Next story about my journey in
geographic olympiad
Yap, in the year 2015, it is the last chance
for me to follow that competition. Tentu saja di tahun terakhir ini aku tidak
mau menyia-nyiakan. Belajar semakin belajar, tentu saja pengalaman kemaren2
akan menjadi guru berharga bagi langkah terakhirku ini. Pada desember 2014 lalu
sebelum kenaikan semester, saya sudah diwanti-wanti oleh Pak Aris agar semakin
giat berlatih, mengerjakan soal, dan membaca buku. Beliau juag turut aktif
mencarikan materi-materi, memberikan modul, dan membelikan buku-buku suplemen
olimpiade. Meskipun itu masih terbatas, tapi saya berusaha memanfaatkan apa
yang ada itu dengan maksimal.
Pak Aris menerangkan bahwa di
awal 2015 akan diadakan seleksi pra olimpaide khusus untuk Kabupaten Sleman,
diman ayang lolos bisa dapat tambahan pembinaan khusus dari Dinas. Pak Aris
menginginkan agar saya bisa lolos pada seleksi tersebut sehingga saya bisa
dapat tambahan pembinaan. Pak Aris sebagai pembina olimp Geografi sekaligus
Kebumian memang tidak cukup banyak waktu intensif mengawal kedua bidang itu.
Maka beliau mengharapkan saya bisa lolos sehingga bisa pembinaan bisa lebih
maksimal dan tidak hanya mengandalkan dari pak Aris saja. Terlebih lagi
sekarang pak Wahyu sudah tidak mengajar di SMAPA. Mendengar adanya berita
seleksi pra olimpiade tersebut kembali menyadarkan saya bahwa liburan akhir
tahun ini harus diisi dengan hal sama seperti tahun lalu yakni belajar dan
belajar mempersiapkan olimpiade. Terlebih lagi pak Aris sudah membekalkan
beberapa buku materi olimpiade. Maka langkah saya berikutynya adalah mengkaji
sungguh-sungguh buku-buku itu. Sekaligus juga membuat ringkasan dan cara lain
sesuai metode belajar saya.
Dalam buku Suplemen Olimipade
Geografi yang diterbitkan oleh Gadjah Mada University Press memang kebanyakan
lebih menekankan pada geografi pertanian ya penyusun buku utama bu Rika Harini
juga merupakan Dosen Geografi Pertanian saat itu. But, materi-materi lain
seperti geomorfologi dan meteorologi juga cukup. Saya membuat ringkasan khusus
mengenai 2 hal tersebut. Januari 2015 sudah datang dan seleksi pra olimpiade
semakin dekat. Berbagai persiapan sudah saya lakukan sehingga jujur ketika H-1
saya hanya mengulang sedikit2 materi saja bahkan malamnya saya malah
mengerjakan PR Biologi hehehe. Well, saya ingin menghadapi seleksi tersebut
dengan hati yang tenang dan diharapkan nanti bisa mudah mengerjakan dengan
pikiran yang tenang teresbut. Pertengahan Januari saya melaksanakan seleksi pra
olimpiade tersebut. Tiap mapel diwakili 4-5 orang. Seleksi ini hanya diikuti
oleh 10 SMA pilihan di kabupaten Sleman yang utamanya sekolah-sekolah tersebut
adalah sekolah yang menjunjung olimpiade. Beberapa sekolah tersebut diantaranya
SMA 1 Sleman, SMA 1 Kalasan, SMA 1 Depok,
SMA 1 Godean, SMA 1 Minggir, SMA de brito, SMAI Budi Mulia, dan tentunya
sekolah saya SMA 1 Pakem.
Melihat berbagai pesaing dari
sekolah-sekolah tersebut saya tidak merasa berkecil hati. Saya berusaha tetap
menanamkan kepercayaan diri. Ketika mengerjakan, alhamdulillah saya merasakan
kemudahan dan kelancaran dalam menjawabnya. Saya bisa mengerjakannya. Di
akhir-akhir pengerjaan meski saya telah selesai dan sedang mengoreksi sudah ada
beberapa peserta yang selesai dahulu dengan gayanya yang menurut saya terkesan
arrogant menampilkan kecepatannya. Penilaian memang didasarkan atas skor
tertinggi dan jika ada nilai yang sama diperhitungkan kecepatan waktunya. Maka
mulai banyak peserta yang terkesan memperhatikan target kecepatan waktu saja,
tapi saya tak tahu apakah mereka telah yakin pada kebenaran jawabannya atau
tidak. Saya berusaha tetap santai dan tenang dengan mengoreksi jawaban dengan
baik. Meski semakin banyak peserta keluar dari ruangan bak rayap berterbangan.
Akhirnya 100 soal sudah mampu saya selesai dengan keyakinan yang mantap dan
suah dikoreksi, saya pastiakn saya tidak akan merugi dengan jawaban yang
seharusnya betul tapi salah menyilang. Well, jawaban sudah dikumpul dan
terlihat saya menempati urutan 10. Hufft...saya berharap masih tetap lolos
karena kuota lolos untuk tiap mapel hanya 10.
Minggu selanjutnya selepas
seleksi pra olimpaide tersebut. Pada sebuah kelas geografi entah secara sengaja
atau bukan pak Aris mengumumkan kelolosan saya secara implisit dan tak
terduga-duga. Saya masih ingat kata-katanya dalam prolog beliau membuka
pelajaran. “ Maka dari itu keberhasilan itu butuh usaha keras meski di sekolah
kita olimpiade belum begitu diperhatikan seperti teman Anda ini, juara 2 pada
seleksi kemaren....” Tak di sangka-sangka bukan diumumkan di sela-sela
perbincangan beliau yang saya kira itu hanyalah pidato singkat saja mengawali
pelajaran. Kemudian saya semakin diberi wejangan lagi agar memanfaatkan
kesempatan pembinaan besok dengan baik, dan jangan lupa untuk rendah hati.
Kelolosan ini belum akhir, karena OSK yang sesungguhnya masih tetap ada dan
masih harus saya jalani.
Pembinaan yang berlangsung selama
8 kali pertemuan saya lampahi dengan suka cita dan keikhlasan hati. Dalam 1
minggu ada 2 kali pertemuan jadi total intensif ada 1 bulan. Setiap Selasa dan
Jumat saya tidak pernah absen ikut pembinaan khusus yang diselenggarakan Dinas
di SMA 1 Depok. Meski harus pulang sore dan ijin 2 jam terakhir di sekolah
alhamdulillah tidak ada halangan yang berarti. Alhamdulillah, teman-teman yang
lolso untuk mengikuti pembinaan tersebut juga cukup banyak totalnay ada 12
orang. Setiap jumat saya diantar ibu ke sana sedangkan setiap selasa
alhamdulillah bisa boncengan dengan teman dan terkadang juga bareng sama
bapak-ibu guru naik mobil hehehe.
Well, ke sepuluh orang yang
dibina khusus tersebuut berasal dari SMA 1 Kalasan (2), SMA 1 Pakem(2), SMA De
Brito,(2) SMA 1 Depok(1), SMA 1 Sleman(1), SMA 1 Godean(1), dan SMA 1
Ngaglik(1). Saya merasa ini adalah saat yang tepat untuk meningkatkan
pengetahuan di anatra teman-teman yang juga hebat-hebat dari SMA – SMA khusus
tersebut. Mensikapi teman-teamn baru
tersebut yang sekaligus saingan saya tetap “down to earth” bersikap rendah hati
dan hati-hati. Selama pembinaan saya mendapatkan teman baru yakni Chacha (Salwa
Salsabila) dan Deka. Khusus Chacha jadi teman sebangku ku hehe.. Meski dia
masih kelas 10 tapi dia asyik juga diaak ngobrol dan belajar. Nah, beberapa
pesaing saya yang menurut saya kurang friendly sehingga saya juga susah
bersosialisasinya adalah teman-teman dari SMA 1 Kalasan dan SMA De Brito.
Sebenarnya sih, saya juga takut lho sama mereka secara sekolah mereka itu
sekolah yang concern sama olimpiade dan terkenal siswanya jago olimp. Juara 1-3
tahun lalu saja dari De-Brito dan 1 Kalasan. Dan juara 1 seleksi ini dari
De-Brito. Terlebih lagi SMA 1 Kalasan selalu mendatangkan tentor dosen untuk
mengajari. Keminderan sedikit muncul namun, berusaha saya tutupi dengan semangat
baru memanfaatkan pembinaan ini dan tentunya belajar mandiri. Saya percaya dan
ingin membuktikan bahwa sekolah saya juga bisa membanggakan dalam olimpiade.
