Hi Guys udah beberapa bulan
terakhir saya lagi sibuk nih sama kegiatan OSN. Ya sebenernya belum sampe
OSN-nya sih tapi setidaknya rangkaian acaran untuk menuju perhelatan tersebut. Di
tahun ke 4 aku ikut OSN sejak SMP-dulu saya sekarang udah mantep sama bidang
Geografi. Nah, tahun 2015 ini menjadi tahun terakhir aku ikut OSN cz saya udah kelas
11 nih hehehe. Postingan kali ini saya mau share tentang perjalanan saya selama
menempuh kegiatan-kegiatan olimpiade tersebut.
Untuk bidang geografi sendiri
saya udah 2 kali coba sebelumnya, yang pertama waktu kelas 9 SMP. Aku udah coba
ikut OSK SMA bidang geografi. Ya, dulu entah kenapa pengen itu, soalnya sih
Geografi itu bidang baru yang menurutku belum banyak saingan, atau belum banyak
yang coba lah. Jadi, saya spekulasi karena bidang baru berarti kan kita
sama-sama belajarnya tuh, belum ada yang keliatan senioritas atau ahli banget
kan makanya aku coba di tahun 2013 itu. Nah, selama proses pembinaan di SMP,
jujur sih emang kurang diperhatika cz belum ada guru juga yang khusus di bidang
geografi. Dulu saya cuma belajar dari LKS-LKS dan catatan tentangga saya yang
kebetulan di SMA 6 Yk (Cuma seberang sekolah). Jadi, yang otodidak bisa
dibilang belajarnya. Selain itu, saya juga menggali beberapa informasi dari
sumber lain. Ya, meskipun belum dalam-dalam amat lah. Setidaknya saya berusaha
belajar saat itu. Ketika hari H seleksi OSK saya merasa enjoy. Saya merasa
soalnya cukup bagus dan menantang , dan yang lebih bagus lagi soal itu sesuai
hati saya. Maksudnya saya suka menafsirkan gejalan-gejala alam, fenomena
sosial, dan lainnya yang berhubungan dengan ilmu bumi tersebut. Di soal-soal
Geografi juga banyak pengetahuan umum yang bisa dibilang susah-susah gampan,
tapi karena itu kita jadi berusaha meng-eksplor lebih banyak lagi di dunia ini.
Soal-soal pengetahuan umum dan geografi lainnya seperti menunjukkan seberapa
peka anda dengan kehidupan di bumi sekarang, dan inilah point yang membuat saya
tertantang. Maka saya tetap ikhithar dan fokus pada bidang geografi sampai
sekarang.
Hasil dari OSK Geografi saat SMP
ya sudah bisa diterima kalau saya tidak lolos Mungkin soal spekulasi juga
karena kalau salah min 0.5. Saya memang sangat berhati-hati tentang itu jadi
nggak mau jawab ngawur. Tapi, mungkin kalau saya mau berani bisa betul juga. Ah,
i don’t know so well tapi yang penting udah coba. Toh, saya juga ngggak tahu
selisih berapa poin sya dengan poin yang bisa diterima (saya rasa ya masih
cukup jauh). it’s no problem, this is
for begin. But, i’m still feel happy and satisfied enough with my self. I feel
strive, hardwork enough thought that time a i also prepare for UN. So, although
the result not bring me in next step, i feel i did my job well enough. And
then, my mother’s friend who become lecture of Geography faculty UGM and also
the correct team tell that i am potential in geography, my reachment is well
enough in compete with high school. Nah, karena itu pula, aku semakin mantap
dan yakin serta berjanji pada diri sendiri bahwa ketika highschool akan
meneruskan pendalaman pada ilmu Geografi dan ikut OSK lagi bidang Geography.
Lanjut ketika aku sudah duudk di
kelas 10, saya menjalani hari-hari belajar Geografi di kelas dengan suka cita. Saya
merasa geografi sudah menjadi kompetensi saya. Tetapi saat itu pula, ada hal
lain yang menggoda saya yakni pelajaran kimia xixixi. Saat itu menurut guru
sih, saya dinilai mampu ikut OSK kimia, sudah ditunjuk pula. Tetapi dengan
mohon maaf sekali saya menyatakan sudah pilih bidang Geografi. Mungkin menurut
beberapa guru eksak terlihat aneh ketika saya yang sudah masuk kelas MIA ikut
Geografi, ya meskipun ada mapel lintas minat Geografi. But, i’m no so attention
that, saya hanya berusaha ikhitihar dan istiqamah belajar geografi. Pembinaan
OSN di SMA memang juga tidak terlalu intens, tapi saya selalu datang pada
setiap pertemuan yang diadakan. Saya tekun mengerjakan soal-soal latihannya,
mendengarkan penjelasan dari Pak Guru saya, Bapak Aris Sutardi. He is excellent
teacher that i meet so far. Meski guru geografi di sekolah saya cuam
satu, saya beruntung Pak Aris adalah guru yang sangat cerdas dan berwawasan
luas sehingag dalam pembelajarannya saya sering mendapatkan hal-hal baru
menegnai fakta-fakta geografi sekarang. Hal itu membuat otak saya lebih berisi
hehehe
Tidak hanya mengandalkan
pembinaan di SMA, selama liburan semester 1, sekitar bulan desember sara juga
aktif cari info dari kakak-kakak kelas SMP. Alhamdulillah ada alumni yang sudah
ikut OSN Georgafi di tahun 2013 kemaren, yakni mbak Amrina Rosyada. Beruntung
pula big Boss BMW (Bocah Mipa Wolu) aliansi bocah-bocah olimp di SMP saya juga
cukup peka langsung kasih kontak saya ke mbak Amrina. Langsung saja saya kontak
mbak Amrina, meskipun saat SMP ya nggak terlalu dekat amat sih tetapi bersyukur
mbak Amrina is friendly and open jadi aku langsung enak pada pinjeman buku dan
soal-soal. Meski ada perasaan sedikit minder karena mbk amrina di Padmanaba dan
saya di Prasetyatama hoho, tapi ya saya nggak mau bawa-bawa jauh lah, lagipula
mbk Amrina orangnya nggak terlalu mempermasalahkan status sekolah. Dan menurut
saya, itu juga bukan sesuatu yang penting, hal yang lebih menentukan adalah
soal effort, strenght, commitment, believed, and also spirit. And yes i can
proof it then...
Mendapat materi-materi baru dari
Mbak Marina membuat saya terpacu semangat belajar lagi, jadi selama liburan
akhir tahun itu saya belajar dari buku mbak Amrina apalagi yang berbahasa
inggris, saya kayak buat resume gitu. Terus soal-soal Pelatnas Mbak Amrina juga
saya pelajari, baca-bacalah terus, meski awalnya ada perasaan belum paham, tapi
setelah baca berulang lama kelamaan pemahaman akan muncul hehehe. Then, ketika
2014 datang saya sambut dengan penuh obsesi, keyakinan, dan doa agar saya bisa
lolos OSK menuju tahap-tahap selanjutnya. Seleksi yang berlangsung sekitar
bulan Februari akhr saya persiapkan matang dalam minggu-minggu sebelumnya. Pembinaan
di sekolah sudah makin intensif, sering pulang sore dan larut malam, ah sudah
biasa. Terus belajar dan gali informasi baru.
Hari-hari menjelang seleksi pak
Aris memberika banyak nasehat, harapan, dan doa begitu juga pak Wahyu. Pak
Wahyu adalah guru georgrafi asal SMA 1 Magelang yang nambah jam mengajar di
SMAPA. Pak Wahyu juga gur yang pintar seperti pak Aris. Cara mengajar pak Wahyu
juga cukup menyenangkan dan alhmadulillah saya bisa menerima segala input
ajaran beliau. Kedua guru geogarfi saya berharap saya bisa lolos, begitupula
saya. Segala restu dan doa sudah beliau lontarkan tinggalah menunggu hari eksekusi
soal-soal OSK tersebut.
Pada hari seleksi sekitar tanggal
23 Maret 2014 saya hadapi dengan senyuman. Ciee menegerjakan soal dengan
tertantang, eitss tapi ternayat aada yang berbeda. Pengurangan nilai menjadi -1
wowow kenapa jadi bertambah. Alhasil aku jadi makin hati-hati nih hehehe. Nah,
waktu itu masih spekulasi juga sih, tingkat soal menurutku lebih mudah sedikit
dibanding tahun 2013 kemaren. Selain itu akren sudah mendapat materi dari
sekolah dan pembinaan jadi merasa sudah lebih bisa dibanding yang lalu.
Pekerjaan telah selesai kukumpulkan dengan iringan doa dan pasrah. Berharap
bisa lolos, karena saya ingin sebagai anak BMW bisa membuktikan, bisa
berkontribusi dalam memberikan prestasi di bidang olimp.
Oke 1 bulan berlalu, dan tidak
ada kabar dari sekolah. Desas-desus menyebutkan kalau yang lolos mapel MTK dan
Komputer. So what about me? Perasaan risau melenda. Bener-bener bikin gundah
gulana dan berdebar jantung. Saya lihat di ruang guru juga memang tertera hanya
Alfatur Abdul Rahman (MTK) dan Raden Danang Bagus (Komputer) yang dipersiapkan
lagi untuk seleksi provinsi. Oh..oh..oh..tidak, dan sekitar 14 Mei 2014 dalam
perasaan yang sudah diperkuat dengan berbagai kemungkinan. Saya menanyakan
kejelasan yang lolos kepada Pak Aris. Jawaban beliau ya saya ada di posisi 4,
sebenarnya posisi 4 sudah bagus kemajuan tentunay dibanding saat SMP lalu
mungkin saya di posisis puluhan. Lalu, posisi 4? Tidakkah melaju ke tahap
selanjutnya? Beberapa wialayah ada yang meski posisi 4 bisa lolos dengan sistem
passing grade. Namun, ternyata itu tidak terjadi pada saya. Kekecewaan dan
kesedihan pastilah muncul. Terlebih teman saya di Teladan tetap lolos meski di
posisi 4. Saya merasa tidak adil dan ya kecewa. Saya ingin melihat skor saya dengan
pasti. Ketika melihat skor betapa semakin “gela” nya saya kalau skor saya 163
sedang posisis 2 dan 3 164. Hanya selisih satu bukan? Dan entah mengapa dalam
provinsi nilai tersebut masih belum bisa diterima. Sedih saya, dan kesedihan
itu juga dirasakan pak Aris dan pak Wahyu. Beliau tetap memberikan semnagat
saya, mencoba membangkitkan saya untuk terus belajar lagi untuk tidak kecewa dengan
hasil saat itu. Kesempatan masih ada di tahun 2015, tahun yang penuh kejutan
To be continued in next story
Tidak ada komentar:
Posting Komentar