CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 09 Agustus 2018

Sharing After PKM

Assalamualaikum teman-teman waw sudah setahun tak berjumpa yaa..nah pasti kangen kan dengan cerita-cerita Early bloggers... Sekarang Early mau share pengalaman Early di tahun 2018 ini dalam keikut sertaan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. Alhamdulillah PKM tahun ini Early dan tim diberi keperacyaan untuk mendapat dana hibah guna menjalankan proposal PKM Penelitian Eksakta yang kami susun. Di cerita kali ini Early gak akan bahas panjang lebar tentang masalah penelitian yang atau prosedur karena pasti di web https://simbelmawa.ristekdikti.go.id/ sudah ada. Early akan lebih banyak share tentang pengalaman pribadi yang kali aja bermanfaat buat para blogger untuk menyiapkan mental dan strategi dalam mengikuti PKM.

Ajang bergengsi PKM memang menjadi incaran ratusan ribu mahasiswa di seluruh nusantara. Pasalnya dengan mengikuti event lomba nasional mahasiswa terbesar ini akan banyak sekali prestasi dan pengalaman lain menyusul. Ya ibaratnya efek domino, dan hal ini nggak salah asal kita bener-bener sungguh menjalankannya. Setiap kampus atau universitas baik  negeri maupun swasta tentu memiliki target-target tersendiri serta persiapan untuk mahasiswanya. Nah, keadaan ini mahasiswa yang sudah berniat mengikuti PKM perlu memantapkan diri lagi dengan mengikuti berbagai konsolidasi dan penagrahan yang dilaksanakan itern dari pihak kampus. Selain itu, mahasiswa juga perlu untuk lirik sana-sini (artinya untuk mencari tim yang solid, yang dirasa punya chemistry cocok dalam membangun ide bersama). Dalam mencari tim, ada tiga tipe mahasiswa, pertama mahasiswa idealis yang sudah memiliki ide dan yakin ide tersebut sudah tepat hanya tinggal mencari rekan-rekan lain, kedua tipe mahasiswa yang sudah memiliki ide tetapi masih belum terlalu yakin sehingga membutuhkan rekan lain untuk membantu membangun idenya, ketiga adalah tipe mahasiswa yang memang belum punya ide tetapi memiliki kemauan bergabung membentuk tim PKM. Apapun tipe mahasiswa tersebut, kita tetap perlu memilah teman-teman yang cocok. Hal ini sangat essensials sekali rupanya, kita tidak boleh sampai merasa dibohongi atau merasa rugi hanya karena mendapat teman yang kurang cocok atau sependapat dengan kita. Kita sebagai mahasiswa juga harus hati-hati memilih (ini bukannya su’udzon sih) jangan sampai hanya tergiur kata-kata awal yang meyakinkan tapi ternyata di tengah perjalanan si rekan banyak acara kepanitiaan. Oleh karena itu, sebelum diajak berbicara serius perihal rekanan harus saling menanyakan tentang kesibukan dan keseriusan menjalankan penelitian atau PKM. Peranan rekan terutama ketua PKM ini sangat penting dalam keberlangsungan PKM karena sumber daya (manusia) menjadi penggerak utama terlaksananya PKM dengan baik.

Masih dalam hal rekanan dan tim, setelah terbentuk tim yang dirasa cocok (rekan-rekan dianggap mampu berkerjasama) maka dibentuklah susunan atau stuktur organisasi sederhananya. Struktur ini bukan formalitas semata dalam memenuhi ketentuan proposal tetapi juga menjadi pondasi untuk memperkuat soliditas tim dalam hal pembagian kerja. Pertama adalah dalam hal penentuan ketua. Biasanya sih ketua ditentukan dari yang mencetuskan ide awal tapi kadang bisa dilempar ke rekan atau personal lain yang dirasa punya kemampuan manajerial baik (hal itu sah saja asalkan atau kesepakatan tim). Terpenting, posisi ketua ini benar-benar disepakati oleh seluruh anggota dan ketua yang diberi amanah pun juga menyanggupi diri serta berusaha menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Kedua adalah posisi sekretaris-bendahara (sekben), biasanya sih ditujukan ke personal yang teliti dan tentunya juga disepakati anggota tim dan ketua. Personal yang menduduki jabatan ini nantinya diberi hak dalam mengatur dan mengelola keuangan. Hal ini menjadi kelimpahan wewenang ketua kepada tangan kanannya yakni sekretaris-bendahara. Dana hibah PKM dari DIKTI tidak sedikit sehingga perlu pengelolaan keuangan yang baik dan transaparan, karena uang tersebut bukan milik ketua atau sekben saja, tetapi milik seluruh anggota tim. Persoalan rupiah ini jika tidak luwes dan ditangani dengan baik juga bisa menjadi carut marut dan penyebab gagalnya pelaksanaan PKM. Pasalnya uang dana hibah ini menjadi mesin pergerakan proposal PKM. Ada langkah bijak bila uang tersebut diambil seberapa banyak dan dibiarkan dalam bentuk fresh money yang pergakannya lancar dan tersimpan oleh sekben. Bagi anggota yang akan berjalan dan memakai dana bisa langsung meminta ke sekben. Sebaiknya dihindari memakai uang pribadi dulu lalu diganti, karena hal ini terkadang riskan oleh sikap lupa dan bingung kembalian pecahan dan lainnya. Sebenarnya ini bukan berpikir perhitungan banget atau gimana tapi ini  lebih ke masalah transparansi sama keluwesan dalam memakai dana. Meski demikian, tetap ada kontrol praktis dari ketua maupun masing-masing anggota dalam menggunakan dana.

Masih ke masalah tugas sekben yang meliputi bagian surat menyurat dan perizinan. Memang di awal seakan tugas sekben yang paling banyak. Hal ini juga memerlukan support yang baik dari ketua maupun anggota. Terlebih sih ke ketua yang memang tetap harus mengawal tugas sekben, ya meskipun sekben sudah paham akan tentang tugas-tugasnya itu. Selanjutnya setelah masalah perizinan laboratorium, perizinan peminjaman ruang, dan lainnya yang berhubungan dengan surat menyurat selesai maka sudah saatnya ketua memberikan pengarahan tentang langkah kerja yang akan dilakukan. Bahkan lebih baik jika sambil berjalannya sekben membuat perizinan sang ketua sudah membuat timeline jelas dengan tanggal atau rentang waktu tertentu tentang agenda kerja terdekat. Selanjutnya ketua sebagai penggerak dan sebagai anggota yang berperan aktif sudah selayaknya mengikuti setiap agenda yang dijadwalkan demi terselenggaranya program dari proposal.

Nah, dalam menjalankan kegiatan sesuai agenda sangat dibutuhkan sifat dan sikap keuletan, disiplin, dan teamwork yang kuat. Hal ini selayaknya memang dicontohkan ketua sebagai koordinator utama. Jika sang ketua berhasil memiliki role model demikian maka ini dapat membawa aura positif para anggotanya untuk semangat menyelesaikan proposal dengan baik. Tetapi, jika sang ketua justru memberikan teladan yang buruk atau justru tidak menampakkan sikap koorperatif dalam melaksanakan tugas hal ini dapat melemahkan kekompakan tim. Sebagai ketua juga buka berarti hanya menjadi personal yang mengatur saja selanjutnya tidak mau tahu tentang proses yang dikerjakan anggota. Seyogyanya ketua benar-benar yang mengawal proses dari awal hingga akhir bukan yang hanya mengatur di awal saja sang ketua juga harus dapat terjun dalam kegiatan-kegiatan anggota (ibarat capres yang blusukan ke rumah warga). Ya, semau itu harus dilakuakn juga dengan suka cita tanpa paksaan. Ketua dan anggota saling berbaur dan bekerjasama dengan baik tanpa memandang posisi lagi, karena ini merupakan kerja tim yang membutuhkan soliditas.

Sekiranya hanya ini sih, sharing Early kali ini, ini Early nulis juga berdasarkan pengalaman saja yang terlewati. Intinya semoga teman-teman yang sudah membaca dan berniat mengikuti PKM tidak akan kaget dan bisa punya persiapan matang dalam mengatur strateginya. Perlu diingat PKM membutuhkan kerjasama tim yang hebat tim yang bisa saling mengerti dan membangun. Karena jika hanya mengandalkan personal-personal yang brillliant dan cerdas saja tetapi dia tidak dapat bekerjasama dengan baik, susah diajak berkomunikasi dan berkoordinasi maka ibarat saja buah-buahan yang ranum tapi ternyata cuma buah plastik. Jadi, bagunlah tim mu sesuai dengan sikap hati perasaan dan teman mana yang cocok buat kamu diajak mainan PKM.