Selama di kelas pembinaan saya berusaha terus
memperhatikan penjelasan bapak ibu guru pembimbing. Ada 3 guru yang membimbing
kami yakni Pak Utoyo, guru Guru Geografi dari MAN Tempel, Pak Aprin guru
geografi SMA De Brito, Bu Rini guru Geografi SMA 1 Depok. Pak Aris sendiri
menjadi pembina kebumian. Meski tidak ada guru langsung dari SMAPA tapi saya
tetap menghargai ketiga guru tersebut dan berprasangkan baik akan
profesionalitas mereka. Dari ketiga guru tersebut, saya paling suka kalau diajari
Pak Aprin, gaya mengajarnya cepat tapi mudah masuk juga di otak, terkesan cepat
dan padat. Jadi, selama 1 kali pertemuan nggak terasa udah 2 jam atau kadang
lebih membahas tuntas 2 materi. Meski kadang juga saya merasa ngantuk di depan
materi yang terpampang pada layar LCD. Jujur saya sempat memejamkan mata
sebentar sambil tangan saya masih menulis catatan dari presentasi. Saya sih
malunya kalau ketahuan pak Guru itu, tapi ya semoga pa Guru bisa maklum dan
tahu kalau ngantuk dan tidurnya saya ini bukan maksud saya malas denagn materi
tapi saya sedang kelelahan. Well, senjata ampuh saya untuk mengatasi kantuk itu
terkadang saya mengunyah permen karet. Untungnya saja nggak ada yang melarang
sih jadi it’s good idea is’n it?
Dari panas banget, mendung,
hingga hujan deras saya lalui selama pembinaan. Saya selalu hadir meski
teman-teman banyaknya yang absen dan terkadang yang ikut tidak lebih dari
setengah. Ya, mungkin sih mereka udah ada pembinaan lain kali. Tapi, tak apalah
ilmu dari bapak-ibu gur udi pembinaan khusus juga sama pentingnya kok. Setiap
pertemuan saya rajin mencatat dan menjwaba quiz lisan dari beberap guru. Ya,
Alhamdulillah keaktifan saya mulai nampak, saya juga tak ragu menanyakan
beberapa hal yang ingin saya tahu lebih dalam. Setiap wawasan dan pengetahuan
baru dari beliau semakin menambah khazanah saya dengan dunia geografi dan alam
Indonesia pada khususnya. Ternyata banyak sekali yang bsia dipelajari terutama
pada geografi ini. Seperti ketika membahas sungai maka kita akan menyambungkan
tentang DAS, tentang meandering, tentang bagaimana sawah lebak itu, tentang
bagaiaman sharusnya irigasi yang baik itu, yang menurut serita Pak Utoyo di
daerahnya pembersihan selokan mataram yang salah waktu membuat petani di
sekitarnay yang masih mengandalkan irigasi teknis dari selokan mataram
mengalami kekeringan. Proyek pembersihan yang menyedot air itu juga tidak segera
dirampungkan sehingga semakin memperlambat produktivitas pertanian. Atau
masalah-masalah lain seperti fenomena plunge pool, erosi mundur, yang membuat
kenampakan-kenampakan baru pada air terjun, bekas meandering yang akan
meninggalkan oxbow lake. Kenampakan sossial juag ada diamna poliandri terjadi
di India karen alebih banyak lelaki atau fenomen abonus demografi saat ini di
Indonesia. Ada juga ice bird salah satu bentuk pariwisata dari negara subtropis
ketika dilandan musim dingin untuk sengaja ke negara tropis mencari hangatnya
mentari. Banyaaakk sekali yang bisa digali dari geografi, kita bisa meninjau
dari beberapa hal dan disambungkan dengan berbagai bidang lain.
Minggu demi minggu berlalu tak
terasa sekitar pertengahan 12 Februari seleksi pun dimulai. Pagi itu Saya aga
hati ini dengan mood yang baik, keceriaan, dan ketenangan batin. Saya sudah
merasa siap dengan cekokan materi yang sudah cukup selama beberapa bulan
terakhir, dan belajar saya sendiri bersama dengan teman-teman di grup FB Road
IGEO 2015. Alhamdulillah juga saya bisa masuk ke grup itu sehingga kami semua
saling bertukar informasi dan pemahaman baru. Seleksi dimulai pukul 08.00
tepat, saya tak mau tertinggal dan terburu-buru maka sekitar pukul 07.00 saya
sampai di SMPN 1 Sleman, tempat seleksi diadakan. Saya aseniang sekali hari
itu, diantar bersama ayah saya, bersama adik-adik saya. Begitu terlihat
kasih-sayang dan ketulusan mereka, memilih mengantarkan saya dibanding saya
harus bolak-balik naik motor ke SMA dulu. Semoga Allah juga menyayangi mereka.
Tiba di sana, suasana masih sepi
hanya ada beebrapa siswa yang saudah bersiap. Saya diantar ayah menlihat ruang
seleksi dan memastikan saya tahu. Okelah setelah melihat denah lokasi, Ayah
pamit pulang dan saya salim, eminta restu. Semua berjalan terasa khidmat hingga
kulanjutkan kekhidmatan pagi yang sejuk itu dengan sholat dhuha 4 rakaat. Saya
tidak kesulitan menemukan mushola di sana, langsung mengambil air wudhu lalu sholat.
Seusai sholat, saya disapa oleh salah satu pengawas yang kebetulan juga akan
sholat. Saya masih ingat dengan postur bapak tersebut, sudah sedikit terlihat
tuha dengan jangggut yang putih dan pecis di kepalanya. Beliau dengan ramah
menaypa saya, “dari sekolah mana mbak?” , saya pun menjawab pelan “SMA 1 Pakem
pak”, “Ikut mapel apa?” tanya beliau
lagi. “Geografi pak” jawab saya lagi
singakt. “Oh, Geografi itu ruangannya di atas, hmm semoga bisa lolos ya”
jawabnya diserta harapan sambil tersenyum. “Amiin pak” ungkap saya sambil salim
dengan beliau.
Selepas sholat saya mencoba ke
halaman depan, di sana sudah berkumpul banyak mobil-mobil dan bus yang membawa
kontingen sekolah masing. Segera saya mencari-cari mana SMA 1 Pakem berkumpul?.
Cukup alama saya menanti, dan akhirnya mereka datang juga dengan minibusnya.
Kami langsung daftar ulang bersama, mendapatkan kartu. Saya segera daftar ulang
tak mau menunda waktu yang segera menuju jam 08.00. Alhamdulillah saya tidak
mendapat antrean panjang ketika daftar ulang. Selesai daftar ulang langusng
menuju ruang 35 di lantai 2 tempat seleksi cabang Geografi.
Oh yeah, ternyata di sana juga
sudah banyak orang, tetapi untungnya saya tak terlambat. Hufft.. masih ada
waktu menenangkan diri dulu, saya pastikan saya tidak gerogi. Tak lama kemudian
soal dibagikan beserta lembar jawab dan 1 lembar khusus lagi yang katanya untuk
corat coret perhitungan. Oh ya di geografi itu juga ada perhitunganya lho,
seperti mengukur gari kontur lereng, ketinggian lereng, seleksi waktu jam antar
bujur, serta dependecy ratio. Jadi, ya jangan menganggap kita cuma apalan aja
ya hehehe. Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, geografi mencakup
bidang lainnya termasuk penerapan fisika pada perhitungan-perhitungan tersebut.
Soal sudah terbagi, dan saya siap
mengerjakan. Sebelumnya tak lupa doa khusyu’ terucap. Pekrjaan dimulai. Seperti
tipe-tipe soal sebelumnya bagian pertama selalu diisi dengan meteorologi.
Sistem soal masih sama seperti dulu benar +3 salah -1 tak dijawab 0.
Kehati-hatian adan spekulasi masih diperhitungkan. Terlebih saya mendapatkan
info lagi dari grup Road IGEO untuk minimal menjawab setengah soal dengan yakin
dahulu baru mungkin bisa spekluasi tapi haru tetap hati-hati. Saya mencoba
menerapkan prinsip itu pada pengerjaan soal di kesempatan terakhir ini. Penalaran,
ingatan alhamdulilah bisa muncul juga. Terutama pada perhitungan-perhitungan selisih
waktu dengan sistem garis bujur. Di
kertas corat-coret saya berikan semua penjelasannya dan alur berpikir serta
logika saya.
Alhamdulillah, saya merasa soal
tahun ini lebih mudah dari tahun lalu. Saol tahun ini lebih banyak pada
pengetahuan umum yang kebetulan sekali saya juga tahu hehehe. Selain itu,
pemahaman pada soal juga bisa saya tangkap jadi meski ada soal yang saya ragu
untuk menjawab ki kertas corat-coret saya tetap menyertakan alasan-alsan dan
cara berpikir saya. Usai tes alhamdulillah perasaan cukup lega dengan penuh
harapan untuk bsia lolos. Keluar kelas saya sempat bertemu dengan teman-teman
yang juga ikut pembinaan di SMA 1 Depok. Terhadap mereka saya tetap bersikap
rendah hati, saya tidak mau merasa sangat yakin dan terlihat “sok bisa” ketika
mengerjakan tes tadi. Maka, saya tetap calm, dan santai di hadapan mereka.
Hari demi hari berlalu, perasaan
cemas dan khawatir tentu menyeimuti hari-hariku saat itu. Tetapi, demi tetap
bersadar diri, saya juga turut merajut sikap-sikap penerimaan saya ketika
mengetahui kalau saya tidak lolos. Sekitar akhir februari, di tanggal 20
Februari saya sudah menghitung kalau ini sudah 2 minggu pasca seleksi
kabupaten. Saya sedikit mencari-cari info dari teman saya di SMA 1 Yogya,
mereka juga belum dapat tanda-tanda pengumuman, Tetapi, kata salah seorang sahabat
saya, Marisha Salsabila bilang kalau teamnnay di SMA Kesatuan Bangsa Bantul
sudah mengetahui hasilnya. Hati saya semakin dag-dig-dug, menurut saya sih itu
pertanda bahwa seharusnya hasil sudah diumumkan. Atau jika tdak segera saya
mendapatkan suatu kabar itu, ya mungkin saya akan simpulkan saya tidak lolos.
Saya coba menenangkan diri, dan
terus menanyakan kabar kepada teman saya di SMA 1 Yogya, Agum dan Marisha. Wilayah
kota sampai tanggal 24 Februari 2015 belum ada kabar. Saya sedikit lega karena
masih ada daerah lain juga yang belum mendapatkan hasil, artinya barangkali
kabupaten Sleman akan diberitakan hasilnya pada hari-hari lain tidak serentak
dengan Kabupaten Bantul. Rasa harap-harap cemas semakin berlajut. Hingga akhirnya,
malam hari pukul 19.30 selepas sholat isya, mendartlah dering WA masuk pada
ponsel. Ternyata WA tersebut dari pak Aris dan langsung terlihat pesan
singkatnya yang begitu mencengangkan. “ Selamat mendapat juara 1” Wow,
Alhamdulillah, sungguh bahagianya hati ini tak terikria sujud syukur
terpanjatkan. Rasanya lega dan sedikit tidak menyangka apa yang saya inginkan
terwujud bahkan melebihi target saya yang hanya menjadi 3 besar, kini justru Allah memberikan lebih
juara 1. Alhamdulillah, selepas isya tersebut saya benar-benar gembira, cemas
saya serasa pecah dan semangat semakin membara. Saya langsung menyakan info
lanjut ke Pak Aris, namun sayang beliau belum terlalu mengatuinya. Maka sejak
saatitu saya menanti lagi untuk mendapatkan pembinaan khusus se-Provinsi.
halo ka, boleh tanya klo waktu menghadapi osn geografi kaka ada buku latihan ga ? atau hanya latian dari kertas soal soal tahun lalu ?
BalasHapussaya kebanyakan latihan soal dari soal-soal osn dikpora tahun lalu sama soal osn yang diadakan universitas2. selebihnya perbanyak pengetahuan umum saja hehe. maaf baru balas yaa
BalasHapusHalo kak, boleh minta nomor WA atau e mail? Mau tanya" nih...Kebetulan aku juga ikut geo
BalasHapushei meru, maaf baru kembali lagi ke blog. Iya bisa meru silakan e mail kakak di zahwaearly@gmail.com
BalasHapusoh ya jangan lupa follow blogkakak ini ya. Terimakasih
BalasHapus