CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 29 Maret 2015

Ternyata Semua itu dari Liberalisme

Helo temannn udh lam anih gak nge-post...nah skrg aku mau berbagi cerita nih tentang beberapa wawasan baru yg aku dapet akhir-akhir ini. langsung aj aya biar gk bikin penasaran..wkkwkw chek it out

Guys, kalian tahu kan fenomena remaja masa kini..yaap akhir-akhir irni kita sering disoroti tentang kenakalan-kenakalan remaja ya mulia yang klasik kyk tawuran, free sex, penganiayaan, pemerkosaan, hingga yang lagi tenar-tenar ini aksi begal motor. Nah, semua itu adalah akibat dari kerusakan mental remaja itu sendiri. Sekarang di zaman yang unbordered ini apapun, siapapun, dan dimanapun dapat terjadi dan terengaruhi. So, kita harus tetep mawas diri ya firends. Makanya, kadang kita ngerasa aman atau nayamn sama seseorang atau di suatu tempat, atau kita ngerasa biasa-biasa aja kemana-mana sendiri, tapi ketahuilah aksi kejahatan akibta ulah remaja yang tak waras kyk yang aku sebutin di atas itu dpt mengintai dimana saja. Jadi, teman-teman harus tetap waspada nih dengan siapa saja dan dimana saja. Ya, waspada juga bukan berarti su'udzon sih tapi istilahnya kita bisa memilah, memfilter, dan menjaga diri kita untuk selalu dalam lingkungan yang aman dan nyaman dan bersama orang-orang yang shaleh dan shalehah. 

Nah, yang jadi pertanyaan besar untk fenomena di atas adalah mengapa hal ini bisa terjadi?? mengapa aksi kenakalah remaja semakin menjadi? apakah sebuah pertanda hancurnya negeri ini?
Wah, kalau penulis liat tayangan berita tentang kejadian2 di atas jadi miris sendiri dan berucap naudzubillah terus menerus berharap hal itu tdk terjadi lagi dan lagi dan biasr segera terhenti. Berdasarkan beberapa kajian yang penulsi ikuti 2 bulan terakhir ini, ternyata agar permasalahn dari kenakalan remaja skrg adalah akibat dari suatu faham barat yang secara tidak langsung telah merembet ke negeri Pancasila ini. Faham itu tdk asing lagi di telinga kita yakni sebuah "Liberalisme". Yap liberaslime berasal dari kata "liberal" yang artinya bebas, dan -isme menyatakan faham. Jadi liberalisme adalah faham yang menjunjung tinggi kebebasan seseorang.Liberalisme berasal dari Prancis, yakni saat terjadinya Revolusi Prancis faham ini mulai muncul pada kalangan borjuis. Saat itu kalangan borjuis mengingkan suatu kebebasan bahwa mereka bisa bertindak sendiri tanpa dikekang oleh strata di atasnya maupun dibwahnya yakni golongan bangsawan yang peling berkuasa dan golongan rakyat biasa, Awalnya hal ini hanya berlangsung dalam bidang ekonomi (intens)nya. Tapi lambat laun faham ini terbawa dalam aspek kehidupan lainnya seperti politik hingga budaya. Nah, yang dalam bidang budaya inilah yang tidak terkontrol sampai sekarang yang bsia nyebabin perbuatan-perbuatan demikian. 

Lho kok bisa? dengan cara bagaimana? Liberalisme kan suatu baham tentang kebebasan dimaan individu menjadi pengatur dirinya sendiri dan tidak boleh ada siapaun yang mengekang kemauannya. Jadi istilahny, "semau-mau gue". Nah, kalau udah ada kata what ever, its up to me, kita jadi tak terkontrol, karena menanggap apa yang kita lakukan itu ya sekehendak diri kita, mau salah bener, dosa, pahala, semua terserah kita. Ini juga jadi ciri pada sikap individualistik. Yah, kalau dibilang itu emang bener sih yang namanya kebebasan. Tapi, kalau kalian tahu kebebasan apa sih yang sebenernya real di dunia ini? Suatu kebebasan yang menjadi ciri dari kemerdekaan pribadi atau istilah formalnya adalah Hak Asasi Manusia itu menjadi label dari liberalisme skrg. Ups, tunggu dulu kalau kita ngaku-ngaku ingin memperjuangkan HAM, atau menganggap kesewenangan kita adalah sebuah HAM, Nah apakah itu benar di dalam kacamata KEMERDEKAAN HAM sendiri?


Mari kita ulas lebih detail satu-satu, dan perhatikan alur berpikirnya ya...
oke kita mulai dari Liberalisme yang kita tahu adalah paham kebebasan. Lalu, pola pikir dari kebebasan diri sendiri itu menjadi tonggak munculnya kebebasn HAM, ingat kan sama MAGNA CHARTA sebagai piagam tentang HAM pertama kali di Prancis kalau gak salah (ingat PKN KLS VII) Nah, jadi skrg udh ada hubungannya kan kalau paham liberalisme itulah yang memunculkan adanya Hak Asasi Manusia sekarang didengung-dengungkan sebagai tameng kebenaran sebuah kebebasan individual. HAM adalah suatu yang universal, hakiki, tidak ada yang boeh membatasi, dan setiap individu di dunia ini pasti memiliki. Oke, skrg  kita harus tahu kedudukan HAM ini. Suatu HAM seseorang pasti dibatasi oleh HAM orang lain setuju gak? Contohnya aja nih kita punya kebebasan membakar sampah, di sisi lain orang lain juga punya hak menghirup udara bersih. Tuh, kan jadi kita yang mau bakar sampah tadi memiliki tanggung jwb juga kan atau setidaknya memiliki batasan bhw asap kita tidak boleh mengganggu org lain yang berhak menghirup udara bersih. Nah kan, ibarat dunia ini lah tidak ada kan yang menguasai seluruhnya, yang yang ada pasti sang Pencipta, Allah SWT. Tapi makhluk-makhluk-Nya di bumi atidak ada yang memiliki sepenuhhya kan? baik itu orang terkaya sekalipun?. Ya, karena itu, krna dunia itu dibagi-bagi. Sama seperti HAM tadi, dibatasi oleh HAM orang lain, karena kalau kita seutuhnya menjalankan HAM secara kaku demikian, maka HAM orang lain tidak akan ada yang terpenuhi. Padahal kita tahu tadi bhwa ciri-ciri HAM adalah universal dan dimiliki oleh semua orang. Itu berarti terbukti kan bahwa kebebasan atau kemerdekaan sesuangguhnya adalah kemerdekaan yang tidak mengabaikan kemerdekaan orang lain. Jadi, kita harus punya tanggung jawab dalam mengerjakan atau menikmati kebebasan tadi. 

Itu tadi sekilas tentang HAM dan Liberalisme, coba kalau embel-embel HAM yang dijadikan tameng kenakalan atau kesewenangan remaja kita masukkan. Contoh aja tawuran, mungkin para remaja yang melakukannya menganggap sudah menjadi hak kita untuk melawan orang lain, melakukan pembelaan, pemberontakan, penyeranagn dsb. Tapi, apakah mereka berpikir lebih panjang? Tidak kan,
Bahwa aksi mereka bukan semata menyalurkan kebebasan mereka, tapi lebih berdampak pada terlanggarnya HAM orang lain. Padahal perwujudan HAM itu adalah menikmati kebebasan yang bertanggung jawab, karena HAM yang kita punya dibatasi oleh HAM orang lain. Maka, bukan semudah dan seenak itu pula menganggap HAM itu adalah pure milik kita sendiri. Sadar sob, orang lain juga punya HAM, dan kita wajib menghargai itu pula kalau kita mau dihargai menikmati HAM kita. 

Itulah sebabnya, karen kebanyakan remaja skrg belum sadar akan hakikat seutuhnya akan HAM, mereka sering menganggap itu adalah kehendak-kehendak kita saja. Selain itu, yang membatasa HAM kita juga adalah sebuah aturan. Aturan itu bersifat mengikat, aturan ada sebagai konsekuensi dari keikutsertaan kita. Ya, aturan yang paling dekat adalah aturan agama, aturan negara, aturan sekolah, dan aturan keluarga. 
Dalam agama masing-masing telah digariskan berbagai aturaan pada kita sucinya. Agama Islam telah memberikan seluruh syariat, hukum-hukum islam dalam Al-Quran dan Al hadistinya yang menjadi dasara dalam pembatasan  tindak-tanduk kita  sebagai umat muslim. Ya, karen akita sudah menyakini seutuhnya tentang ke-Esaan Allah, tentang Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah, maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai hamba untuk tunduk pada aturannya. Dalam Negara, kita sudah memiliki berbagai aturan entah itu dalam bentuk UU, konvensi, hukum tak tertulis atau yang lainnya. Semuanya itu menjadi wajib kita patuhi sebagai WNI, sebagai orang yang telah mengaku bertumpah air di Indonesia, yang mendiami wilayah Indonesia. maka, prinsip negara sebagai parental government juga sudah tepat adanya di sini. Sudah seharusnya pula, peraturan-peratuan yang ada menjadi dasar kita bertingkah laku di Nusantara ini. Bukan sebagai banyolah konyol kalau peraturan dibuat untuk dilanggar.Kalau semua remaja bermental gitu mah jadi apa negeri ini. Maka dari itu, ya karena kita tinggal di Indonesia, karena kita sebagai makhluk beragama dan sosial maka kebebasan kita itu bukan asal-asal kebebasan. Kebebasan kita yang secara nyata dan realita adalah kebebasan yang menghormati antar sesama.

Dengan demikian, jika kita menyadari arti sesungguhnya kebebasan maka kita akan berhati-hati dalam berlaku, tidak bersikap apatis, dan acuh tak acuh terhadap persoalan lain. Then, semua kehidupan di bumi pertiwi ini akan menjadi terpadu dan teratur kembali, karena warga-warganya akan hati-hati dalam bertindak.Tidak bermental sesuka ria seperti orang hilang akal. Inilah sesungguhnya perwujudan HAM di Indonesia dan bukan waktunya lagi kita tiru-tiru ideologi maupun faham bangsa lain. Kita sudah punya ideologi sendiri, kit amemiliki kepribadian sendiri, dan kita memiliki identitas sendiri Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia

So, friends, kembalilah ke dalam jalan kebebasan dan HAM yang benar ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar