CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 27 Desember 2017

Enjoyable Mangunan

Pada tanggal 13 Maret 2017 yang lalu penulis beserta keluarga berkesempatan mengunjungi objek wisata daerah Mangunan yang sedang banyak digandrungi wisatawan. Kebun buah dan hutan pinus menjadi andalan objek wisata di kawasan ini, tetapi penulis mendapati daya tarik lain yang masih berada di kawasan hutan pinus. Berikut ulasan lebih lanjut perjalanan Early dan keluarga di Kawasan objek wisata Mangunan, Dlingo, Bantul, DIY.

Early dan keluarga melakukan perjalan di pagi hari jadi, sekitar pukul 06.40 penulis dan keluarga sudah sampai di objek pertama yakni Kebuh Buah Mangunan. Di kebun buah ini terdapat area atas dan bawah. Saat masuknya kendaraan ke Kawasan Kebun Buah Mangunan maka itulah lokasi area bawah, dimana kita langusng dimintai tiket masuk sesuai jumlah pengunjung dan kendaraan yang digunakan. Di area bawah terdapat danau buatan, kolam, dan taman bermain. Bisa dikatakan bahwa di aera bawah merupakan area lama dari kebun Buah Mangunan. Di area bawah ini inventarisir jenis-jenis tanaman buah juga lebih rapi. Kerindangan berbagai macam pohon buah nampak dari jalanan pintu masuk kawasan Kebun Buah Mangunan hingga area bawah ini.  Pohon jeruk, pohon rambutan, pohon mangga, dan pohon durian mendominasi area bawah kebun buah Mangunan. Beberapa dari pohon tersebut sudah ada yang berbunga dan berbuah, tetapi tidak ada izin untuk memetiknya secara langsung. Apabila wisatawan menggunakan kendaraan roda empat maka perlu ekstra berhati-hati karena tanjakan dari area bawah ke area atas cukup terjal dengan tikungan yang tajam. Tetapi beberapa warga lokal dan petugas parkir siap untuk membantu mengarahkan kendaraan.

Foto di background tulisan Kebun Buah Mangunan
Sampai di area atas, telah disiapkan lahan parkir yang cukup luas. Wisatawan Kebun Buah Mangunan lebih banyak mengeksplor di area atas yang cukup dekat dengan panorama-panorama perbukitan bercampur kebun-kebun buah dari ketinggian. Jadi di area atas kelimpahan jenis pohon-pohon buah tidak sebanyak di bawah, tetapi lebih pada penyuguhan view-view perbukitan lepas dan pepohonan buah dari kejauahan. Di area atas dibangun dan disiapkan anjungan yang menjorok ke arah jurang atau di lereng perbukitan kebun buah dengan luasan dan tata letak yang. Anjungan  tersebut dilengkapi beberapa anak tangga dan undakan tertentu agar pengunjung dapat berpotret dengan pemandangan di atas ketinggian. Selain anjungan, taman di bagian atas juga dilengkapi beberapa rumah pohon dan tempat duduk sebagai fasilitas untuk pengunjung menikmati panorama alam.

Menikmati panorama alam di Kebun Buah Mangunan ini memang lebih enak pada siang dan sore hari. Pada pagi hari, seperti yang dirasakan penulis, kabut-kabut alami dari perbukitan masih nampak dan terasa. Bahkan, semua perbukitan terlihat berwarna putih dan berjalan di area atas tersebut juga terlihat menembus kabut. Kabut pagi tersebut menambah kesejukan di Kebun Buah Mangunan. Selain rumah pohon dan anjungan, yang menjadi andalan spot foto dari objek wisata ini adalah tulisan Kebun Buah Mangunan.  Di spot foto tulisan ini langsung terlihat cakrawala hijau dan biru yang berpadu antara Perbukitan Mangunan dengan langit pagi yang mejadi background foto. Puas menikmati pemandangan alam dan kesejukan pagi di Kebun Buah Mangunan, perjalanan kami lanjutkan ke situs Hutan Pinus Mangunan.


Foto di atas rumah pohon


Foto di antara pohon-pohon pinus
Lokasi Hutan Pinus Mangunan kira-kira masih masuk ke arah timur dari jalan raya Mangunan. Lokasi hutan pinus berada di persimpangan jalan di area kiri. Hutan pinus terlihat di kanan kiri jalan tetapi lokasi objek wisatanya berada di kanan jalan, sementara parkir berada di kiri jalan (dari arah timur). Biaiya tiket masuk objek wisata hutan pinus sebesar Rp5000/orang saat itu. Di dalam kawasan hutan pinus kita langusng disuguhkan pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi seakan menjadi pasak-pasak penangkal sinar matahari yang sudah mulai memanas. Tentu saja udara sejuk masih menyelemuti kawasan tersebut meski matahari mulai memuncak. Di kawasan hutan pinus yang tanahnya lembab dan becek (karena habis terguyur hujan)  pengunjung perlu berhati-hati dalam berjalan dan menapaki jembatan-jembatan kecil yang dibuat.

Pengunjung diperbolehkan menggelar karpet atau tikar untuk duduk bersama atau memakan bekal, tetapi harus bertanggung jawab terhadap kebersihan tempat. Di hutan pinus bagian atas, kepadatan pengunjung sedikit berkurang dan lokasi ini sering dimanfaatkan sebagai spot foto-foto. Namun, jika akan melakukan sesi foto yang cukup lama maka perlu membayar retribusi yang lebih (seperti jika akan melakukan sesi foto pre wedding). Di bagian atas hutan pinus juga terdapat beberapa ayunan dan pohon-pohon yang sengaja disusun membentuk semacam tempat duduk. Pada musim tertentu, beberapa warga lokal menyewakan ayunan tidur yang dapat dipasang di antara pohon-pohon, tetapi saat penulis dan keluarga berkunjung tidak ada yang menyewakan lantaran kondisi pohon yang sedang lembab dan licin kurang aman jika akan dipasang ayunan-ayunan tidur dari rangkaian tali tersebut.

Hampir semua di sudut Hutan Pinus Mangunan dapat digunakan sebagai sopt berfoto. Namun, setiap objek pasti ada spot foto andalan yang utama. Spot foto andalan di hutan pinus ini berada di bagian atas dengan dukungan panggung kayu sehingga  membuat para pengunjug lebih bisa mendapat backgrpund hutan-hutan pinus yang masih asri (tidak terlihat rombongan pengunjung yang menggelar tikar). Spot foto ini juga digunakan untuk sesi foto pre wedding. Spot foto utama ini sanhat diincar oleh pengunjung, sehingga harus sabar mengantri untuk foto di sini. Tetapi jangan berkecil hati jika tidak berfoto di spot foto utama, masih banyak area lain Hutan Pinus Mangunan yang apik diabadikan di lensa kamera.

 Foto di balik surga bunga tersembunyi
Area baru dari Hutan Pinus Mangunan berada tersembunyi di bagian atas hutan ini, dimana pohon pinus mulai jarang tumbuh. Tetapi sebagai gantinya, bunga-bunga yang menawan siap mempesona siapa saja yang menyambanginya.  Area semacam taman bunga kecil disiapkan di lereng atas di hutan pinus. Area ini sangat colorfull mengingat  berbagai bunga tumbuh di sini seperti matahari dan flamboyan. Meski banyak tumbuha bunga area ini juga cukup rindang dengan adanya beberapa pohon yang digunakan sebagai rumah pohon. Selain itu terdapat beberapa tempat duduk kayu yang langusng menghadap pada view taman bunga maupun panorama perbukitan di sekelilingnya. Jadi melalui view dari tempat duduk kayu terdapat integrasi pesona alam yakni cantiknya bunga-bunga dengan teduhnya pesona perbukitan hijau daerah Mangunan. Pengunjung yang beruntung dapat mengeksplor taman bunga di lereng Bukit Mangunan ini dengan puas dan senang hati. Akan tetapi bagi pengunjung yang terburu-buru dan tidak mau mengeskplor maka akan sangat disayangkan, tidak dapat menikmati surga bunga ini. Di tempat ini juga sudah tidak dikenakan biaya tambahan karena masih dalam kawasan hutan pinus.


Sebagai tips untuk berwisata di Kawasan Mangunan perlu dilakukan perjalanan di pagi hari karena udara masih sejuk dan dapat menikmati panorama alam yang masih asri dengan kabut alami. Selain itu, eksplor terhadap setiap detail objek wisata juga perlu dilakukan. Eskplor dilakukan agar pengunjung benar-benar menikmati suguhan yang ada di objek wisata beserta fasilitas yang perlu dijaga. Dengan demikian tujuan ke objek wisata bukan hanya hunting foto hits saja tetapi menikmati kedamaian alam, menyegarkan dan menenangkan pikiran, mensyukuri kebesaran Allah SWT melalui kenampakan alam ciptaan-Nya, dan tentu saja menjaga serta melestarikan keindahan pesona alam  tersebut.

