Taktala jarum jam terus bergulir
Mengejar kedeewasaan hati dan moral
Pada tiap-tiap jiwa muda penuh asa
Yang terus haus akan sebuah keberhasilan
Mereka terus menggerong menantikan sukses datang
Disambut indahnya mentari setiap pagi di sekolahan
Namun, energinya cepat habis disedot kehampaan
Mereka tak mau tahu semua harus bisa terus berjalan
Menyusur semua rintangan yang banyak menghadang
Tak mau pikir rumit lagi, tak mau pikir sulit
Sudah cukup banyak tekanan yang rasanya mereka dapati
Sekalipun baterai mereka masih mampu menopang puluhan tahun
lagi
Mereka tak mau ambil repot
Tapi mereka mau berpikir lebih dalam hal licik
Untuk suatu kecerdikan yang terkelabui oleh suasana tenteram
Tak tahu dari mana asalnya, darimana yang mengajari
Siapa dalang atau sang promotor di bidang ini
Rasanya virus ini mudah sekali menulari
Mudah sekali merusak onderdil asli
Sehingga jiwa-jiwa yang terus dilumasi tak sulit lagi
dikorosi
Mereka menganggapnya sebagai suatu kecerdikan
Tetapi alim bilang ini kelicikan
Namun tetua bilang ini sudah jadi kebiasaan
Lantas, bagaimana seharusnya tindakan mereka ini?
Dunia yang hanya bisa menjawabnya
Dengan lonceng waktu yang ingin terus berdentang
Dengan mentari yang masih selalu dinanti
Oleh mereka yang tak aus akan keburukan ini
Maka yang bertahan dalam darurat ini hanya segelintir
Dari mereka-mereka lain yang mampu manjaga aslinya
Hanya segelintir lagi dari mereka yang mau menjaga aslinya
Karena kesempurnaan sejati, kebenaran dan keagungan abadi
Memang hanay ada sedikti dalam suatu piramida
Menempati puncaknya terus unggul dan berbakti
Pada Tuhan Maha Pengasih dan Penyanyang
Mereka yang senantiasa diberi bukan sekadar polesan dan
pelumas biasa
Namun, pancaran iman dan taqwa
Yang semoga terus terjaga hingga akhir zaman kelak
Yogyakarta 14 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar