CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 30 Desember 2012

Guruku Sumber Inspirasiku

Hai teman...aku hadir lagi nge-post hehehe... mungkin beberapa postku yang lalu agak terkesan menyedihkan ya. Nah, sekarang aku ganti mau share ke kalian tentang hal-hal yg lebih ke arah pemotivator atau memberi inspirasilah. Pokoknya nggak bahas yang sedih-sedih lagi. 

Semenjak di SMP 8, Aku sennag sekali selain ya karena SMPA 8 adalah SMP favorit dengan segudang keunggulan, karena juga guru-guru SMP 8 yang spesial buatku, yg mungkin belum pasti aku temui di sekolah lain. Pertama aku mengira guru sekolah negeri agak berbeda dengan sekolah swasta (karena SDku dulu swasta). Aku mengira dan agak takut gitu. Udah ada pandangan gitu kalau guru SMP Negeri agak terkesan cuek, atau kurang "ngemong" / ngurus siswanya. Terus juga terbesit, guru SMPN itu rada-rada killer gitu terus super tegas, sampai mukanya sok serius gitu.Yap aku, berapandangan begitu. Alih-alih pikiranku jadi kenyataan, waktu MOS saja ternyata aku sudah disambut guru-guru yang baik dan ramah, ada yg lucu pula. Waktu dulu aku inget bu Yudha, Pak Tarto, Pak Cip memberi banyak pengarahan kepada aku sang siswa baru dengan menyenangkan. Tidak menakutkan dan menegangkan seperti yang kubayangkan. Beliau-beliau juga memberi motivasi yang hebat, yang pas disantap oleh kita yang masih seusia itu. Beliau menyemangati kami agar patuh tata tertib, disiplin, rajin belajar, sampai juga menjaga lingkungan. Pokoknya kompleks deh arahan dan motivasinya buat kami. Aku inget satu ucapan bu Yudha yang sampai sekarang masih terngiang, dan jadi doaku sehari-hari. "Kalau kalian berdoa jangan bilang minta kemudahan dalam belajar, tapi kekuatan dalam belajar dan kelancaran dalam menjalani prosesnya. Karena nggak mungkin semua itu berjalan dengan mudah pasti ada kerikil-kerikil yang merintangi. Oleh karena itu mintalah kepada Allah kekuatan dalam menghadapi semua rintangan sehingga dalam proses belajar itu, rintangan yang kita hadapi bisa kita lalui dengan mudah dan lancar" begitu kiranya nasihat bu Yudha. Selain menasehati demikian, bu Yudha juga nasehatin tentang menajga lingkungan. Pokoknya menurutku bu Yudha itu bener-bener pelopor cinta kebersihan, sampai tetap mengurusi program bank sampah dan mengingatkan tentang menjaga kebersihan setiap habis upacara. Pokoknya bu Yudha tetap berpengang teguh deh dgn keinginannya yg sebenarnya pasti juga keinginan saeluruh warga sekolah menciptakan sekolah yg sehat, bersih, dan nyaman. 

Setelah pengarahan dari bapak-ibu guru tersebut aku sangat sennag dan semakin termotivasi menjadi siswa yang rajin dan berprestasi di SMP 8. Meskipun kelas 7 dulu aku tidak diajari bu Yudha, tetapi aku diajari pak Tarto. Pak Tarto benar-benar guru yang tiada duanya, pokoknya beliau punya cara belajar sendiri yg sangat-sangat mengasyikan, jam-jam belajar terisi canda tawa yang nggak bikin habis (sampe perut sakit). Namun, isi pelajaran tetap masuk ke otak dan nggak keluar lewat telinga kiri. Pokoknya diajari IPS sejarah sama pak Tarto itu bener-bener nggak buat boring. Kesan jenuh kita akan pelajaran sejarah yang sarat hapalan GJ hilang semua, karena pembawaan cara belajar pak Tarto yang emang asyik 100%. Dan hasil belajarnya pun cukup bagus, otak kita seakan diberi pelumas yang mempermudah hafalan kita serta diberi perekat yang membuat hafalan kita tidak gampang lupa. Jadi, ya Alhamdulillah setiap ulangan IPS rasanya mudah sekali ;)


Selain pak Tarto ada bunda Lastri. Bunda Lastri juga tak kalah uniknya. Bunda itu orangnya modis banget, suka keindahan, dan kerapihan. Kalau cerita juga lumayan lucu, tapi beliau tetap tegas dan serius. Satu pelajaran hidup atau mungkin manfaat dari sistem pelajaran bunda yaitu sistem ringkasan lipat pakai kertas folio. Meskipun awalnya aku agak bingung denga pola lipatan dan cara membukanya, tetapi hal itu amat berguna juga buatku. Dengan rangkuman itu, materi PKN yang cukup banyak bisa lebih mudah terhafal, karena disusun dengan font yang kecil tapi harus tetap rapi. Pokoknya aku ngerasa cara itu kayak jadi jembatan keledai untuk cepat menghafal. Sampai sekarang aku juga masih nerapin hal tersebut. Berkat semua ringkasan lipatku yang kususun denga baik dan cukup rapi, alhamdulillah aku tidak kesusahan mengerjakan soal PKN baik ulhar maupun uts dan semesteran. Terimakasih tipsnya ya bunda :) 

Pelajaran hidup tentang kepercayaan diri dara mungkin sedikit rasa ke-prefeksionisan juga aku dapatkan. Tak lain dari wali kelasku sendiri saaat itu, bu Dwi Martati. Mungkin ku akui saat pertemuan pertama kau masih sedikit malu dengan bu dwi,sampai disuruh maju ke depan untuk nyeritain kegiatan sebelum sampai tiba di seklah, bener-bener masih canggung, sampai inget aku disindir soalnya berdiri sambil nyakuin seragam sd biruku yg ada kantong di bawahnya. Sebenarnya mungkin aku masih agak malu karena lingkungan kelasnya baru, jadi kan pasti masih ada rasa kurang PD. Tapi, pertemuan kedua, ketiga, dan berikut2nya aku mulai percaya diri sampai-sampai malah dijadiin wakil ketua kelas >-< Ya tidak apalah. Pokoknya dari bu Dwi kita diajari cara bersikap yang baik dan benar, yang sopan dan yg terkesan resmi2 gitu. Kita belajar dengan lebih sering praktek dan hal itu menurutku bagus juga, bia kita juga jadi PD di depan umum. Karena besok implementasinya dari pelajaran bahasa (terutama bahasa Indonesia) kan ya unjuk gigi di depan umum. Pokoknya dengan diajari bu Dwi kepercayaan diriku dan gaya penampilanku di muka umum semakin terasah dengan baik. Kita berlomba-lomba untuk istilahnya mempersembahkan penampilan terbaik kita. Tidak hanya dalam masalah ke-PD.an tetapi bu Dwi juga mengajari untuk senantiasa disiplin dalam tugas. Pokoknya sama bu Dwi tugas harus kelar dengan cepat tetapi tepat. Terus rasanya nilai itu kayak gampang, ya sesuai dengan apa yangkita usahakan untuk diri kita sendiri,kalau kita berusaha maksimal yang terbaik ya dapay nilai bagus, tapi kalau kita ogah-ogahan yang nilanya juga bisa diprediksi sendiri. Pokoknya bu dwi sdh nyantein kita istilahnya, pokoknya itu nilaimu ya hasil usahamu sendiri tergantung kamu yang njalanin. 

Nah, waktu sem 2 sejarahnya nggak diajari sama pak Tarto lagi, sedih sih udah nggak dibersamai sama pak Tarto. Aku dan teman-teman takutnya juga kurah bisa nge-dong kalau diajari guru baru. Ya, tapi gimana laghi regulasi sekolah harus dipatuhi. Alhasil kita ganti diajar sama bu Kaeksi. Sebenernya bu Kaeksi itu baik, berhati lembut, dan sabar ngajarin muridnya, Tapi, mungkin sebagian besar pandangan temanku berbeda, mungkin teman-temanku tidak terlalu suka dengan model pengajaran yang dilakukan bu Kaeksi atau terkesa membuat jenuh. Tapi, aku berusaha untuk tetap menikmati dan mempelajarinya. Untungnya saja pak Tarto tetap ngasih ringkasan materi IPS yang ringkas, padata, dan mudah diserap jadi tetep bisa belajar sendiri di rumah dengan ringkasan itu. Hal yangbisa aku peroleh dari bu Kaeksi dalah kesabarannya, dan karena mungkin padndanganku dan teman-teman berbedam aku berusaha untuk tetap menghargai bu Kaeksi, menghargai cara pengajarannya walupun memang berbeda jauh dengan pak Tarto. tetapi, bu Kaeksi lakukan itu dengan ikhlas. Walaupun tidak banyak yang mendengarkan sewaktu beliau menjelaskan, aku berusha untuk tetep ndengerin (tak kuat-kuatin). Dari sini, aku berusaha untuk tetap mendegarkan seorang guru yang mengajar, apapun itu, aku berusha karena guru semuanya punya niat yang sama memberikan ilmu kepada murid-muridnya supaya ilmu itu senantiasa berkembang dan tidak punah. Tetntu saja semata-mata untuk majunya peradaban bangsa, majunya pendidikan bangsa yang nantiny akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan seluruh umat. 

Jadi pad intinya, guru-guru yang buat aku terinspirasi sampai sekarang, bukan berarti yang lain tidak. Tetapi, yg mungkin masih lebih membekas di hati. Aku berjanji semua pelajarana hidup yang sudah aku dapat dari guru-guruku ini akan aku ingat dan aku praktekkan serta pasti akan aku rasaka manfaat kebaikannya di kelask kemudian hari. Terimakasih guru-guruku, kau salah satu sumber inspirasiku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar