakan satu diantara 8 bird keeper di Gembiraloka. Selama empat tahun bekerja di Gembiraloka, Kak Dwi tidak hanya bertugas sebagai bird keeper saja, tetapi pernah juga sebagai reptile keeper. Pergantian pembagian kerja karyawan dilakukan atas permintaan perusahaan pengelola Gembiraloka Zoo sendiri yakni  PT. Buana Alam Tirta. Meskipun berganti-ganti job, Kak Dwi tetap senang menjalaninya, bagi Kak Dwi, ini merupakan kesempatan menyalurkan minatnya merawat berbagai fauna yang unik dan menggemaskan.                                                                      Renovasi Gembiraloka yang dilakukan tahun 2013 telah membawa banyak perubahan yang signifikan. Perubahan yang paling tampak adalah dibangunnya Taman Burung atau Bird Park serta Taman Reptil dan Amfibi. Kedua taman inilah yang paling diminati pengunjung akhir-akhir ini. Kak Dwi juga menegaskan bahwa pasca renovasi, pengunjung Gembiraloka juga naik drastis. Ini akibat dari penataan kembali, pemugaran di beberapa tempat, serta pendekorasian taman-taman cantik yang membuat kesan memasuk kawasan Gembiraloka Zoo terasa berbeda dan lebih menarik. Tidak hanya penataan dari segi fisik saja, jaminan kualitas dari pihak pengelola sendiri juga patut diacungi jempol. Hal ini dibuktikan dengan pengelolaan dan perhatian yang lebih baik kepada satwa-satwa dan pengunjung, seperti pembersihan kandang setiap pagi, pemberian pakan rutin, pemberian desinfektan, serta disediakannya wastafel untuk cuci tangan pengunjung. Uniknya dari pemberian desinfektan di bird park juga disemprotkan ke setiap keset yang ada di bird park. Jadi, pihak kebun binantang sendiri juga menjamin kebersihan dan kesterilan satwanya serta keamanan dan kesehatan dari pengunjung.                                                                                                                  Berbicara tentang kendala selama bekerja di Gembiraloka Kak Dwi mengaku hanya sedikit sekali menemui kendala. “Kendalanya sangat minim, paling ya pernah ada burung yang keluar dari ruangannya. Itu disebakan pintu ruangan tidak ditutup rapat kembali oleh pengunjung. Tapi, nggak masalah banget sih, soalnya burung-burungnya juga gampang balik lagi ke ruangannya” cerita Kak Dwi diselingi tawa. Tidak hanya burung yang di dalam ruangan yang sering keluar-masuk ruangannya, burung-burung yang dipamerkan di section Atraksi Burung juga mengalami hal serupa. Burung-burung beraneka warna tersebut memang diadakan khusus menjadi objek foto langsung dengan pengunjung. Tak sedikit pengunjung yang ikut ber-narsis ria dengan burung-burung cantik itu di depan kamera. Bahkan bisa di bilang section inilah yang paling ramai di antara semua section di bird park. Meskipun si burung-burung cantik tersebut sering dipindah dari tangan atau pundak pengunjung satu ke pengunjung lainnya, tapi burung-burung tersebut tetap setia dengan keeper masing-masing. Pernah suatu kejadian, seekor burung di section interaksi burung kabur melayang di udara bebas selama beberapa saat. Namun, tak lama kemudian sang burung sudah bisa kembali ke pundak keepernya sendiri dan tentunya.                                                                                        Tidak hanya burung-burungnya saja yang terus lengket di Gembiraloka zoo, bahkan para pengunjungnyapun juga tak kalah. Ibu Laily (30) sudah 6 kali berkunjung ke Gembiraloka Zoo meskipun datang dari daerah yang cukup jauh yakni Gunung Kidul. Ibu Laily menilai, dari setiap kunjungannya selalu ada perbaikan yang dilakukan pihak Gembiraloka Zoo  Sementara Ibu Tarti (48) pengunjung asal Klaten, Jawa Tengah sangat mengapresiasi pembaruan-pembaruan yang ada di Gembiraloka Zoo. “Saya suka ke Gembiraloka Zoo, ya bisa untuk refreshing dan mengisi liburan lah. Semakin lama, Gembiraloka Zoo semakin baik” begitu tuturnya.                       Fauna dari berbagai penjuru dunia dikonservasi dan dilindungi di Gembiraloka Zoo. Fauna dari penjuru dunia tersebut seperti Burung Unta yang baru didatangkan 1 bulan dari Australia dan Burung Lory serta Penguin Jackass dari Afrika. Maksud dari konservasi ini adalah menjaga spesiesnya agar tidak punah, merawatnya dengan penuh kasih sayang dan menghindarkan dirinya dari perburuan liar. Jika hanya dibiarkan saja di alam bebas, belum ada jaminan hidupya akan aman, karena habitatnya juga dihantui berbagai kemungkinan buruk. Mulai dari rusaknya habitat akibat pemanasan global, terganggunya lingkungan karena aktivitas manusia di sekitarnya, hingga perburuan liar oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Maka dari itu, adanya kebun binatang seperti Gembiraloka Zoo ini menjadi wadah konservasi bagi para satwa terutama yang hampir punah, sesuai dengan UU No 5 Tahun 1950 dan PP No 7 Tahun 1999. Selain itu, menjadi wahana rekreasi edukatif yang banyak diminati warga Yogyakarta dan sekitanya.

#ReportaseIloveZoo






Minggu, 26 Oktober 2014

Secepat Mega Menghilang

Seperti menembus awan kau begitu cepat datang dan menghujam
Entah kapan awan itu mulai terbentuk
Tapi, kau datang padaku bagai mega penyejuk
Mega yg diterangi matahari
Semua itu terasa menyinari matahati

Mega yang tulus selembut teksturnya
Mega indah mengangkasa raya
Setiap tatapan seakan tawarkan senyuman
Kebahagiaan dalam jiwa setiap yang memandangnya

Pagi bersilih sore, waktu-waktu berganti
Masih terasa hangat dirimu
Hangat menyangat, menumbuhkan perasaan ini
Tak mau terburu, ku terus  menikmati

Awan-awan itu bangkitkan angan-angan
Tuk melambung lebih tinggi dan terlepas dari gravitasi
Namun, sebelum mega ku ayunhkan
Mendung telah membendung sirnakan keinginan

Tak ada lagi kecerahan
Langit hanya membiru tanpa corakan
Kau tanpa sadar menghilang
Dengan kegembiraan yang dulu kurasakan

Mega tak berlekuk lagi, tak menjadi semegah awan cumulus lagi
Karena kini kau telah terbawa awan nimbus
Seiring perasaan cinta yang mulai pupus

Minggu, 06 Juli 2014

KURANG MERASAKAN PIALA DUNIA 2014

    Tahun 2014 sebenarnya merupakan tahun yang cukup special. Selain adanya pesta demokrasi di Indonesia pada tahun ini juga diselenggarakan ajang pertandingan sepak bola tersohor yakni piala dunia. Piala dunia dimulai tanggal 9 Juni 2014 lalu dan ditayangkan juga oleh stasiun TV swasta di Indonesia. Semarak piala dunia di Indonesia tidak mengalami grafik turun meski bangsa ini juga tengah disibukkan dengan urusan kampanye dan politik. Beberapa media elektronik dan cetak juga tetap mengirimkan reporternya ke Rio de Jenario, Brazil meski di Indonesia juga sedang dibutuhkan banyak reporter untuk meiliput berita seputar pemilu. Lagu piala dunia juga tidak jarang didengar meski menurut saya itu seperti lagu ketika zaman 2006. Semua kemeriahan sepak bola piala dunia dihadirkan di Indonesia dengan sama meriahnya seperti tahun-tahun sebelumnya.
      Namun, satu hal yag berbeda pada pikiran dan perasaan saya sekarang. Saya yang memang bukan bola mania merasa sama sekali tidak terdorong untuk menonton salah satu pertandingan saja pada Piala Dunia. Padahal  empat tahun yang lalu ketika pesta bola ini juga diselenggarakan (tahun 2010) saya sangat semangat menyambut dan menikmatinya. Saat itu, saya yang pada dasarnya tidak menyukai bola dan miskin pengetahuan tentang bola merasa tergerak hatinya untuk menonton piala dunia. Hampir tidak pernah terlewatkan pertandiangan bola piala dunia di televisi saya. Saya rela mennunggu siaran bola dan begadang hingga pukul 01.00. Saya sama sekali tidak merasakan kantuk, malas, atau pantangan lain selama menikmati piala dunia. Hal yang saya rasakan mungkin saya terkena virus piala dunia. Semua pandangan saya serasa pandangan pecinta bola.
     Berbalik dengan keadaan sekarang. Saat ini pesta bola tersebut sama sekali tidak tampil di layar kaca saya. Meskipun opportunity saya untuk menontonnya lebih banyak ketimbang 4 tahun yang lalu. Tahun ini piala dunia masih bisa dinikmati ketika para pelajar termasuk saya menghabiskan waktu untuk libur kenaikan kelas. Selain itu, akhir-akhir ini saya juga sering tidur larut malam dan berkutik di depan laptop untuk menyelesaikan Tugas Kaca KR. Hal ini seharusnya bisa lebih membuat saya mudah untuk menonton bola, karena saya masih bisa terjaga hingga larut malam. Minimal untuk satu pertandingan saya masih bisa menontonya. Namun, anggapan ini tidak terjadi pada diri saya. Di tahun dan bulan bola ini saya merasa tidak ada apa-apa, tidak ada piala dunia. Saya memilih untuk langsung beristirahat ketika telah selesai mengerjakan tugas. Selain itu, saya pun juga tidak berminat untuk menonton siaran ulang pada siang hari. Hasrat saya untuk menonton bola 4 tahun lalu  rupanya hilang.


Sabtu, 05 Juli 2014

SELEKSI AFS-YES TAHAP 3 CHAPTER YOGYAKARTA TAHUN 2014 Part-2

     Sedikit menyesal, itulah yang sama-sama kami rasakan. Rasanya ada yang kurang dalam diskusi kami tadi, yakni kesimpulan. Tapi, kami berharap juri sudah dapat mengetahui maksud dan arah diskusi kami. Lebih-lebih kami berharap, juri mampu mengetahui jalan pikirian dan pandangan kami ke depan. Untuk melupakan penyesalan kecil kami ketika diskusi, kami diajak kakak-kakak panitia untuk sharing di kantin Fakultas Psikologi. Saat itu kami ditemani Kak Mila dan Kak Dito. Mereka adalah kakak-kakak volunteering AFS/YES. Kak Mila adalah returnee YES tahun 2012 sedangkan Kak Dito kandidat Nasional YES tahun 2013. Berdasarkan cerita mereka ketika seleksi maupun ketika di negara tujuan, saya merasa bahwa untuk program seleksi AFS memliki peluang yang lebih kecil dari YES. Hal ini disebabkan program AFS diperuntukkan kepada banyak Negara. Sedangkan YES  khusus negara yang penduduknya mayoritas muslim. Selain itu dari kepengurusan AFS kurang diurus lebih rapi dibanding YES. Kemudian, karena AFS merupakan beasiswa parsial, maka jumlah yang diberikan disesuiakan dengan pendapatan per kapita tiap negara. Bagi negara yang pendapatan per kapita sedikit, otomatis beasiswa yang dikeluarkan untuk tiap orang lebih banyak dan itu berarti jumlah kuota yang mendapatkan beasiswa hanya sedikit, karena tiap kuota sudah dibiayai banyak.
     Sembari mengobrol, akhirnya tim lain berdatangan. Ketika tim lain berdatangan suasana semakin ramai. Kamipun menjadi semakin akrab, kami sudah merasa layakanya teman sekelas sendiri. Meski kami berasal dari berbagai sekolah dan daerah. Saya bertemu dengan sosok kritis yang sangat percaya diri, Ghazi adalah panggilannya. Ghazi berasal dari SMA Negeri 8 Yogyakarta. Perkenalan kami dimulai dari ceritanya tentang suasana diskusi timnya kemudian berlanjut dengan bermain bersama “permainan tangan”. Menurutku, Ghazi adalah sosok yang “easy going”  dia mudah berbaur dan berteman dengan siapa saja. Ketika mengobrol dengan saya, dia langsung “nyambung “ dengan ucapan saya dan cepat merasa akrab. Ghazi juga menjadi anggota baru tim 1 untuk seleksi sesi berikutnya.
     Ya, akhirnya sesi kedua yang menjadi sesi terakhir seleksi tahap 3 segera dimulai. Semua peserta penasaran dengan macam tes yang akan diberikan. Meski demikian, kami tetap berusaha menjaga spirit  dan mental di tengah-tengah hawa panas yang menyelubungi suasana saat itu. Bahkan, buruknya cuaca dan sibuknya pikiran kami dengan mempersiapkan UKK (Ujian Kenaikan Kelas) juga membuat ada beberapa peserta merasa kurang fit  sehingga diperlukan penangan khusus. Mereka diberi kesempatan dahulu untuk mengikuti sesi 2.  Ruang pelaksanaan sesi 2 sama dengan ruang untuk diskusi kelompok, sesi sebelumnya.
     Saya, Innaz, Ken, Nica, Haryo, dan ADB masih satu tim ditambah dengan Ghazi, Titis,  dan Sarah. Kami menuju gedung yang sudah ditunjukkan setelah teman-teman yang sakit selesai melaksanakan sesi 2. Perasaan kami saat itu dibawa enjoy  saja. Jadi, kami sama-sama tidak merasa beban, pokoknya pikiran kami dibawa santai selayaknya orang yang telah yakin dan siap menghadapi UN. Suara gaduh dan riuh -tepuk tangan menyambut langkah-langkah kami memasuki ruangan. Meski ruangannya sama dengan yang tadi, tetapi saya merasa ada suasana beda di sesi ini. Semua menyambut kami dengan suka cita layaknya kami yang menjadi superstar saat itu.

Jumat, 04 Juli 2014

SELEKSI AFS-YES TAHAP 3 CHAPTER YOGYAKARTA TAHUN 2014 Part-1

    Melihat nomor saya terpampang diantara 34 nomor lain pada pengumuman kelulusan seleksi Tahap 2 membuat hati saya seakan berguncang, merasa terkejut, namun bahagia dan optimis terkembang. Saya sangat bersyukur bisa diberi kesempatan untuk berlanjut mengikuti rangkaian seleksi AFS-YES.  Bagi saya seleksi tahap 3 ini merupakan gerbang akhir menuju penentuan keberangkatan saya ke luar negeri. Seleksi ini benar-benar harus dipersiapkan dengan baik, agar pada babak penentu ini kita dapat menampilkan secara total seluruh kemampuan dan keterampilan kita yang akan menjadi pertimbangan  untuk diberangkatkan ke luar negeri.
      Hari-hari sebelum seleksi saya sempatkan untuk melacak informasi mengenai pelaksanaan seleksi tahap 3. Pasalnya, panitia tidak memberikan informasi jelas mengenai macam seleksi dan tata cara pelaksanaan. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari kakak kelas yang pernah mengikuti seleksi tahap 3 AFS-YES tahun sebelumnya, menyebutkan bahwa pada seleksi ini akan ada 2 macam sesi. Sesi pertama adalah diskusi kelompok dan sesi kedua adalah kerja kelompok semacam membuat seni kriya. Namun, kakak kelas saya menuturkan bahwa setiap tahun jenis seleksi akan berbeda. Namun, tetap ada diskusi kelompok. Tak puas dengan penjelasan tersebut, saya mencari informasi dari chapter (cabang) lain. Pada tweets chapter Bandung mengumumkan bahwa pada seleksi tahap 3 yang dilaksanakan di Bandung akan ada tes bakat. Melihat informasi tersebut, saya tak habis pikir dan langsung belajar menari bersama guru seni budaya saya.
    Kemudian, 3 hari sebelum pelaksanaan tes tahap 3 barulah panitia memberi kabar tentang pelaksanaan tes, bahwa ternyata tidak ada tes bakat. Namun, panitia tidak membeberkan jenis-jenis tes yang akan dikeluarkan selain diskusi kelompok tersebut. Menurut saya, hal ini seperti kesengajaan untuk menutupi, agar diri kita siap menerima tatangan apa saja yang akan diberikan nantinya. Berbeda dengan seleksi tahap 1 dan 2 yang dilaksanakan di saat para siswa kelas 10 tidak dalam masa sibuk, maka seleksi tahap 3 diselenggarakan ketika siswa kelas 10 sedang mengikuti Ujian Kenaikan Kelas. Saya tak tahu apakah ini sengaja atau bukan, yang jelas hal tersebut juga merupakan suatu bentuk pengajaran tentang kesiapan kita dalam menghadapi dua hal yang sama-sama pentingnya bagi diri kita.
    Akhirnya, hari yang ditunggu tiba, Minggu 8 Juni 2014 kami, ketigapuluh lima peserta seleksi tahap 3 sudah bersiap di gedung Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Saat itu, para peserta cukup menunggu lama hingga acara dibuka, kurang lebih 20 menit lebih lambat dari jawal yang diumumkan. Meski demikian, para peserta tetap merasa enjoy dan memanfaatkan waktu tersebut untuk saling berkawan, bergaul, dan mengembangkan komunikasi satu sama lain. Kekeluargaan secara tak sengaja mulai terbentuk, dan hal tersebut terus berkembang memasuki jam-jam berikutnya.

Kamis, 03 Juli 2014

SELEKSI AFS-YES TAHAP 2 CHAPTER YOGYAKARTA TAHUN 2014

       Alhamdulillah akhirnya saya berhasil lolos dalam seleksi AFS/YES Tahap 1. Maka selanjutnya, saya harus mengikuti seleksi tahap 2. Seleksi ini diselenggarakan tanggal 17 Mei 2014, bertempat di SMA Negeri 9 Yogyakarta. Peserta yang lolos untuk mengikuti seleksi ini berjumlah 81 orang. Seleksi ini diselenggarakan dalam 2 batch, yakni batch pagi dan batch siang. Batch pagi dimulai pukul 07.00 WIB dan batch siang dimulai pukul 12.00 WIB. Pada seleksi ini akan ada dua sesi, kedua sesi tersebut berupa wawancara. Wawancara pertama adalah wawancara mengenai kepribadian sedangkan wawancara kedua adalah wawancara Bahasa Inggris. Namun, urutan untuk setiap peserta bisa berubah.
       Acara dimulai dengan membentuk kelompok besar, kemudian saling memperkenalkan diri secara santai. Pembukaan dipandu oleh kakak-kakak returnee AFS/YES. Mereka juga nantinya akan bercerita seputar AFS/YES serta pengalaman merek adi Negara tujuan. Di sela-sela mereka bercerita akan ada satu sampai tiga orang yang dipanggil secara acak menuju ruang wawancara. Saat itu, saya adalah orang yang pertama kali ditunjuk pada seleksi kedua di batch siang. Hati saya sedikit berdebar namun saya tetap mengumpulkan kepercayaan diri dan optimis. Saya langsung ditempatkan pada bagian wawancara tentang kepriabdian. Wawancara ini menggunakan Bahasa Indonesia, dan pewawancara berasal dari alumni AFS/YES yang sudah senior.
     Sebelum masuk ke ruangan, ada seorang kakak returnee yang menjadi pemandu kita untuk memlangkah menuju ruangan. Diharapkan kita tetap berlalu sopan dan menjaga attitude di depan dewan juri sekaligus pewawancara. Di dalam ruangan ayang sudah sangat steril dan super tenang ada 3 oarang dewan juri yang siap menanyai saya saat itu. Tahap wawancara diawali dengan perkenalan diri saya secara singkat kepada dewan juri tersebut. Kemudian acara-acara ngorbol santai secara tidak langusng terjadi., Setelah perkenalan singkat tersebut secara tak langsung salah satu juri mengambil alih pembicaraan. Saya ditanyai berbagai macam hal terutama yang berkaitan dnegan latar belakang diri dan kehidupan saya. Saya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dnegan adanya. Saya ceritakan semua hal yang memang terkait pada diri saya.
    Kemudian di tengah wawancara juri lain juga menyambangi saya dengan beberapa pertanyaan. Menurut saya pertanyaan dari juri laki-laki tersebut terkesan lebih serius. Namun, hal demikian tidak kemudian menyulut emosi saya. Saat itu saya benar-benar diahruskan untuk berpikir tenang, cepat, tanggap, dan tepat. Jawaban yang saya lontarkan tidak serta merta diiyakan atau dianggap ebanr. Pertanyaan masih tetap terus dikejar oleh beliau dnegan kritis dan sedikit menjurus. Kemduian juri ketiga yang lebih sedikit santai dan cenderung tidak terlalu memberikan pertanyaan berat atau serius. Juri tersebut hanya menanyak tentang hasil-hasil karya menulis dan pemikiran dalam tulisan saya. Tak terasa sekitar 30 menit, wawancara kepribadian tersebut selesai ditadnai dengan tepuk tangan ketiga juri tersebut. Saat itu saya berharap akan dikategorikan sebagi seorang yang berhasil menaklukkan wawancara tersebut.

Rabu, 02 Juli 2014

SELEKSI AFS-YES TAHAP 1 CHAPTER YOGYAKARTA TAHUN 2014


       Pagi itu sekitar pukul 06.30 WIB saya sudah bersiap di halaman Fakultas Teknik Arsitektur UGM, tempat diselenggarakan seleksi. Pada tanggal yang sudah ditentukan yakni Minggu, 27 April 2014 Yayasan Bina Antar Budaya menyelenggarakan seleksi perdananya untuk mendapatkan beasiswa AFS dan YES. Seleksi ini dikuti oleh sekitar 400 siswa dari Yogyakarta dan sekitar Jawa Tengah. Tampak seluruh siswap dengan dari berbagai kalangan dan karakterisitik tumpah ruah, saling mengembangkan senyum, menatap dengan cerah seleksi tahap pertama yang akan jadi gerbang awal untuk mengikuti AFS/YES
     Ruangan seleksi dibagi menjadi 4, sehingga di satu kelas akan terisi kurang lebih 100 peserta. Seleksi tahap 1 bisa dikatakan seleksi yang benar-benar dasar dalam rangakaian seleksi dan tahapan untuk banr-banra bisa mengikuti program AFS/YES. Pada seleksi ini akan diselenggrakan secara tertulis dan dibagi dalam 3 sesi. Sesi pertama adalah tes pengetahuan umum dengan jumah soal 100 multiple choice. Sesi kedua adalah tes bahasa inggris dengan jumlah soal 50 multiple choice. Sedangkan sesi ketiga berupa seleksi menulis Essay Bahasa Indonesia. Seleksi dimulai tepat pukul 07.00 WIB namun waktu pengerjaan soal untuk sesi pertama dimulai pukul 07.15 WIB.
       Sesi pertama adalah tes pengetahuan umum. Materi yang diujikan berkisar anatar matematika dasar, Ilmu Pengetahuan Alam dasar, Ilmu Pengetahuan Sosial. Namun, yang lebih banyak ditekankan adalah masalah-masalah yang sedang hangat diperbincangkan. Lembar Jawaban memang tidak diatur dalam bentuk Lembar Jawab Komputer sehingga tidak perlu menggunakan pensil 2B khusus. Dalam menjawab soal juga tidak ada pengurangan nilai apabila ada jawaban yang salah. Semua terkesan flesksibel, hal yang utama adalah kita dapat teliti memahami dan menjawab soal dengan benar. Ketenangan pikiran, flashback, dan olah informasi sangat dibutuhkan pada tahap ini teruatam pada tes pengetahuan umum. Biasanya soal-soal juga tidak jauh dari lingkungan kita, kebaisaan kita, bahkan berita yang akhir-akhir ini kita dengar. Oleh karena itu, diharapkan untuk sukses pada tahap ini kita dibiasakan untuk peka terhadap lingkungan sekitar. Mengetahui apa yang sedang terjadi, bagaimana pemikiran dan langkah kita untuk mengatasi, membuat diri kita saat akan wawasan dan pengetahuan.

Selasa, 01 Juli 2014

PENGALAMAN IKUT SELEKSI AFS/YES

       Sudah 3 bulan belakangan ini saya sengaja menyibukkan diri untuk mengikuti beberapa seleksi. Ya, saya memang mempunyai target untuk bergabung dan mengikuti kegiatan yang saya inginkan. Kegiatan yang saya maksud adalah bergabung dengan klub jurnalistik KACA dan mengikuti program pertukaran pelajar AFS. Namun, pada tulisan saya kali ini saya akan menceritakan lebih jauh tentang keikutsertaan saya pada seleksi AFS tahun 2014 ini.
      Program AFS (American Field Service) pada awalnya merupakan program bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Amerika. Namun sekarang program itu lebih dispesifikkan lagi dengan memberikan bantuan beasiswa bagi pelajar untuk bersekolah di luar negeri. Program AFS hampir serupa dengan YES (Youth Exchange and Study), YES sendiri juga merupakan program beasiswa penuh yang diberikan Pemerintah Amerika Serikat dalam rangka menjembatani pemahaman dan saling pengertian anatar Negara dengan populasi muslim signifikan dengan masyarakat Amerika Serikat. Perbedaan uatama anatar AFS dan YES adalah apabila AFS tidak full beassiwa namun Negara tujuan bisa beragam, tidak hanya AS saja. Sementara, YES merupakan program full beasiswa, namun Negara tujuan hanya AS saja. Kedua program tersebut ada di bawah naungan Yayasan Bina Antar Budaya.
     Berhubung kedua program tersebut dibatasi oleh rentang usia tertentu, maka saya hanya dapat memilih program AFS. Minat saya dengan program AFS memang mulai tercetus sejak saya berada di bangku SMP kelas 8. Saat itu informasi menegnai AFS saya peroleh dari teman saya pindahan dari Bekasi., Innaz. Innaz memiliki kaka yang pernah mengikuti program YES. Melalui ceritanya akhirnya saya paham dan mengerti kedua program tersebut, dan sejak saat itu pula saya beritikad untuk mengikuti program tersebut ketika SMA ini. Nah, tepat ketika waktu yang ditentukan yakni ketika saya dudah menduduki bangku SMA kelas 1 saya mendaftar program AFS dengan terlebih dahulu mengikuti open house yang diselelenggarakan oleh Yayasan Bina Antar Budaya.
       Open House yang dilaksanakan tanggal 23 Maret 2014. Di dalam acara tersebut diadakan sosialisasi dan presentasi megenai kegiatan-kegiatan AFS dan YES. Selain itu juga diadakan pameran dari beberapa kakak-kakak retunee (yang sudah mendapat beasiswa AFS/YES). Program yang ditawarkan AFS dan YES ternyata tidak hanya mengirimkan siswa-siswa Indonesia ke Negara lain, tetapi ada pula program hosting dan volunteering. Program hosting adalah program untuk sukarela menajdi keluarga angkat bagi siswa-siswa luar negeri yang belajar di Indonesia. Sedangkan program volunteering adalah suatu program untu mejadi sukarelawan baik di dalam maupun di luar negeri yang akan mengabdi kepada masyarakat atau lembaga tertentu. Pada kesempatan sosialisasi dan presentasi tak jarang para siswa maupun wali murid yang bertanya untuk kejelasan dan kedetailan program.
      Open House juga diisi dengan penjualan PIN pendaftaran. Jadi, untuk mendaftar harus mempunyai PIN yang nantinya harus diinput secara online di web Bina Budaya. Selesai tanya-jawab saya membeli PIN seharga Rp.50.000,00 tersebut, karena saya membeli PIN pada saat open house maka saya juga diberi bonus ice cream. Open house ini benar-benar harus dimanfaatkan untuk menggali informasi sebanyaknya tentang AFS/YES agar nantinya tidak keliru dan salah mengambil keputusan serta agar bisa memiliki pandangan mengenai prosedur pelaksanaan dan macam seleksi yang akan diselenggarakan.

                                                                                                                                                     . 

Senin, 30 Juni 2014

KHAYAL DAN NYATA

Jika kau merasa khayalan akan menjadi kenyataan
Maka temukanlah khayalan itu pada berkas rerumputan
Rapuh karena terbakar
Hitam berabu sangat tebal

Namun, jika kau merasa khayalan itu akan jadi kenyataan
Kau dapat pula terima setangkai mawar penuh pesona
Kebanggan, harga diri, dan keelokannya terpancar pada setiap kelopak merahnya
Sebuah tanda dari seluruh asa yang telah dikerahkannya
Hingga mencapai angan yang dulu diimpikannya

Khayalan adalah suatu fantastis belaka
Kau bisa seruapakan dengan roman, fiksi, yang menyayat hati
Kau bisa pula samakan dengan kuda terbang, cerita peri, atau 1001 malam
Jalan khayalan adalah hak mu dan kepunyaanmu itu kau sendiri yang tentukan
Kau bisa reka alur indah dengan mudah
Atau kau mencoba beralur buruk dengan segala spekulasi terpuruk

Kenyataan adalah kejadian pasti, tak mungkin terubah dan diubah
Khayalan tak jarang berubah jadi kenyataan
Baik atau buruk semua kemungkinan khayalan akan terjadi
Maka khayalkan sesuatu yang mungkin, renungkanlah setiap waktu
Tak jarang itu akan jadi tombak bagi dirimu
Untuk mengubahanya menjadi suatu kenyataan

Minggu, 29 Juni 2014

IN THE LAST OF JUNE 2014

        Tanggal 29 Juni adalah hari pertama puasa bagi sebagian besar umat islam di dunia. Namun, sayang ketika moment puasa di hari awal ini tiba saya belum boleh merasakan puasa. Pasalnya tamu yang datang tak diundang dan pulang tak diantar pada tubuh ini sedang mampir. Ya, otomatis sebagai wanita dalam masa pubertas akan diharamkan untuk berpuasa. Well, meski demikian saya tetap menikmati  suasana ramadhan yang akhirnya tiba pada penghujung bulan Juni ini. Meski sedikit kurang nge-feel karena belum ikut berpuasa, namun saya tetap merasakan kehangatan yang terpancar pada bulan ramdahan ini. Saya berharap ”tamu”ku ini segera pergi dan aku bisa segera ikut berpuasa.
      Tetapi di sisi lain, saya merasakan ada hal-hal yang sedikit berbeda pada ramadhan tahun ini. Perbedaan pertama adalah pada bulan ramadhan tahun ini akan diselenggarakan Pemilu Capres dan Cawapes, yang sepengetahuan saya pemilihan ini baru pertama kali diselenggaakan pada bulan ramadhan. Selain itu berkaitan dengan kalender, di bulan ramdhan tahun ini juga sudah masuk tahun ajaran baru pada minggu ketiga ramadhan. Padahal kita tahu, liburan lebaran yang diberikan Dinas Pendidikan pada umumnya adalah satu minggu sebelum lebaran. Tetapi, jika kita lihat rentang waktunya, saya rasa siswa-siswa hanya masuk sekitar satu minggu pada awal tahun pelajaran 2014/2015 ini. Menurut saya, waktu yang demikian memang belum efektif untuk melakukan KBM, serta terkesan grusa-grusu. Saya berharap pihak sekolah, siswa, dan orang tua bisa saling bekerjasama agar pemanfaatan waktu tersebut benar-benar dapat digunakan dengan bijak, teruatan untuk para peserta didik baru agar bisa tetap bisa melaksanakan MOPDB dengan baik dan dapat menyesuaikan keadaan.
       Demikian, sekilas wacana dari saya mengenai permulaan Ramadhan di akhir bulan Juni 2014. Semoga segala agenda yang sudah kita rencanakan untuk mengisi Ramadhan tahun ini dapat berjalan lancar, tanpa halangan, serta diberkahi oleh Allah SWT. Saya juga berpesan agar kita semua dapat memanfaatkan waktu Ramadhan ini dengan sebaik mungkin agar kita tidak merasa sia-sia di bulan yang penuh rahmat ini, sekaligus agar diri kita dapat terus memperbaiki dan meningkatkan seglaa amalan baik sebagai bekal di akhirat nanti. 

Sabtu, 28 Juni 2014

SATE KLATHAK PAK PONG PLERET, BANTUL

Hari ini tanggal 28 Juni 2014 adalah hari terakhir sebelum puasa 1435 H. Di jalanan aku banyak melihat restoran, rumah makan, dan tempat nongkrong (café) penuh dengan para keluarga maupun anak muda yang menghabiskan waktu terakhir makan siang bersama sebelum berpuasa. Bagiku ini namanya memuaskan makan sebelum puas. Dalam hati saya berucap, “Ini orang kayaknya pada puas-puasin makan semua, kali ya?, habisnya semua tempat makan dari kelas menengah dan mewah semuanya penuh”. Mengikuti arus, akhirnya aku dan keluarga juga memutuskan untuk memuaskan waktu makan siang bersama di salah satu tempat makan yang tak asing lagi, yakni Sate Klathak Pak Pong Pleret Bantul.

Siang ini adalah pengalaman pertamaku untuk mencicipi sate yang sudah banyak dibicarakan orang tersebut. Kami menuju lokasi sekitar pukul 13.30 dan tiba sekitar pukul 15.00. Sate Klathak Pak Pong terletak di Jalan Imogiri Timur km 10 tepatnya di  dusun  Brajan, Wonokromo, Pleret, Bantul. Lokasinya memang cukup strategis di pinggir jalan raya, dan itu juga sejalan dengan banyaknya mobil dengan berbagai plat memenuhi parkiran yang disediakan. Sampai di lokasi, terlihat 2 bangunan rumah makan Sate Klathak Pak Pon yang saling bersebrangan, dan keduanya sama-sama dipenuhi pelanggan.

Melihat larisnya rumah makan Sate Klathak ini, aku teringat dengan cerita guru kewirausahaanku. Sebenarnya, terkenalnya sate ini berasal dari salah seorang sopir yang bekerja di perusahaan besar di tengah kota. Ketika mengajak tamu perusahaan berkeliling Jogja, sang tamu bertanya tentang makanan khas Jogja yang enak. Sang sopir dengan percaya diri menawarkan untuk mencicipi sate Klathak di daerah imogiri tersebut yang juga merupakan daerah asalnya. Walhasil, setelah bertandang ke sate Klathak dan puas dengan cita rasa yang disuguhkan tak berapa lama banyak karyawan dan teman-teman kantor perusahaan tersebut yang ikut mencicipi sate Klathak. Hingga sekarang tdiak haya dari kalangan kantoran yang memburu sate tersebut tapi banyak pula kalanagan mahasiswa, pelajar, dan wisatawan luar kota yang sengaja berkunjung ke jalan Imogiri timur untuk menyantap sate ini.

Jumat, 27 Juni 2014

JERIT MALAM - Part 2

      Mata sudah tertutup sekitar 15 menit. Belum ada tanda-tanda untuk terbuka, juga belum ada tanda-tanda untuk melanjutkan perjalanan. Kami hanya bisa mengisi waktu malam yang semakin larut itu dengan mengobrol dan beristirahat. Aku sempat tertidur, karena kurasa badan sudah tak tahan menopang kelelahan dan rasa kantuk. Kaki semakin pegal, berkali-kali kuluruskan kakiku ini, lalu kulipat kembali.
      Setelah beradaptasi dengan keadaan sekitar dan suara teman-teman yang tak jelas. Akhirnya aku sudah bisa mengenali orang-orang di sekitarku. Di samping kananku ada Yovita pimpinan Sangga Wardah Hafidz. Sementara di sebelah kiriku ada Safira, pimpinan sangga R.A Kartini. Kami saling berpegang tangan, tanda bahwa kami saling berdekatan. Shafira sempat bercerita padaku bahwa salah satu anggota sangganya hilang dari barisan. Aku terkaget dan semakin takut dengan keadaan ini. Serta merta, setelah Safira menceritakan hal itu padaku, aku segera meneliti anggota sanggaku. Syukurlah, anggota sanggaku masih lengkap berjumlah 7 orang.
     Namun, teka-teki hilangnya Aurel (anggota sangganya yang hilang) masih saja berada di benak ini. Safira mengatakan bahwa  ketika sangganya diperintahkan untuk duduk pada pos empat, Shafira masih mendengar suara Aurel. Namun, beberapa menit kemudian ketika Safira mengajak anggotanya untuk mengobrol bersama, dia tidak mendapati suara Aurel lagi. Safira juga tidak mendengar tanda-tanda kepergian Aurel seperti suara langkah kaki, ada orang yang mengikuti, dan sebagainya. Safira sangat khawatir dengan Aurel. Dirinya takut Aurel akan dibawa kemana karena terpisah dari sangganya. Selain itu, Safira juga takut jika dihukum karena tidak dapat menjaga anggota sangganya.
     Kubantu Safira, dengan berteriak kecil memanggil Aurel. Namun, tidak ada jawaban. Entah karena Aurel tak mendengar, Aurel tak ada di tempat, atau karena Aurel memang diperintahkan untuk tidak boleh menjawab. Beberapa kali aku memanggil Aurel dalam tempo waktu yang berbeda. Tetapi sama saja, belum ada jawaban Aurel kudengar. Rupanya teriakanku dan candaan teman-teman yang lain sudah terlalu berisik. Sehingga akhhirnya kami ditegur oleh Kakak Pembina.
   Teguran dari kakak Pembina menandai kelanjutan acara jerit malam ini. Kami diperintahkan untuk kembali berdiri dan berbaris. Namun, dengan posisi mata masih tertutup slayer. Kemudian, kakak Pembina menggabungkan 2 sangga menjadi satu barisan. Sanggaku bergabung dengan sangga Shafira. Aku menyambung barisan dengan memegang pundak anggota sangga Safira yang paling belakang. Setelah semua anggota bersiap saling berpegang erat pundak teman di depannya, perjalanan pun berlanjut.

Kamis, 26 Juni 2014

JERIT MALAM - Part 1

      Pengalaman berkesan waktu kemah kemaren, yaitu waktu kegiatan jerit malam. Acara jerit malam dimulai pukul 20.00 WIB, belum terlalu malam bagi kami semua satu sangga. Kebetulan karena barisan kami termasuk barisan depan, sehingga kami diberangkatkan dahulu oleh kakak-kakak DA (Dewan Ambalan). Perjalanan dimulai dengan menyusuri hutan di belakang bumi perkemahan. Pada menit-menit awal keberangkatan kami masih sempat disapa kakak-kakak DA yang meberikan kami say good bye, see you, dan be careful. Kemudian ada juga dari pihak guru dan kameramen yang melepas kepergian kami.
      Kami mulai sedikit panik, ketika jalanan yang kami lewati mulai menanjak. Suasana mulai gelap dan cahaya dari bumi perkemahan mulai tak terlihat. Kami sudah di tengah hutan. Mati kami kosong dan tabu. Hanya 3 senter yang kami boleh kami nyalakan ketika jerit malam ini. Kami terus konestrasi dengan medan yang kami lewati, serta teliti mencari petunjuk arah. Sebelumnya kakak DA, telah mberiathukan bahwa penunjuk arah uatama ada 3. Yaitu segitiga merah berarti belok kanan, segitiga kuning berari lurus, dan segitiga biru berarti belok kiri. Sekitar 70 meter awal kami menyusuri hutan, belum ada tanda-tanda yang kami dapat. Suara Qs. Al Fatihah, Qs. An-Naas, dan Qs. Al Falaq terus kami dengungkan untuk keselamatan diri kami dan memperkuat keberanian kami saat itu.
       Tanda awal yang kami temukan adalah segitiga merah di persilangn jalan simpang lima. Persilangan jalan itu cukup aneh karena ada 3 lajur atau 3 jalan ada di sebelah utara dengan sudut serong yang saling berimpitan. Ketika menemukan tanda segitga merah tersebut, pada awalnya aku sudah mengarah ke simpang ketiga yang merupakan jalur ketiga dari 3 lajur yang saling berdekatan tersebut. Menurutku jalur tersebut sudah terhitung belok kanan, karena dari pohon yang ditempel tanda segitiga merah ada di pertengahan antara 3 lajur yang berdekatan tersebut. Tapi, beberapa teman menganggap bahwa belokan ke arah kanan ada pada beberapa meter dari pohon yang memang sudutnya lebih terlihat membelok.
       Suasana mulai memanas, kebingungan,  dan khawatir mulai memuncak. Aku sebagai pimpinan sangga tidak langsung memaksa kehendak dan secara aklamasi memutuskan untuk belok ke lajur pilihaku itu. Aku menyarankan untuk mundur pada posisi awal dimana terdapat belokan kanan yang sedari tadi dianggap teman-teman sebagai belokan kanan yang tepat. Kembali ke posisi awal itu, semakin mencakam bagi kami. Cahaya-cahaya silau entah dari sumber apa, kilatan, dan suara aneh mulai menjadi-jadi. Hingga akhirnya kami memutuskan bersma untuk berbelok pada yang sudah kusarankan tadi. Kami semakin yakin dengan jalan yang kami pilih ketika dari sayup-sayup kami mendengar suara kakak DA yang sudah tak asing di telinga kami. Mereka menunggu kedatangan kami di pos 1.  
      Perjalanan mulai terasa lebih menantang, ketika kami mulai memasuki pos kedua. Jalanan menikung mulai banyak kami lalui, bahkan ada juga jalan yang sengat sempit bagi kami sehingga langkah kami benar-benar terhambat. Dalam perjalanan menuju pos 2, nyali kami sebenarnya belum kuat. Meski kami, juga sempat melewati beberapa rumah warga, tetapi kami juga lebih banyak mendengar embikan kambing, lolongan anjing, dan hawa dingin menyeramkan. Sehingga tanda-tanda aman yang kami lihat rupanya masih kalah dengan suasana yang kami rasa saat itu. Dingin, gelap, cahaya silau, semak-semak yang bergerak, dan suara-suara aneh yang entah darimana asalnya.

Rabu, 25 Juni 2014

NIKMATNYA MAKAN SAAT KEMAH

Pada tangal 23-25 Juni 2014 aku mengikuti kegiatan Kemah Akhir Tahun yang diselenggarakan sekolahku yakni SMA Negeri 1 Pakem. Kemah dilaksanakan di bumi perkemahan  Lembah Merapi, Turi, Sleman. Selama kemah sanggaku selalu mengusahakan untuk memasak makanan sendiri. Bagi kami, memasak makanan sendiri untuk setiap anggota sangga akan lebih menghemat dan mengenyangkan. Pasalnya, apabila kita hanya mengandalkan mie instan atau roti saja sebagai pengganjal perut, belum tentu akan cukup menegembalikan energi kita yang terkuras mengikuti kegiatan kemah. Oleh sebab itu, sanggaku memutuskan dan telah menyepakati untuk memasak bersama, terutama tetap memasak nasi sebagai makanan pokok. Sanggaku juga telah membuat menu masakan yang akan kami masak selama kemah.

Masakan kami yang paling berkesan adalah bakso dengan mie kuning dan bihun. Bakso yang kami buat serupa dengan bakso yang biasa dijual di kaki lima atau gerobak. Masakan tersebut kami buat bersama hingga saling mencicipi makanan, sebelum dihidangkan. Alhamdulillah, bakso yang kami buat tersebut laris manis, terbukti setiap anggota sangga makan dengan porsi banyak dan ada pula yang menambah makan. Aku sendiri sebagai anggota sangga yang ikut memasak dan membawa bahan makanan bakso merasa senang dan puas. Teman-teman menyukai bakso yang kubawa sehingga aku merasa tidak sia-sia membawa bahan makanan tersebut.

Aku yang pada awalnya tidak terlalu suka memakan bakso dengan nasi seperti yang dilakukan teman-teman, menjadi suka dan “feel yummy with this food”. Aku sendiri tidak terlalu tahu penyebabnya. Mungkin ini disebabkan karena kelaparan yang terlanjur kurasakan dan menu makanan hanya itu. Penyebab lain dikarenakan aku memakan masakan bakso tersebut bersama-sama dengan teman-teman. Namun, yang pasti aku merasakan suasana hangat ketika makan bersama dengan teman-teman yang sama-sama menyukai masakan bakso tersebut.

Selasa, 24 Juni 2014

Makna Lirik Lagu River JKT 48 Part-2

 Teman-teman lanjut lagi ya kita telisik makna lirik lagu River JKT 48 

Tepat di depan matamu
Ada sungai mengalir
Luas, sebuah sungai yang besar
Walaupun gelap dan dalam
Walaupun arusnya deras
Tidak perlu ketakutan
Walaupun kau terpisah
Ya, tepian pasti ada
Lebih percayalah pada dirimu

Bait ke empat sudah masuk masuk pada reff awal. Nada sudah terlihat lebih santai. Pada bait ini pula lebih banyak makna khas ala Jepang yang menyimpan maksud-maksud tersirat. Contohnya //Luas, sebuah sungai yang besar// menunggambarkan bahwa suatu penghambat atau rintangan yang besar. Namun, pada kalimat //Walaupun gelap dan dalam//Walaupun arusnya deras// digambarkan bahwa sebuah keinginan yang mana keinginan itu terlihat sangat jauh dari kemampuan. Gelap dan dalam menunjukkan suatu keinginan yang susah dan sangat tidak mungkin dicapai. Sedangkan //arusnya deras// bisa menungkapkan bahwa suatu keinginan atau cita-cita itu sudah terlalu banyak hambatannya, terlalu banyak saingannya.

Selanjutnya kalimat, //Tidak perlu ketakutan//walaupun kau terpisah//ya, tepian pasti ada//lebih percayalah pada dirimu// menunjukkan bahwa meski keinginan atau cita-cita banyak menuai hambatan, saingan, dan terasa sangat mustahil dicapai. Kita tidak perlu takut dan pesimis untuk menjalaninya. Walaupun dalam perjuangan kita meraih cita-cita atau imipan harus berpisah dengan segala sesuatu yang dulu bersama kita. Misalnya untuk kuliah di luar kota, kita berpisah dengan orang tua. Namun, kita masih tetap memiliki sandaran, kita masih memiliki penolong yang lain, pelepas rasa penat dan jenuh yang lain. Kita masih memiliki teman, kita pun bisa meminta saran dari sahabat atau menelepon orang tua kita di rumah. Terlebih penting lagi, Tuhan tentu terus bersama kita, maka yang kita perlukan adalah percaya pada diri sendiri bahwa meski ada hambatan-hambatan demikian kita masih memiliki potensi untuk berhasil meraih sebuah harapan.

Senin, 23 Juni 2014

Makna Lirik Lagu River JKT 48 Part-1

Halo teman-teman kali ini aku mau nge-post lagi nih tentang makna lirik lagu JKT 48. Kalau beberapa bulan dulu pernah vakum, nah sekarang aku kasih deh buat kalian, makna lirik lagu  River JKT 48. Lagu ini berkesan banget menurutku. Soalnya bagiku, lagu ini kayak infus di waktu aku lagi nggak semangat/down. Pokoknya kalau perasaanku lagi nggak enak gitu, aku bisa puter lagu ini 5 kali lebih dalam sehari. Itu bisa lebih buat ringan pikiranku, dan buat recharge semangatku lagi, kalau mimpi-mimpi kita itu masih bisa diraih.
Berikut ulasannya, selamat membaca dan menikmati isinya!

Majulah ke depan! (Got it!)
Janganlah berhenti! (Got it!)
Tujuan tempat matahari terbit
Ayo langkah di jalan harapan
Penghalang adalah River! River! River!
Dan yang membentang River!
Takdirnya River! River! River!
Akan diuji River!

Pada bait pertama ini, tempo sudah terasa cepat, hawa energik pada lagu sudah mulai terasa. Dari awalan intro, sudah menunjukkan bahwa lagu ini adalah lagu semangat. Tapi, mungkin belum bisa berpikir semangat apa yang akan digambarkan. Di lihat dari kalimat //Tujuan tempat matahari terbit//Ayo langkah di jalan harapan//, mengisyaraktkan bahwa kita harus maju ke depan, melangkah ke sebuah tempat yang diidamkan. Dalam hal ini kelompok JKT 48 menggambarkan dengan matahari terbit sebagai penunjuk negeri matahari terbit atau Jepang yang menjadi  tujuan mereka untuk bisa lolos menjadi anggota resmi JKT 48. Namun, Untuk penafsiran pendengar, matahari terbit itu bisa diibaratkan pada suatu tempat/waktu/peristiwa yang kita cita-citakan. //Ayo langkah di jalan harapan// menunjukkan bahwa dalam mencapai tempat yang kita inginkan itu kita perlu melangkah pada jalur yang benar, pada jalan harapan yang akan menunutun kita menuju tempat yang kita impikan tersebut.

Kemudian, pada kalimat// penghalang adalah River!River!River!// mengungkapkan bahwa yang kita ketahui river yakni sungai merupakan sebuah pembatas antara tempat satu dengat tempat lainnya. Maka itulah yang disebut penghalang kita dalam menapaki sebuah impian. Dalam menjalani suatu proses menuju kesuksesan pasti kita menemukan suatu penghambat. Maka pada lagu ini  penghambat itu digambarkan dengan sungai. Sungai yang membentang, memisahkan antara satu tempat atau satu proses dengan proses selanjutnya. Kemudian pada setiap river (penghambat) itulah menjadi ujian bagi kita, adanya penghambat (river) adalah seuatu kehendak Tuhan yang terjadi pada kita. Semua itu akan menguji diri kita seberapa kuat dan keraskah usaha kita utnuk meraih mimpi-mimpi.

Minggu, 22 Juni 2014

HARI SIBUK

Hari ini total sibuk banget, banyak planinng, banyak acara, banyak pikiran. Hari ini adalah H-1 aku kemah. Biasa kalau kemah, banyak bawaan, banyak persiapan, banyak macem-macemnya lah. Meskipun sudah ada beberapa barang yang persiapkan sebelumnya, tetap saja checking sana-sini itu penitng. Selain persiapan kemah, hari ini ada saudara-saudaraku dari Kudus yang berlibur ke Jogja. Aku sendiri udah kangen banget sama mereka. Tapi, kalau dilihat jadwalku yang sudah penuh dengan acara packing persiapan kemah, Aku harus berkorban dan memilih.sesuai kepentinganku. Sebenarnya, aku juga tidak merasa enak, di tengah mereka tiba di rumahku aku lagi sibuk sendiri jemur pakaian biar bisa dipakai untuk kemah. Namun, bagaimana lagi aku tetap harus melakukan itu biar kemah besok, bisa berjalan dengan lancar. Disamping ada saudara, hari ini aku diajak jenguk tetangga. jam 10 pagi. Ya, mau bagaimana lagi aku akhirnya tetep gak bisa jenguk soalnya sekitar jam sepuluhan itu, aku masih prepare kemah, selain aku juga pengen nikmati hari minggu dulu (hehehe), nonton acara kesukaan (Travelezza), dan tidak berapa lama kemudian saudara-saudaraku itu datang. Nggak enak juga kan kalau nggak dialayani, jadi aku bantu ibuku menyambut saudara-saudaraku itu. Setelah mereka sampai rumah, dan memutuskan untuk lanjut jalan-jalan lagi, aku akhirnya juga tetap nggak ikut. Aku memilih untuk pergi ke pasar sama ibu nyiapan buat beli bahan-bahan untuk masak waktu kemah besok. Tuh kan, aku tetep banyak acara. Nah, sampai saudaraku pulang pun, aku masih sibuk packing dan beresin barang-barang biar besok cap-cus tinggal berangkat. Ini dia, kesibukanku hari ini, aku bingung sih mau nulis apa lagi,Yap, pada intinya hari ini aku padat banget, dan aku juga harus persiapan fisik dan mental untuk kemah besok. Well, temen-temen cukup di sini aja ya tulisannya. Doakan kemah saya lancar, amiin :)

Sabtu, 21 Juni 2014

BEKERJA BENAR, BEKERJA PROFESIONAL

Akhir-akhir ini saya sering menemukan orang yang tidak menenuaikan pekerjaan sesuai kriteria dan petunjuk. Entah karena kurang peratian atau konsentrasi  ketika diperi pengarahan oleh pihak guru atau pendamping, beberapa orang yang saya temukan tadi tidak tuntas dalam melakukan pekerjaannya. Mereka benar-benar tidak sesuai kriteria. Tetapi, ketidakbenaran mereka terkadang sering dilebih-lebihkan. Dalam hal ini mereka sengaja memperbanyak hasil pekerjaan. Namun, sebenarnya itu semua tidak selalu dibutuhkan atau itu semua tidak sesuai dengan apa yang diminta. Beberapa orang yang masuk dalam kelompok ini menganggap hasil pekerjaanya sudah lebih baik karena dirinya menghasilkan lebih banyak pekerjaan dibanding yang lain. Meskipun kita tahu hasil pekerjaannya belum tentu benar.

Sifat lain dari kelompok tersebut adalah terkadang mereka juga mengaku bahwa pengorbanan dan kesusahan mereka ketika melakukan pekerjaan tersebut sangatlah banyak. Pengakukan tentang pengorbanan mereka biasanya digunakan agar hasil kerja mereka yang salah tetap bisa diterima. Padahal kita tahu, bahwa pada posisi yang sama dengan dirinya, banyak pula orang yang masih bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu dan tepat sasaran. Hal yang menyebalkan bagi saya adalah ketika mereka dengan semangat menceritakan kesusahan dan rintangan mereka secara berlebihan. Menurut saya, penuturan yang berlebihan tentang hambatan kepada rekan kerja, pembimbing, bahkan petugas menjadikan adanya semacam rasa belas kasihan kepada pelaksana pekerjaan tersebut. Rasa belas kasihan yang diberikan jika tidak dapat disikapi dengan bijak, akan menimbulkan rasa pilih kasih bahkan kolusi dan nepotisme. Imbasnya lagi, mereka yang tetap dibiarkan melakukan pekerjaan yang salah tetapi tetap diterima akan menjadikan kebiasaan mengerjakan pekerjaan salah sebagai hal yang umum di mata mereka. Maka akhirnya, dalam suatu organisasi akan terjadi suatu maltoleransi, yakni praktek toleransi yang berlebihan kepada para anggota, yang berakibat banyaknya kesalahan yang terjadi pada tubuh organisasi tersebut.


Oleh karenanya, sebagai pribadi yang profesional, bertanggung jawab, dan jujur kita perlu instropeksi diri. Usahakan diri kita tidak memiliki sifat-sifat sepeti di atas. Hal ini dikarenakan, individu dengan sifat-sifat di atas sangat merugikan rekan kerja dan mitra kerja yang menjadi kerjasamanya. Meski ada suatu adat yang menghimbau kita untuk mengembangkan toleransi kepada orang lain. Tetapi hendaknya, perlu kita perhitungkan dan pikirkan. Jangan terus memberikan toleransi tanpa memberikan suatu peringatan terhadap orang-orang yang memiliki sifat di atas. Kita harus bisa bersifat tegas dalam menghadapi setiap orang tremasuk dengan karakter di atas. Sehingga organisasi yang kita kelola atau kita pimpin tidak akan tersendat kienrjanya hanya karena adanya orang-orang yang belum professional dalam bekerja.

Jumat, 20 Juni 2014

KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL YANG TEPAT SASARAN


Komunikasi Antar Personal adalah suatu bentuk komunikasi atau bentuk kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain. Komunikasi Antar Personal cukup penting menjadi sorot perhatian karena untuk membentuk suatu hubungan sosial yang tinggi dan erat perlu memiliki kemampian berkomunikasi antar personal secara baik dan tepat.

Berdasarkan pengamatan saya terkait komunikasi antar personal antara saya dengan berbagai orang yang telah saya temui. Saya merasa bisa mengelompokkan ke dalam beberapa kategori yang memiliki ciri khas tertentu. Contohnya adalah ciri khas kelompok orang yang pasif yaitu tidak akan memberitakan sebelum ditanyai. Ciri khas kelompok orang semena-mena, yaitu merasa dirinya paling benar dan harus dituruti. Ciri khas kelompok orang sedikit sombong dengan merendahkan dirinya sendiri untuk menjatuhkan orang lain. Maksudnya orang pada kategori ini akan menilai dirinya dengan kekurangbaikkan. Padahal apa yang menjadi acuan rendah tersebut sebenarnya juga sudah terasa tinggi bagi orang yang menjadi lawan bicara. Namun, kelompok pada kategori ini bisa dikatakan lebih kooperatif dibanding kelompok yang semena-mena.

Kamis, 19 Juni 2014

TERBELALAK KAGET

Kurasa pepatah don’t judge book from this cover adalah hal yang paling tepat kurasakan kali ini. Jika rasanya memberanikan diri bertemu orang-orang asing itu susah, bahkan terlihat tidak mungkin ketika kau harus mengajaknya berbicara dengan kondisinya yang terlihat pendiam di matamu. Namun, sebaiknya kau tak ambil simpulan dulu. Bisa saja pikiranmu salah, dan apa yang menjadi kenyataan setelah kau mencoba lakukan itu adalah 180 derajat lebih baik dari apa yang kau bayangkan.

Untuk engkau yang buatku terkejut malam ini
Untuk engkau yang  sudah lama ingin kutanyai
Untuk engkau yang rasanya pasti jadi teladan sejati
Namun, dari waktu dulu baru tahu kalau sebenarnya kau asyik sekali.

Yah, aku hanya bisa berharap
Sikapmu malam ini bukan hanya satu kali
Tapi akan berulang kembali
Hingga menjadi sebuah kebahagiaan
Yang semakin berarti

Ini cuma perasaanku yang excited  malam ini, antara takut, senang, terkejut, jadi satu. Kemudian bayang-bayang panjang semakin melambung, dan rasa kekaguman semakin menggebu. Oh, apa ini benar-benar kenyataan. Namun yang jelas, gara-gara malam ini, gara-gara tugas kaca cari narasumber lima, setidaknya aku tahu kalau sifatmu tidak sama dengan yang ada dipikiranku.  


Rabu, 18 Juni 2014

KUA PAKEM CEGAH PERNIKAHAN DINI DENGAN SOSIALISASI

Sebanyak 20 siswa SMA Negeri 1 Pakem dan 30 siswa MAN Pakem, hari ini (18/06) mengikuti acara penyuluhan tentang usia nikah yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Pakem. Acara ini dimulai pada pukul 09.30 bertempat di Balai Nikah KUA Pakem. Tujuan diselenggarakan acara ini adalah sebagai tindak lanjut dari banyaknya kasus usia nikah dini yang terjadi di Sleman. Tercatat menurut data dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Pakem pada tahun 2012 sudah ada 128 kasus pernikahan usia dini sedangkan pada tahun 2013 hingga pertengahan Juni 2014 61 kasus. Untuk Kecamatan Pakem sendiri  di tahun 2012 ada 7 kasus, tahun 2013 ada 4 kasus, sedangkan tahun 2014, 1 kasus. Menurut pemateri Bapak H. Jaenudin S.Ag ., M.Si maraknya kasus pernikahan usia dunia disebakan dari kejadian wanita yang telah hamil dahulu. Kejadian ini juga merupakan akibat dari pergaulan bebas yang disertai dengan gagapnya teknologi informasi.


Bapak Jaenudin menjelaskan bahwa usia remaja bukanlah waktu yang tepat melakukan pernikahan. Remaja sebaiknya fokus pada pendidikan dahulu untuk mencapai mimpi dan meningkatkan kualitas hidupnya. Bapak Jaenudin juga berencana untuk membentuk SATGAS Anti Pernikahan Dini  di masing-masing SMA/MA di sekitar Pakem. SATGAS ini memiliki semboyan “Sekolah dulu, baru menikah. Ijazah dulu, baru ijab sah. Penyuluhan diakhiri pada pukul 11.00 dengan pembagian materi-materi mengenai masalah pernikahan dini. Diharapkan para peserta dapat mengajak temannya untuk berhati-hati dalam bergaul agar nantinya tidak masuk pada jurang pernikahan dini. 

Selasa, 17 Juni 2014

LIBURAN DAN KELUARGA

Kalau di pos-pos sebelumnya ngomongin UKK. Nah, di pos ini gimana kalau kita bahas tentang keluarga dan liburan?

Sebentar lagi adalah libur kenaikan kelas. Libur identik dengan bersenang-senang, dan bersenang-senang bersama keluarga adalah salah satu pilihannya. Biasanya di musim liburan aku dan keluargaku menyempatkan untuk “mini mudik” ke rumah nenek di Kudus, Jawa Tengah. Lama atau sebentar bukan menjadi masalah, yang jelas kita berkesempatan berkumpul dan berbagi cerita dengan keluarga di Kudus. Menurutku sih, hanya dengan berbagi cerita, ngobrol santai sambil makan bersama rasanya sudah nikmat banget. Ini juga dikarenakan anggota keluarga besarku tidak tinggal di satu kota saja. Jadi, pulang ke kampung halaman hanya ketika masa-masa liburan dan lebaran. Jadi liburan bersama keluarga ini juga bertujuan untuk melepas rasa kangen dan rindu yang berkepanjang. Rasa kebersamaan, kasih sayang, cinta, dan saling menghormati antar anggota keluarga serta antar saudara seakan menjadi sayap-sayap yang indah pada sebuah keluarga.  


Biasanya ketika berkumpul kita akan menceritakan kejadian-kejadian lucu, haru, bahkan menengangkan yang kita alami selama di kota asal. Selain dari keluargaku, keluarga kakak sepupu, Pakdhe dan Budhe juga ikut berkumpul bersama di rumah nenek. Rumah nenek memang menjadi markasnya kita “srawung”. Selain di rumah nenek, terkadang keluarga besarku juga berlibur ke beberapa tempat wisata. Kami sangat menikmati momment-momment ini, pokoknya kalau sudah liburan kurang lengkap kalau tidak kumpul dengan keluarga besar. Dengan berkumpul bersama keluarga besar itu juga akan menambah keakraban dan mempererat tali silaturahmi. Sehingga manfaatnya bisa dari berbagai sisi kehidupan. 

BELAJAR EFEKTIF MENGHADAPI UKK

UKK atau Ujian Kenaikan Kelas baru saja selesai kulaksanakan . Akhirnya aku bisa bernafas lega karena bisa mengerjakannya dengan baik. Aku bersyukur, tidak terlalu mengalami kesulitan yang “berarti” . Selama UKK aku terus belajar giat dan berjuang penuh melawan rasa malas dan kantuk. Persiapanku sebelum UKK, yaitu pada H-2, dan H-3 aku sudah mulai membuat “catatan kaki” untuk materi-materi yang diujikan di hari-hari awal. Menurutku, dengan membuat catatan kaki terlebih dahulu akan memudahkan untuk belajar. Hal ini dikarenakanpada H-1 pelaksanaan ujian untuk mapel itu, kita cukup membuka dan membaca kembali catatan kaki kita. Catatan kaki juga mempermudah kita untuk menghafal dan mengingat-ingat materi. Terlebih, catatan yang kita buat diberi warna dan gambar menarik.


Selanjutnya, pada waktu pelaksaanaan UKK, aku belajar dari sekitar pukul 13.00 dan berakhir di sekitar pukul 16.00. Lalu untuk waktu malam dimulai sejak 18.00-23.00 atau sampai materi-materi berhasil dipelajari dan dikausai. Menurutku sendiri, belajar yang baik itu adalah belajar yang efektif. Kita perlu mempelajari materi-materi penting dari suatu pelajaran. Kalau di istilah guru, kita perlu menguasai setiap kompetensi dasar pada pelajaran. Cara penguasaan bisa dengan sering latihan soal, membuat ringkasan, dan membiasakan membaca buku pelajaran. Selain itu, belajar efektif menghadapi UKK, adalah dengan memperdalam materi yang terdapat pada kisi-kisi yang Bapak-Ibu guru berikan. 

RUANG ISOLASI DI SMAN 1 PAKEM

Senin, 9 Juni 2014 hingga Selasa, 17 Juni 2014, SMA Negeri 1 Pakem menyelenggarakan Ujian Kenaikan Kelas (UKK) untuk siswa kelas X dan XI. Dalam pelaksanaan UKK ini, SMA 1 Pakem masih menerapkan mekanisme yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu mekanisme yang paling unik dari penyelenggaraan UKK di SMA 1 Pakem yakni adanya ruang khusus atau yang lebih dikenal dengan ruang isolasi. Para guru menyebutnya demikian, karena ruangan ini hanya dipakai untuk siswa-siswa tertentu. Siswa-siswa yang dimaksud adalah siswa yang kurang tertib melaksanakan UKK, seperti yang terlambat, tidak membawa kartu peserta, menyontek, bahkan tertangkap basah mengoperasikan handphone ketika ujian.  Di ruang isolasi ini, akan ada minimal 2 guru yang mengawasi secara ketat siswa yang terpaksa ujian di ruang ini. Semakin banyak siswa yang harus mengerjakan UKK di ruang ini, maka semakin banyak pula guru yang mengawasinya.


Menurut Wakasek Bidang Kurikulum, Bapak Sigit Waskitha adanya ruang isolasi ini akan membuat siswa lebih disiplin dan konsekuen dengan tata tertib yang dijalankan. Sedangkan salah seorang siswa yang pernah mengerjakan ujian di ruang isolasi yakni Anggun, menganggap bahwa di ruang isolasi sangat tenang dan jauh dari kebisingan seperti di ruang ujiannya yang berhadapan dengan bangunan TK. “ Perasaanku sebagai orang yang pernah ‘diisolasi’ ya cukup tegang dan senang, aku jadikan pengalaman dan berusaha untuk tidak masuk ke sana lagi, agar etikaku tidak bernilai buruk di mata guru dan orang lain.” begitu tuturan Anggun. Jadi, ruang isolasi memiliki efek jera yang akan membuat siapapun yang  telah berada di sana berusaha untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi. 

Minggu, 11 Mei 2014

KALIAN LUAR BIASA


            Selama 4 hari belajar dan bermain di sekolah kaca, saya serasa memiliki saudara-saudara baru. Mereka adalah teman-teman sesama calon kaca dan kakak-kakak Padakacarma. Kakak-kakak Padakacarma adalah mereka, para alumnus Kaca yang dengan sukarela membimbing dan mengajari kami, para calon Kaca #24. Kakak-kakak Padakacarma sangat rela mengorbankan waktu kuliah atau waktu belajarnya untuk membimbing kami, terutama untuk membaca serta mengoreksi tugas menulis kami. Meski tugas mereka banyak, sampai saat ini saya belum pernah mendengarkan mereka mengeluh. Saya sangat terkesan dengan sikap dan perilaku mereka yang terus ceria meski sebenarnya mereka memiliki banyak tanggungan.

            Kakak-kakak Padakacarma adalah orang-orang yang hangat dan bersahabat. Di setiap moment dan bahkan ketika kami mendapatkan materi, tawa mereka selalu saja mengusik pendengaran saya. Sebenarnya saya ingin tahu apa yang mereka tertawakan dan bicarakan. Namun, sikap mereka yang demikian sebenarnya kurang cocok jika terjadi di tengah adanya forum yang telah berlangsung. Menurut saya, selain mengganggu konsentrasi kami dalam memahami materi, tindakan kakak-kakak juga menyebabkan kami memiliki segudang tanda tanya tentang keasyikan apa yang sebenarnya kakak-kakak alami. Bahkan hal ini dapat membuat konsentrasi kami terpecah. Lebih ekstremnya, bagi saya pribadi hal ini secara tidak langsung memberikan image buruk. Alasannya tindakan kakak-kakak ini sebenarnya juga dirasa kurang sopan, apabila asyik sendiri di tengah kesibukan orang lain. Ini bisa dianalogikan dengan orang yang asyik sendiri berbisik dengan temannya ketika di tengah suatu diskusi.

Sabtu, 10 Mei 2014

MENGAPA PERLU BELI KALAU SEBENARNYA KITA YANG PUNYAI


            Air mineral dalam kemasan sedang merajai pasar konsumen. Kita dapat melihat dari beragamnya merk yang tertempel pada botol-botol plastik tersebut. Air mineral yang notabene diambil dari sumber air pegunungan sudah jadi gaya hidup manusia masa kini. Mereka memilih praktis untuk membeli air mineral  yang mudah dijumpai di segala tempat. Manusia masa kini menganggap air mineral lebih mudah dan praktis didapatkan dibanding dengan air kran.

            Padahal kita tahu, air adalah kebutuhan utama manusia. Air dari segi ekonomi termasuk benda atau barang bebas. Benda bebas adalah benda yang tidak terbatas jumlahnya dan dapat diambil berapapun yang kita mau selagi barang itu masih tersedia tanpa adanya suatu pengorbanan tertentu untuk mendapatkannya. Air sebagai kebutuhan utama, oleh Tuhan dan Negara sudah dinyatakan sebagai hak manusia. Hal ini dibuktikan dengan banyak dan mudahnya akses untuk mendapatkan air, terutama di Indonesia yang memiliki hujan sepanjang tahun. Sehingga, secara tidak langsung sebenarnya air adalah benda yang setiap orang berhak miliki tanpa harus melakukan pengorbanan.  Oleh karena itu, sudah selayaknya kita bisa gratis dalam menikmati air.

            Jika kita membeli air mineral dengan harga tertentu, itu sama saja kita telah menghalangi diri kita untuk menerima hak. Kita justru mendapat kewajiban untuk membayar air yang kita beli. Padahal air sendiri, adalah kepunyaan kita. Mengapa kita perlu membeli benda yang kita miliki? Apakah itu justru melakukan hal yang tak berguna? karena kita mengeluarkan suatu biaya untuk membeli kepunyaan kita. Bukankah itu sudah melenceng dari asas ekonomi? Bukankah itu sama saja membodohi diri sendiri? Ya, kita tak menyadari bahwa sebenarnya kebiasaan kita dalam membeli air mineral dalam kemasan adalah perbuatan paling merugikan.

            Permasalahannya sekarang adalah, mengapa hal itu bisa terjadi pada diri kita? Mengapa kita terlalu percaya dengan air mineral? Itu sudah menjadi hal klasik pada sebuah perusahaan. Perusahaan menganggapnya sebagai company demand. Merekalah otak besar perubahan mindset berpikir manusia kebanyakan sekarang. Mereka bersikap keras mengeklaim bahwa air kran itu tidak bersih, air yang paling terjamin adalah air mineral dalam kemasan. Padahal kita sudah mengerti, air kran dapat lebih disterilkan dengan direbus. Usaha kecil perebusan sebenarnya telah mampu membunuh ribuan bakteri. Usaha tersebut juga mudah dan murah. Jika kita kalkulasikan biaya untuk merebus air kran menjadi air siap minum dengan biaya untuk membeli air minum dalam kemasan, maka dengan merebus sendiri air kran kita sudah banyak memberi keuntungan berkali lipat.

            Sedangkan usaha para perusahaan air mineral dalam menjernihkan airnya adalah usaha aerasi dan filtrasi yang tak terlalu jelasnya prosesnya. Aerasi adalah usaha memencarkan oksisen dalam air sehingga kandungan besi dan mangan dapat mengendap. Tetapi, cara ini belum sepenuhnya menjamin air mineral akan bersih. Penyebabnya adalah reaksi ini justru melibatkan zat-zat kimia yang kemungkinan juga berdampak pada kualiatas air mineral tersebut. Sedangkan,  dari segi iklan, perusahaan air mineral tersebut mengatakan bahwa air mereka bersumber dari mata air pegunungan. Tetapi, kita belum mendapat jaminan bahwa ucapan mereka benar, atau justru mereka hanya mengibaratkan kran sebagai mata air gunung. Para perusahaan air mineral telah lihai menakuti dan menjebak diri kita pada setiap pernyataan dan pengakuan mereka.


            Oleh karena itu, sebagai manusia bijak, kita selayaknya berpikir lebih mendalam lagi. Mengapa kita perlu berkorban pada sesuatu yang sudah kita terima dari Tuhan. Bukankah sebaiknya kita bersyukur atas karunia itu dengan menikmatinya. Kita harus dapat membedakan mana suatu kebutuhan membeli dengan mana hak untuk menerima. Jika kita dapat menyikapinya dengan bijak, ketahuilah ada banyak benda di dunia yang sesungguhnya sudah menjadi hak dan kepunyaaan kita. 

LONDON PUN TAK TEGA DENGAN TUKANG SAMPAH INDONESIA

Mereka terlalu kuat, mereka terlalu rendah hati. Tak yakin aku bisa lakukan seperti mereka. Tukang sampah London akan jatuh ketika melihat keadaan Tukang Sampah Indonesia.
(Wilbur Ramirez)

                Wilbur Ramirez, tukang sampah London yang sangat giat dan bangga akan tugasnya. Baginya, tukang sampah, pemadam kebakaran, dan petugas fasilitas darurat lainnya adalah bagian terpenting dari Kota London. Wilbur menyukai tugasnya sebagai tukang sampah. Yap, mudah dan menyenangkan sekali pekerjaan itu bagi Wilbur. Hal ini disebabkan, London sudah memiliki sistem pemilihan sampah yang harus diterapkan semua warganya. Mereka harus memisahkan sampah yang dapat didaur ulang di kantong orange dan sampah yang tidak bisa didaur ulang pada kantong hitam. Apabila, mereka tak patuh, sudah ada peringatan tersendiri yang akan diberikan kepada pemerintah. Wilbur dan teman-temannya hanya mengangkut kantong-kantong tersebut pada trek mereka yang sudah dipisahkan. Tak jarang mereka menemukan sampah-sampah berharga. Sampah tersebut bisa berupa kamera, laptop, dan produk elektronik lainnya. Pekerjaan sebagai tukang sampah di London bukan suatu pekerjaan rendah. Hal ini dibuktikan dengan kesejahteraan keluarga Wilbur. Istrinya, Nikky, sangat bangga dengan Wilbur yang mampu menghidupi keluarga sekaligus membantu membersihkan lingkungan.

                Puas dan bangga dengan pekerjaanya Wilbur tertarik untuk menambah pengalamannya di Kota Jakarta. Ibukota Indonesia dengan 28 juta jiwa warganya yang terus bertumbuh tiap tahun. Pemerintahnya sedang berjuang menangani kasus sampah yang terus membabi buta, seiring meningkatnya populasi manusia di sana. Gedung-gedung pencakar langit yang Jakarta miliki hanyalah menjadi bayangan semu, karena dibalik itu, masih ada ribuan orang mengalami kemiskinan. Hal itu pula yang dirasakan 3000 tukang sampah Jakarta. Mereka yang tidak pernah diperhatikan, tetapi sesungguhnya merekalah yang rela membagi perhatiannya kepada sampah.

            Selama 10 hari, Wilbur tinggal bersama seorang tukang sampah Jakarta, yakni Imam Syafii. Imam Syafii adalah satu dari 3000 tukang sampah yang mengadu nasib di Kota Megapolitan tersebut. Melihat kenyataan pekerjaan yang dilakukan Imam, Wilbur sempat mengaku tak percaya. Bagaimana ia dikejutkan dengan gerobak yang digunakan Imam untuk mengangkut sampahnya, mengingat saat dulu dia di London, dia memiliki truk berteknologi tinggi yang sangat nyaman dan efisien. Wilbur hanya bisa tertawa, dan menganggap dirinya akan menjadi “keledai” untuk gerobak tersebut. Tak hanya itu kejutan yang diterima Wilbur, pada malam pertamanya, ia akan tidur pada kamar yang tak bisa disebut kamar bagi dirinya. Lebarnya tidak sampai satu depa dan panjangnya hanya sekitar 240 meter. Ruangan itu hanya untuk untuk tempat tidur, kran air, dan lalat-lalat yang berterbangan. Wilbur tak bisa membayangkan kalau tempat yang ia gunakan untuk tidur berada disamping gunungan sampah. Gunungan itu digunakan Imam dan kawan-kawannya untuk menampung sampah-sampah yang mereka dapatkan.

            Wilbur menemani Imam menjalani rutinitasnya. Imam mulai memunguti sampah sebelum matahari terik menyinari. Imam harus memunguti sampah-sampah untuk kurang lebih 100 rumah. Gajinya hanya cukup untuk membayar rumah sewanya. Perlu tugas dan waktu lagi bagi Imam untuk mendapatkan uang, anggaran membeli makanan. Tetapi bagi Wilbur, gaji yang diterimanya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarga.

            Imam harus menerima seluruh sampah yang ada di rumah-rumah tersebut. Mereka tidak mau peduli apakah sampah sudah dipilah atau belum. Mereka hanya memberikannya kepada Imam dan membayarnya di akhir bulan. Mereka bahkan meminta Imam, mencucikan tempat sampah, menyapu halaman rumah, dan bahkan membersihkan selokan. Bagi Wilbur, ini sudah berbeda pekerjaan. Tidak seharusnya ini dilakukan oleh tukang sampah seperti Imam. Jika di Inggris, pekerjaan ini sudah ada yang menangani sendiri. Ini tidak adil dan sepadan dengan gaji yang rumah-rumah mewah itu berikan kepada Imam.

Jumat, 09 Mei 2014

MENYIKAPI KONSEKUENSI DI SEKOLAH KACA


         Sekolah kaca dimulai sejak tahun 2006. Sekolah Kaca adalah suatu acara yang diselenggarkan sebagai tindak lanjut dalam mempersiapkan anggota Kaca. Di dalam Sekolah Kaca diajarkan banyak hal terkait keterampilan tulis menulis.  Keterampilan  tulis menulis ini bisa berupa keterampilan dalam mengembangkan ide tulisan maupun keterampilan mengolah tulisan. Contohnya adalah kemampuan kita dalam menemukan ide menarik untuk ditulis. Selain itu, juga kemampuan dalam mengemas tulisan kita supaya nyaman dibaca. Sekolah Kaca diselenggarakan dalam rangka mendekatkan antara calon kaca dengan anggota kaca sebelumnya. Di dalam sekolah Kaca tidak hanya diikuti oleh calon kaca saja tetapi ada kakak-kakak alumni yang siap berbagi pengetahuan dan pengalaman.

            Meskipun sekolah kaca merupakan bentuk acara positif yang bermanfaat khususnya bagi kita yang tertarik dalam bidang menulis, namun, hal itu masih menyisakan banyak tanya. Pasalnya kegiatan sekolah kaca yang diselenggarakan saat hari sekolah dan berlangsung dari sore hingga malam hari, membuat beberapa teman merasa lelah. Mereka harus segera menghadiri sekolah kaca pada sore hari tepat pukul 16.00 WIB dan pulang sekitar pukul 18.00 WIB. Semua itu belum ditambah dengan tugas deadline tiap malam yang sudah harus dikirim paling lambat pukul 23.59 WIB.

            Di sekolah kaca juga memiliki aturan yang singkat namun ketat. Aturan tersebut yaitu datang tepat waktu, perhatikan dan tanyakan, dilarang main gadget, dan terakhir kerjakan semua tugas. Aturan tersebut dibuat agar para peserta fokus dengan materi yang disampaikan. Selain itu, kepatuhan pada aturan juga dapat menjadi tolak ukur penilaian. Karena pada sekolah kaca sendiri juga dilakukan suatu penilaian kepada calon kaca.

            Ketika menjalani Sekolah Kaca dengan mematuhi aturan yang ada, pihak Kaca bersikap secara professional. Mereka tidak mau mencampurkan urusan tiap-tiap individu dengan tugas yang telah mereka berikan. Para peserta khususnya calon kaca diharapkan bisa selalu menyesuaikan keadaan dan berpikir dewasa. Manajemen waktu, adanya acara mendadak, atau bahkan kepentingan-kepentingan lain harus diatur sendiri oleh tiap-tiap individu. Secara tidak langsung hal tersebut mengajari para calon kaca dalam membuat dan mematuhi komitmen. Mereka harus bisa bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan berani mengambil konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan.        

            Menurut pendapat teman-teman setelah mengikuti Sekolah Kaca, hal yang dirasakan pertama adalah rasa capai karena tidak biasanya memiliki rutinitas malam. Kedua adalah bagaimana memenuhi deadline dan membagi waktu belajar. Masalah-masalah tersebut memang terjadi karena diri kita yang belum terbiasa. Tetapi, apabila kita sudah biasa menghadapinya maka kita akan mampu mengatur waktu dan prioritas kita dengan baik. Kita pun akhirnya dapat menikmati rasa capai itu dengan hati yang tetap gembira.

             Seperti yang diungkapkan Kak Desty bahwa rasa capai yang ia rasakan ketika Sekolah Kaca bukan menjadi beban. Tetapi rasa capai itu menjadi “award” bagi dirinya. Rasa capai yang Kak Desty rasakan juga dianggap tidak terlalu berarti, karena rasa capai tersebut ia dapatkan setelah ia melakukan kegiatan-kegiatan yang ia sukai selama Sekolah Kaca. Jadi, menurutnya tidak masalah capai asalkan hati bahagia dan puas.


            Oleh karena itu, dalam menjalani Sekolah Kaca diperlukan kesiapan fisik dan mental. Seperti yang dikemukakan Anfazha calon Kaca #24, ketika menjalani Sekolah Kaca jangan terlalu memikirkan capai dan beban-bebannya. Jika hal tersebut terlalu dipikirkan, akan membut semangat kendor.  Namun, hal yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita dapat menjalaninya dengan menyenangkan dan tidak membuatnya menjadi beban.

SEKOLAH KACA MENGENALKAN SATU SAMA LAIN


            Jum’at,  9 Mei 2014 Sekolah Kaca menyelenggarakan kegiatannya untuk hari yang kedua. Pada agenda hari kedua dilakukan pembahasan mengenai wawancara, straight news, dan feature. Training dilakukan selama kurang lebih 2 jam dipandu oleh Kak Lynda dan kak Dita. Training dimulai pukul 04.00 WIB di pendapa bawah Hotel KR Jalan Mangkubumi, Yogyakarta. Peserta sekolah kaca Jum’at itu difokuskan pada calon Kaca #24 yang sedang  dalam tahap seleksi. Namun, tak sedikit pula para alumni dan kakak senior yang mengikuti jalannya Sekolah Kaca tersebut. Penyelenggaraan Sekolah Kaca ini dimaksudkan agar para anggota kaca khusunya calon Kaca #24 saling mengenal satu sama lain. Selain itu, Sekolah Kaca bertujan memberikan pengajaran layaknya sekolah formal. Namun, pengajaran yang dilakukan terkait dalam hal tulis menulis. Di dalam sekolah kaca kali ini  juga dilakukan penilaian untuk para calon kaca #24

            Tujuan diadakannya sekolah ini penting, karena untuk bekerja bersama kita perlu saling mengenal dan mengatahui latar belakang partner-partner kita nantinya. Para calon kaca #24 diharapkan mampu bersosialisasi dan mengenal kepribadian satu sama lain. Meskipun hal tersebut tidak dilakukan secara langsung. Namun dari proses interaksi yang terjadi selama berlangsungnya sekolah, dapat diketahui bagaimana style tiap-tiap orang. Sehingga ketika bekerja dalam tim para calon kaca #24 diharapkan tidak kaget dengan partnernya yang ternyata memiliki sifat yang sangat berbeda.


            Sekolah Kaca di hari kedua ini, ditutup dengan praktek bewawancara untuk setiap calon kaca #24. Mereka diperintahkan saling berwawancara dalam waktu 5 menit. Tak hanya praktek wawancara, mereka juga ditantang kemampuannya untuk langsung menuliskan hasil wawancara dalam dua bentuk artikel, yakni straight news dan feature.  

Kamis, 08 Mei 2014

SEKOLAH DESA VS SEKOLAH KOTA

Sekolah merupakan sarana untuk memperdalam ilmu dan pengetahuan. Sekolah merupakan tempat dimana kita bisa mengeksplorasi apa yang ada di alam sekitar melalui ilmu asli maupun terapan. Pada dasarnya setiap sekolah memiliki tujuan yang sama yakni menjadi rumah belajar bagi para siswa. Siswa nya pun memiliki jenjang usia yang berbeda.Sehingga sekolah formal di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi SD/MI untuk siswa 7-12 tahun, SMP/MTs untuk siswa 13-15 tahun dan SMA/MA untuk siswa 16-18 tahun. Oleh karena itu, setiap jenjang sekolah memiliki kompetensi yang berbeda dengan menyesuaikan kemampuan seseorang pada rentang usia yang demikian. Namun, sejatinya setiap anggota dari masing-masing kelompok harus memiliki standarisasi yang sama dalam melakukan proses belajar dan mengajar. Standarisasi tersebut dapat rupa standar bahan ajar, standar  fasilitas, serta standar kelengkapan sekolah.

Stadarisasi dimaksudkan untuk melakukan penyetaraan pendidikan yang diberikan pemerintah melalui instansi sekolah tersebut. Dalam UUD 1945 Pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan ayat 3 menjelaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Dari pengertian sistem pendidikan nasional tersebut sudah mencerminkan bahwa bangsa ini pun mengusahakan adanya suatu sistem pendidikan yang terpadu dan setara untuk setiap wilayah Indonesia. Sistem pendidikan nasional bertujuan agar setiap wilayah dapat mengenyam pendidikan yang sama-sama berkualitas baik sehingga dapat menghasilkan sumber-sumber daya manusia yang berdaya guna untuk setiap wilayah di Indonesia.

Tetapi dilihat pada kenyataan sekarang, masih terdapat kesenjangan pada setiap jenjang sekolah. Contohnya di negara kita adalah perbedaan signifikan antara sekolah di desa atau di pelosok dengan sekolah di kota. Perbedaan menonjol bukan karena jarak atau lokasi. Melainkan lebih kepada sarana prasarana, fasilitas, dan kelengkapan sekolah untuk menunjang pendidikan. Sekolah di desa banyak yang belum memiliki fasilitas laboratorium, komputer siswa, atau fasilitas lain seperti fasilitas untuk diadakannya ekstrakulikuler. Selain itu, dari segi tenaga pengajar, sekolah di desa juga masih banyak yang mengalami kekurangan. Karena perbedaan tersebut, maka membuat sekolah di Indonesia belum memiliki standarisasi yang sama. Padahal standarisasi itu perlu demi mewujudkan sistem pendidikan nasional untuk mencapai kesejahteraan bangsa .
Karena keadaan sekolah di desa yang seperti kurang terurus membuat sekolah di desa belum bisa semaju dengan di kota. Padahal setiap daerah seharusnya punya potensi dan kesempatan yang sama untuk maju. Sumber daya warga desa sebenarnya mampu untuk diasah agar memiliki kemampuan sama seperti dengan mereka yang di kota. Namun karena belum adanya stadarisasi menyebabkan sekolah di desa sedikit mengalami ketertinggalan. Karena ketertinggalannya ini, memang wajar apabila banyak anak memilih untuk bersekolah di kota. Namun, keadaan ini belum menyelesaikan masalah.

Senin, 07 April 2014

WAWASAN SOSIAL DARI LINGKUNGAN DALAM ORIENTASI KACA #24


Sore ini, sekitar pukul 4 seperempat saya tiba di kantor KR, diselimuti mendung pekat dengan hujan yang cukup deras. Hawa dingin masih merasuk ke tulang-tulang belakang setelah kehujanan di perjalanan menuju kantor KR. Saya mendapat kesempatan lagi ke kantor KR untuk mengikuti suatu orientasi menjadi anggota Kaca #24. Meski, saya masih sebagai calon kaca, tetapi kedua puluh calon Kaca #24 diwajibkan mengikuti orientasi ini. Tiba di hotel KR, saya langsung menuju ruang aula, tempat dimana dulu saya di tes wawancara. Ternyata, sudah banyak calon Kaca dan kakak Pembina yang berkumpul. Sebenarnya saya merasa takut, lantaran sudah terbilang terlambat. Namun, ternyata saya tidak terlalu terlambat karena acara  baru saja dimulai dengan perkenalan diri. Kemudian, saya langsung masuk dalam lingkaran, membaur dan bergabung dengan para calon kaca lainnya. 

Setelah semua memperkenalkan diri, seorang Kakak Pembina yang bisa dibilang seniornya, memerintahkan kami, para calon kaca untuk saling bercerita. Ketika bercerita ini, kami diberi suatu prosedur sederhana aga terlihat ada tantangannya. Prosedurnya adalah kakak Pembina akan memberikan satu kata kunci awal yang akan diberikan kepada salah satu calon. Dari kata kunci itulah mereka akan bercerita. Kata kunci tersebut menjadi bahan untuk mereka bercerita selama 3 menit. Selanjutnya para calon kaca yang telah bercerita dapat memberikan kata kunci lain untuk dilemparkan kepada calon kaca yang lain. Untuk pertama kali, yang mendapat kata kunci dari kakak Pembina adalah Andreas. Kata kunci yang diberikan ialah “knalpot.” Penampilan pertama dari Andreas cukup baik, karena dia sudah percaya diri dan berani mengungkapkan padangannya tentang knalpot. Secara garis besar, Andreas lebih banyak membahas hubungan kanlpot dengan kampanye. Namun, sayang masih belum banyak pengembangan. Sehingga waktu 3 menit yang diberikan belum optimal. Walaupun begitu, cerita Andreas cukup menarik dan terkadang membuat kami tertawa. 

Setelah Anderas yang bercerita, giliran selanjutnya adalah Nina dari SMA 1 Yogyakarta. Kata kuncinya adalah “pintu”. Penampilan Nina sudah ada peningkatan dibanding Andreas menurut saya, namun masih ada yang perlu dipancing-pancing. Di sela-sela kami bercerita, kakak Pembina memberikan sedikit masukan dan pertanyaan. Beliau menanyakan kami “apakah lebih mudah bercerita atau menulis?” sebagian besar dari kami menganggap menulis lebih mudah. Tetapi, kakak Pembina beranggapan bahwa jika mengeluarkan ide tau pikiran secara langsung (bercerita) saja masih susah bagaimana jika kita harus menuliskannya? Dari anggapan beliau ini, saya bisa memetik pesan bahwa untuk menjadi penulis yang baik, berawal dari kemampuan kita yang baik pula dalam memaparkan ide tau pikiran kita secara langsung kepada orang lain. Dengan kita bisa bercerita dengan menarik, penuh makna, penuh manfaat, dan penuh pesan moral yang terkandung maka kita akan bisa menulis sebaik kita bercerita tadi. Jadi, bila saya simpulkan, untuk menjadi penulis yang professional dimulai dari kemampuan dan kepercayaan diri kita dalam mengungkapkan suatu pandangan dan gagasan kepada orang lain dengan tata cara yang sopan dan enak didengarkan. 

Secara berangsur-angsur akhirnya para calon kaca yang lain dapat memperbaiki dari penampilan-penampilan bercerita sebelumnya. Penampilan yang ketiga dan seterusnya sudah ada kemajuan dan ceritanya semakin menarik. Akhirnya setelah kurang lebih 7 sampai 8 orang, saya pun ditunjuk untuk bercerita. Waktu itu, saya baru tiba dari kamar mandi dan yang menunjuk adalah teman di sebelah saya. Sebenarnya, saya mersa ada “feeling” akan ditunjuk setelah saya dari kamar mandi. Dan ternyata “feeling” itu benar. Namun, suatu keberuntungan mendatangi saya. Kala itu, sebelum saya akhirnya berdiri dan mulai bercerita, kak Niken memerintahkan kami untuk sedikit berolah raga kecil. Alasanya karena kami, para calon kaca saat itu memang tidak terlihat semangat dan masih terbelenggu dengan hawa dingin hujan yang masih mengguyur. Akhirnya, kakak-kakak Pembina memperlebar lingkaran kami dan membentuk kami dalam 4 kelompok. Permainan pun dimulai!