Berbicara mengenai polimer yang
menjadi cikal-bakal plastik maka perlu diketahui beberapa polimer dan teknik pembuatannya sebagai bahan baku plastik.
Pertama yaitu polimerisasi kondensasi yang ditadnai dengan pelapasan molekul
air atau molekul kecil lainnya. Contoh dari polimerisasi kondensasi ini adalah
polimerisasi dari asam glikolat untuk menghasilkan polimer biodegradable yaitu poly(glycolicacid).
Kedua adalah teknik polimerisasi adisi yang ditandai dengan tidak terbentuknya
molekul air atau molekul kecil lainnya. Contohnya adalah pembentukan polyethylene. Dalam pembentukan polimer
distribusi dari berat molekul menentukan karakter dari polimer. Suatu polimer
ada juga yang terbentuk dari poliemr lain seperti poly(viniylalcohol) yang dihasilkan melalui polimerisasi dari poly(vinylacetate). Dikenal pula istilah
kopolimer yang merupakan sebuah polimer yang terdiri dari dua atau lebih
monomer yang berbeda, contohnya adalah poly(ethylene-co-styrene).
Posisi plastik pada kajian polimer yaitu suatu material yang terdiri dari
komposisi esensial berupa satu atau lebih senyawa polimer organik dengan berat
molekul besar, berupa padatan dalam keadaan finish
nya. Selain plastic dikenal juga istilah resin dalam kajian polimer yaitu
berupa material awal polimer, terbentuk dalam tiga dimensi dan lembaran atau
film. Kembali dalam bahasan plastic bahwa nama plastik sendiri berasal dari
bahasa Yunani “plastikos” yang berarti dapat dibentuk. Hal ini sesuai dengan
kenyataan sifat palstik emmang dapat dibentuk berbagai aneka ragam. Beebrapa
proses teknis untuk pembuata plastic yaitu ekstrusi, injection molding, compression molding, blow molding, transfer molding,
dan vacuum forming. Pembahasan
singkatnya yaitu ekstruksi merupakan proses dengan pemanasan atau tanpa
pemanasan yang dipaksa menjadi suatu bentuk tertentu secara kontinu sebagai film, sheet, rod, dan tubing. Untuk injection molding merupakan proses pembentukan material dengan
memaksanya di bawah tekanan dan tempat cetakan tertutup. Sementara itu compression molding adalah metode
mencetak material langusng dalam cetakan yang sudah dibatasi menggunakan tekanan
dan panas. Untuk blow molding adalah
metode fabrikasi dengan memanaskan massa plastik dan dipaksakan menjadi bentuk
tertentu sesuai cetakan dengan adanya tekanan gas internal. Transfer molding yaitu memtode
pembentukan artikel tertentu dengan menggabungkan (meleburkan) material plastic
di dalam bilik lalu dipaksa keseluruhan massanya menjadi cetakan panas yang
lama kelamaan memadat. Inti perbedaan dari teknik pembuatan plastic ada pada
sumber energinya serta cara pencetakannya.
Tipe plastic dibedakan menjadi
dua yang utama yakni termoplastik (thermoplast) dan thermoset. Thermoplast
yaitu plastik yang dapat dilunakkan secara berulang melalui pemanasan dan
dikeraskan lagi melalui pendinginan,yang mana pada keadaan lunaknya dapat
dibentuk menjadi beberapa ragam melalui pencetakan atau ekstrusi. Sedangkan
definis untuk sifat atau tipe thermoset yakni sebuah plastic yang setelah di”awetkan”
melalui pemanasan atau cara lain senyawanya menjadi tidak larut dan tidak dapat
dicairkan kembali. Tipe plastik thermoset menitikberatkan bahwa palstik
memiliki struktur cross-linked tinggi yang mengindikasikan bahwa rantai
polimer saling berhubungan secara kimia. Sehingga suatu plastik setelah proses
pengawetan rantai polimer tidak dapat bekerja kembali (berhubungan secara kimia). Jadi intinya untuk
tipe thermoset ini suatu plastik yang telah dipanaskan kembali maka akan sukar untuk menjadi bentuk semula
lantaran kerusakan pada rantai polimernya.
Dalam pembuatan plastik dikenal
juga bahan additives yang tugany membantu proses fabrikasi atau untuk
menghasilkan karakteristik tertentu yang diinginkan pada produk (plastik)
final. Contoh additives yang
digunakan untuk proses adalah pelumas, agent untuk memudahkan pelepasan dari
cetakan, dan agen untuk memudahkan penghembusan. Sementara itu additives ada yang berupa stabilizers yaitu penstabil panas,
penstabil sinar UV-visibel, antioksidan (juga berperan sebegai preservasi), dan
antimikroba (juga berperan sebagai preservasi) dengan menghalangi pertumbuhan
mikroorganisme. Jenis additives lainnya
yaitu performance additives yang
meliputi bola kaca, kayu, kapur, agen penguat (serat kaca, serat organik, talcum). Bahan lain yang penting untuk
proses pembuatan plastik adalah plasticizer
yang merupakan agen pelunas yang ditambahkan pada polimer untuk membantu
proses atau untuk meningkatkan karakteristik fisik seperti fleksibilitas atau
kekerasan. Contoh untuk jenis plastic polimer PVC (Poly(vinyl)(chloride))
menggunakan plasticizer ebanyak 55%
dari total berat. Produksi plasticizer ini
cukup tinggi, 2/3 bahan plasticizer yang
biasa diproduksi dan digunakan yaitu phthalates
sebagai plasticizer dari PVC dan Diisononyl phthalates (DINP) yang digunakan sebagai
agen pelunak PVC untuk jenis yang lebih
lunak, biasanya digunakan sebagai bahan mainan anak-anak. Plasticizer lainnya yaitu Di-(2-ethyl(hexyl)
phthalate (DEHP) aplikasinya pada tabung medis dan kantong intravena,
penggunaanya sebanyak 30% dari total berat kantong.
Campuran dari suatu polimer
dengan additives disebut juga compounding yang umumnya bersifat
thermoplast. Kerapatan dari suatu compound
ini merefleksikan presentase kritalinitas yang merupakan sebuah faktor penting
untuk menentukan karakterisitik mekanis. Beberapa istilah compound yang cukup familiar
yaitu HDPE (High Density Polyethylene)
yang merupakan berntuk keras terdiri dari rantai molekul yang linear, digunakan
bukan untuk membuat pengemas melainkan benda-benda untuk olah raga, pipa,
insulator elektronik, ember dan atau
timba. Pembuatan awalnya dilakukan tahun 1950 sebagai aplikasi untuk
menghasilkan bahan permainan hula hoops.
Bentuk lain yang lebih lunak
yaitu LDPE (Low Density Poly(ethylene))
yang terdiri dari rantai bercabang. LDPE digunakan untuk membuat pengemas
makanan, tas supermarket grosir, kantong sampah, botol plastic squeeze, dan juga ebberapa benda
nonpengemas seperti mulsa dan pada industri yang membutuhkan lembaran.
Selanjutnya ada LLDPE (Linear Low-Density
Polyethylene) yang memilki rantai bercabang yang lebih pendek dibadningkan
LDPE dan tentunya karakter yang lebih baik dibanding LDPE. Teknologi LLDPE saat
ini bersaing dengan LDPE dalam hal penggunaannya di pasaran. Jenis polimer
plastik lainnya yaitu Poly(vinyl chloride) atau PCV untuk aplikasi pengemasan
dan nonpengemasan seperti jas hujan, insulator elektronik, dan kartu kredit.Polypropylene atau PP yang aplikasinya
cukup luas yakni film pengemas, pelapis kabel, automobile, container makanan, botol, hingga battery cases. Polystyrene merupakan
polimer yang aplikasinya lebih banyak untuk pengemas makanan, dikenal juga
dengan Expanded Polystyrene foam yang
juga disebut dengan istilah awam styrofoam.
Polimer terakhir yang diabahas yaitu Poly(ethylene terephthalate)atau PET yang penggunaannya diperuntukkan botol soda
dan berbagai kontainer. Teknologi baru dalam pembuatan plastik saat ini
menggunakan beberapa polimer jenis baru seperti polyetherimide, cycloolefin, copolymer, aliphatic polyketones, dan syndiotactic polystyrene.
Mengulang kembali bahasan tentang thermoset,
dikatakan bahwa plastik dengan sifat ini menggunakan resin. Sebanyak 10% dari
produksi resin berupa resin fenolik yang terdiri dari senyawa fenol dan
formaldehida. Senyawa fenolik bersifat resisten terhdap panas dan bahan kimia. Resin digunakan untuk keperluan papan sirkuit, plywood
adhesive, fiberglass binder, furniture, transportasi hingga konstruksi
industri. Aplikasinya yang luas ini didukung karena sifatnya menyediakan
kekuatan, namun tidak dapat dipanaskan kembali
(untuk dibentuk bahan plastik lain) sehingga tidak dapat didaurulang.