Minggu, 23 Juli 2017

Di balik Kesederhanaan Purworejo

Halo..assalamualaikum bloggers..
Kali ini..Early mau share cerita liburan sederhana di Purworejo beberapa hari yang lalu. Tepatnya tanggal 17 Juli 2017 Early sengaja escape dari Jogja mengisi liburan berkepanjangan ini hehehe. Sekitar pukul 07.00 pagi Early berangkat dari Jogja menuju Purworejo menggunakan mobil. Tiba di Purworejo sekitar pukul 09.00. Early sangat menikmati perjalanan ke Purworejo karena Early melintasi tiga Kabupaten di DIY, mulai dari Kabupaten Sleman tempat domisili Early, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo. Di tengah-tengah perjalanan Early menikmati banyak panorama mulai dari perbukitan, bentangan sawah, hingga sungai dan jembatan yang masih alami.



Sampai di Purworejo, Early dan ayah langsung menuju hotel Plaza yang terletak di Jalan Tentara Pelajar Nomor 21, Kecamatan Purworejo, Purworejo, tepat di depan SMA Negeri 1 Purworejo. Hotel ini juga direkomendasikan teman kuliah Early yang asil Purworejo (Thanks to Alam Reformasi). Hotel Plaza merupakan salah satu hotel terbaik yang kota kecil ini punya dan termasuk hotel berbintang. Early beruntung mendapatkamn view kamar dengan pemandangan persawahan di belakang hotel yang masih hijau dan sejuk.


Sebenarnya, Purworejo bukan termasuk Kota Wisata atau kota yang terkenal dengan ciri khas tertentu. Tetapi, berkat penjelajahan sendiri dan hasil kunjungan selama di kota ini 3 hari, Early berhasil menemukan apa keunikan dari kota ini. Purworejo merupakan sebuah Kabupaten yang didalamnya terdapat beberapa kecamatan besar seperti Kecamatan Purworejo, Kecamatan Kutoarjo, Kecamatan Bagelen, dan lainnya. Pada post kali ini, Early akan memfokuskan tentang keistimewaan Kecamatan Purworejo. Di Kecamatan ini terdapat makam Jenderal Sarwo Edi Wibowo, salah satu jenderal besar  yang meninggal tragis karena serangan G30S/PKI.Di Purworejo juga merupakan tempat kelahir komposer nasional yakni Wage Rudolf Supratman, tepatnya di daerah Kaligesing. Jadi, tidak heran di daerah yang cukup kecil dan sederhana ini ternyata merupakan daerah cikal bakal para pahlawan kebangsaan. Di jalan-jalan protokol kita juga akan menjumpai banyak tugu, patung-patung, dan beberapa cagar budaya berbentuk bangunan. Salah satu patung yang Early jumpai di sana adalah patung W. R. Supratman yang sedang membawa biola. Patung ini dapat ditemui di perempatan Pentok.


Selain dari aspek historis, Purworejo juga memiliki keunggulan dalam bidang pertanian dan perkebunan. Di Purworejo, kita masih banyak melihat petak-petak sawah yang terawat dan lahan-lahan produktif yang terurus. Hal ini berimbas pada lingkungan kotanya yang tetap sejuk meski tidak diapit gunung secara dekat. Selain itu, wilayah ini juga memiliki keunggulan hasil alam berupa buah durian dan biji kopi robusta. Durian asal Purworejo ini memang terkenal dengan daging buah yang tebal dan rasa manis-pahit khas durian. Daerah pernghasil durian yang utama ada di Kaligesing dan Watuudan. Terdapat dua jenis durian Purworejo ini yakni durian hasil setek dan okulasi antara Duran lokal dan Durian montong dan kedua adalah durian lokal. Keduanya sama-sama enak dengan ciri khas sendiri. Untuk durian hasil okulasi dan setek memiliki rasa pahit yang cenderung manis dengan daging buah tebal seperti durian montong, warna nya juga lebih kekuningan. Sementara untuk durian yang murni lokal rasanya lebih diidominasi rasa pahit khas durian dengan daging buah yang tidak kalah tebal, namun warna tidak cenderung kuning.  Untuk kopi robustanya, dianggap terbaik karena termasuk dalam daftar 15 kopi terbaik di Indonesia. Daerah penghasil kopi robusta ini juga terdapat di Kaligesing. Sebenarnya, potensi hasil alam seperti durian dan kopi robusta dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi kabupaten ini untuk berkembang. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga lokal, mereka justru kurang mengenali potensi ini dan seakan kurang dapat “menjual” keunikan daerahnya (terutama untuk potensi kopi robusta). Sehingga ada baiknya, pengalaman ini dapat menjadi koreksi dan evaluasi pagi pemerintah daerah setempat dan warga asli untuk bersama-sama mengembangkan daerah melalui potensi yang sudah ada.



Masih tentang hasil alam dan makanan, kita akan mengulik tentang buah tangan yang didapat di Purworejo. Ketika Early berjalan-jalan di sekitar hotel, tanpa sengaja Early menemukan kios kecil di pinggiran sungai. Kios tersebut ber-pelang kecil sekitar 2x1 meter bertuliskan Pusat Oleh-Oleh Purworejo, Kue Lompong “Asli” Oleh-Oleh Khas Purworejo. Early tertarik dengan jajanan khas tersebut dan menuju ke kios. Early sedari awal tiba di Purworejo, memang berpikir apa makanan khas dari Purworejo. Setelah mendekat ke kios Early memgintip sedikit cara pembuatan kue lompong ini. Jadi, kue lompong merupakan jajanan khas Purworejo yang berbahan dasar tepung ketan, kacang, dan tepung lembu (sebutan untuk tepung dari tanaman lompong). Tepung lembu inilah yang menjadikan warna jajanan ini hitam. Tanaman lompong sebelum dibuat tepung diremas-remas dan diambil sarinya. Kue lompong ini memiliki tekstur yan agak keras dengan isian kacang seperti pada kue moci. Namun, kue ini dapat bertahan hingga satu minggu apabila rutin dikukus untuk memperlunak tektsur kue. Meski terkesan berpenampilan kurang apik (karena segi warna hitamnnya), kue ini memberikan cita rasa yang khas dari komposisi tepung lembu. Tepung lembu ini memang jarang dibuat dan ditemukan di pasaran, tetapi daerah Purworejo yang tanahnya masih gemah ripah loh jinawi maka tidak sulit untuk menemukan tanaman lompong di kanan-kiri sawah maupun ladang.

Berbicara tentang kehidupan sosial, masyarakat Purworejo termasuk masyarakat yang agamis. Di beberapa perkampungan berdiri banyak surau dan pondok pesantren. Sekolah-sekolah juga banyak didirikan dan terurus dengan baik. Maka tak jarang dari daerah sekitar Purworejo banyak yang menjadi penglaju untuk menempuh pendidikan di Purworejo. Masyarakat Purworejo juga masih cenderung memilih pada zona nyaman, artinya memang sedikit sekali pembangunan kota yang dapat kita lihat. Gedung-gedung tinggi pusat perbelanjaan besar, pasar-pasa swalayan memang tidak terlalu kelihatan banyak di Purworejo. Pemerintah daerahnya sendiri memang masih sangat preventif dan sangat hati-hati sekali. Sehingga tidak banyak terlihat proyek pembangunan besar-besaran di sana. Meski demikian, hal ini berdampak positif pula dalam upaya penjagaan kearifan lokal dan kekayaan alam terutama lahan-lahan persawahan dan produktif lainnya. Kebutuhan perumahan, gedung, pertokoan, diatur secermat mungkin agar tidak sampai mengacaukan sektor-sektor essensial lain yang sesungguhnya memiliki kepentingan atas hajat hidup orang banyak.


Demikian, cerita pengalaman Early di Purworejo, sebuah kota kecil yang istilah jawanya nggak “neko-neko”, adem ayem, tata, titi, tentrem, kerta, raharja. Di balik kesederhaan kota dan daerah ini ternyata menyimpan banyak harta berharga yang masih dapat dimanfaatkan dengan optimal secara bijak. Berlarut-larut dalam zona nyaman memang tidak akan selamanya baik dan membawa perkembangan. Terpenting dalam menyikapi dan mengembangkan kota kita perlu banyak berpikir panjang, tenang, dan rasional demi pembangunan yang berkelanjutan untuk kebahagiaan generasi mendatang. 

Jumat, 14 Juli 2017

PESONA MANGROVE DI GRAND MAERAKACA

Assalamualaikum wr.wb.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi cerita liburan saya tanggal 1 Juli 2017 yang lalu di Grand Maerakaca Semarang. Pada awalnya saya tertarik mengunjungi objek tersebut karena view hutan mangrove nya yang masih alami. Tetapi ternyata Grand Maerakaca PRRPP (Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan) Semarang ini tidak hanya menyuguhkan keindahan hutan mangrove. Tempat yang cukup luas ini merupakan lahan yang disiapkan khusus sebagai taman mini Jawa Tengah. Jadi, tempat ini di desain khusus mulai dari layout tanahnya (pemetakan tanah) yang sengaja diatur menyerupai bentuk provinsi Jawa Tengah. Lalu, di dalamnya pun berisi berbagai anjungan sesuai banyaknya Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dengan penataan (penempatan berdasarkan posisi)  yang mirip aslinya di lapangan. Di tiap anjungan Kabupaten/Kota didirikan rumah adat dan bangunan atau miniatur khas dari daerah tersebut. Contohnya Kabupaten Kudus dengan Masjid menaranya, Kabupaten Salatiga dengan buayanya.  

                                       (foto di salah satu anjungan di PRPP Maerakaca)

Ketika sampai di depan pintu masuk PRPP  saya dan keluarga yang sedari awal ingin mengunjungi kawasan Mangrove langsung membaca peta area yang terpampang besar di dekat pintu masuk. Kemudian kami mengikuti jalur yang sudah ditunjukkan dan langsung menuju area Mangrove. Ternyata area mangrove in bukan wahana baru di Grand Maerakaca PRPPP ini tetapi hal yang baru dari kawasan ekosistem mangrove adalah pembuatan mangrove tracking di sebelah timur jembatan harapan. Adanya Mangrove tracking sepanjang 135 meter membuat pengunjung dapat mengenal lebih dekat ekosistem pemecah ombak alami ini. Tracking mangrove didesain dengan sederhana tetapi menyimpan nilai estetika tersendiri sehingga tak heran spot ini menjadi andalan tempat pemotretan dan selfie kawula muda. Selain itu, ada juga paket untuk acara pre wedding atau pemotretan khusus di kawasan mangrove ini.'

Tracking mangrove mengitari kawasan hutan Mangrove yang diibaratkan sebagai miniatur kepulauan Karimun Jawa. Di sekitar kawasan Mangrove juga menyewakan perahu sampan dan kapal motor agar pengunjung dapat menjelajah lebih jauh kawasan Mangrove ini. Untuk menyewa perahu sampan Anda dikenakan biaya Rp10.000,00 per orang. Perahu sampan kecil berkapasitas dua orang sementara perahu sampan besar berkapasitas 4-6 orang. Apabila menggunakan jasa pendayung maka Anda dikenakan biaya tambahan Rp10.000,00.  Berfoto di atas perahu sampan sambil di diiringi oleh pemandangan sejuk Mangrove menjadi hal yang menarik belakangan ini. Tak suka mendayung, Anda juga dapat menikmati indahnya pemandangan alam dari kepenatan kota dengan duduk-duduk santai di tepi dermaga atau menikmat hutan mangrove dan laut lepas dari atas jembatan.



Keindahan alam yang sederhana ini patut diapresiasi dengan menjaga lingkungannya tetap asri dan bersih. Sebagai pengunjung yang baik kita tidak serta merta hanya menikmati tetapi juga berkewajiban menjaga dan merawatnya. Dengan terus menjaga dan merawatnya maka akan lebih panjang, lebih lama, dan lebih nyaman lagi bagi diri kita dan anak cucu kita untuk menikmati pesonanya. Satu hal yang dapat ditambahkan dari objek wisata Grand Marakaca PRPP Semarang terutawa di kawasan magrove yang tengah naik daun adalah publikasi mengenai sisi edukasi dan pentingnya Mangrove bagi keseimbangan ekosistem pantai. Adanya sisi edukasi ini akan menambah pengetahuan wisatawan sehingga diharapkan mereka tidak hanya menikmati keindahan tetapi mendapat tambahan informasi yang mendorong mereka untuk menjaga kelestarian alam.