CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 24 Desember 2016

Heboh Memilih Jurusan di Bangku Perkuliahan

Assalamualaikum bloggers..heheh jadi sebenarnya tulisan ini udah cukup lama sih refleksi Early yang habis UN dan lagi menentukan prodi pilihan ke jenjang perkuliahan. tapi, waktu itu, Early mau kirim nih artikel ke suatu majalah daerah..nah, karena sampai saat ini belum ada kabar keberadaannya. Jadi, Early memutuskan untuk share di sini aja heheh..mumpung ingat dan mumpung masih liburan juga heheh.  Oke deh kalau gitu, Selamat Membaca :)

Tidak terasa tiga tahun di SMA rasanya sangat cepat berlalu. Tiba-tiba saja, waktu sudah mengajak diri kita untuk mempersiapkan UN, Ujian Sekolah, hingga memikirkan kemana tujuan kita kelak selepas meninggalkan bangku putih-abu ini. Ya, sebagai calon lulusan intelektual muda, kita perlu mempersiapkan dengan matang bekal untuk menuju tujuan selanjutnya, entah itu di PTN (Perguruan Tinggi Negeri), PTS (Perguruan Tinggi Swasta), PTK (Perguruan Tinggi Kedinasan), Akademi, maupun untuk langsung turun ke dunia kerja. Persiapan yang matang dengan memikirkan langkah-langkah selanjutnya dalam menapaki jenjang pendidikan baru tersebut sangat perlu dilakukan. Hal ini tentu saja, berkaitan dengan orientasi masa depan diri kita, lebih luasnya lagi adalah masa depan bangsa, mengingat di pundak kitalah kehidupan bangsa kelak akan kita teruskan.                                                  
Dalam memilih jurusan maupun prodi (program pendidikan) yang ditawarkan di berbagai PTN, PTS, PTK, dan akademi, kita sering dibuat bingung. Bingung mana yang cocok dengan diri kita, bingung materi apa yang aka dipelajari di prodi tersebut, bingung prospek prodi ke depannya akan bagaimana, yah pokoknya many consideration for making decision.  Beberapa hal yang menjadi pokok pertimbangan dalam menentukan jurusan dapat kita baca pada uraian berikut.                                                                                                                     
Satu hal yaang pertama dan utama adalah menentukan minat kita. Yap, kita harus tahu minat kita, kecenderungan bidang apa yang kita sukai. Melihat apa minat kita dapat dilakukan secara sederhana melalui pengamatan diri sendiri, seperti mengamati apa pelajaran-pelajaran yang kita sukai, pelajaran apa yang kita mudah paham mencernanya? Materi apa yang mudah kita pahami? Apa pelajaran atau bidang yang membuat kita terkesan, sehingga kita tak habis pikir untuk mendalaminya? Itu adalah sederet pertanyaan yang dapat kita uji pada diri kita sendiri untuk mengetahui apa sebenarnya minat kita.                                                            
Cara lainnya bisa kita tanyakan pada orang tua kita, teman-teman, maupun bapak-ibu guru apa kecenderungan yang ada pada diri kita. Namun, penilaian dari orang lain tidak akan menjamin, hal tersebut tentu benar. Segalanya ada di tangan kita, kita berhak menentukan apakah penilaian orang lain itu memang tepat dengan minat dalam hati kita atau tidak. Jangan terbiasa terpengaruh dengan perkataan dan penilaian minat kita dari orang lain. Penilaian dari orang lain hanyalah berdasarkan pengamatan mereka dari luar. Mereka belum tahu hati nurani kita yang memang memiliki minat seperti yang mereka lontarkan atau tidak. Jadi, stay be yourself.  
Berkaitan dengan poin, jangan mudah terpengaruh dengan orang lain, sangat  penting untuk dijadikan perhatian. Mudah terpengaruh dengan orang lain menunjukkan diri kita yang masih dependence (ketergantungan). Ingat, kita adalah calon lulusan sekolah menengah atas yang sudah bisa berpikir rasional dan mandiri. Buanglah pelan-pelan ketergantungan kita dengan orang lain. Jika masih saja bermental dependence, maka itu merupakan benih-benih kemunduran bangsa ini. Melihat generasinya masih saja ada yang ketergantungan-bagaimana ia bisa mandiri mengatur bangsanya kelak-jangan sampai bangsanya hanya akan bergantung pula dengan bangsa lain. Himbauan jangan mudah terpengaruh berlaku untuk berbagai hal. Mulai jangan terlalu terpengaruh pilihan sahabat. Sahabat kita mengingikan kita selalu bersamanya, meskipun antara kita dan dia berlainan minat. Maka, jangan paksakan minat kita tergadai oleh keinginan tersebut. Berilah penjelasan kepada sahabat kita dengan pelan dan hati-hati. Katakanlah bahwa pilihan yang berbeda tidak pasti akan merusak tali persahabatan. Lihat di masa sekarang, betapa menjalin komunikasi itu mudah. Maka, jangan khawatir perpisahan hanya karena perbedaan minat ini akan meninggalkan luka mendalam. Justru kita bisa menambah teman baru dan semakin mengakrabkan tali silaturahmi. Bukankah menambah banyak teman dan sahabat itu juga menyenangkan? Jangan mau minat dan pilihan demi masa depan kita tergadai hanya untuk urusan sepele yang pemecahannya saja sederhana untuk bisa terlaksana.                                                                                         
                                                

Selain kasus ini, imbauan jangan terpengaruh juga berlaku pada hal gaji, pangkat, dan jabatan yang dapat digapai dari suatu prodi tertentu. Jika prodi itu jelas bukan minat dan kemampuan kita, lebih baik ditinggalkan. Carilah bidang lain yang sesuai dengan minat dan keterampilan kita, namun juga tidak kalah memberikan peluang baik untuk peningkatan kualitas diri kita. Penulis beranggapan bahwa orientasi yang kita kejar selepas kuliah nanti tidak hanya  bekerja agar mendapat gaji tinggi. Tetapi, berkarya dan berkontribusi kepada masyarakat luas (bangsa dan agama) dengan segenap ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Paradigma inilah yang perlu diperbarui. Dengan memiliki paradigma baru ini, maka tujuan akhir kita bukan hanya material tetapi juga spiritual. Bukankan setiap manusia memiliki fitrah untuk saling bantu-membantu. Kita memiliki keterampilan, kemampuan, dan kecerdasan tidak lain untuk meningkatkan taraf kehidupan kita dan sesama hidup di sekitar kita. Bermula dari pandangan ini, orientasi kita tidak hanya uang dan uang. Sehingga di masa bekerja nantinya, kita akan lebih terhindar dari pengaruh KKN. Semua itu karena kita, telah memiliki pondasi teguh pada orientasi kita yang tidak hanya mencari material saja.                                                       
Lantas, bukankah kita bekerja untuk mendapat penghasilan? Untuk mandiri dan membantu kehidupuan keluarga? Bagaimana itu dapat terwujud juga? Jawaban dari pertanyaan itu masih berhubungan dengan pemilihan minat kita terhadap prospek dan kemampuan kita untuk fokus dan menjadi expert di bidang itu. Jika kita memilih prodi atau jurusan yang sesuai dengan minat kita, niscaya kita akan lebih mudah menggeluti bidang itu. Kita lebih mudah menguasainya, kita lebih  expert mendalami bidang itu. Selanjutnya, kitapun akan lebih banyak menorehkan prestasi di bidang tersebut. Prestasi yang dimaksud bisa diraih ketika masih di bangku kuliah, maupun prestasi lain dalam dunia kerja nantinya. Nah, prestasi itulah yang dapat mengantarkan kita menuju kemandirian baik kemandirian ekonomi maupun kemandirian diri. Mandiri secara ekonomi tentu berkaitan dengan hal finansial, dimana kita tidak perlu membanding-bandingkan lagi prospek prodi itu di mata pencari kerja.                                                   
Hal ini sudah dibuktikan dengan minat serta ketekunan kita dalam prodi itu sehingga mengantarkan kita pada keleluasaan dalam memperoleh penghasilan. Berbeda dengan kasus dimana kita hanya ikut-ikutan memilih prodi yang sebenarnya kita tidak yakin bisa menguasainya. Alhasil kita akan tertatih-tatih dalam menekuni bidang itu. Kita kesulitan untuk menjadi expert, pengetahuan yang kita miliki hanya setengah-setengah. Lantas, ibarat selokan yang tersumbat, maka kita pun akan kesulitan mengekspresikan apa yang kita terima di bangku kuliah. Dalam hal ini adalah bekerja dan berkontribusi  untuk masyarakat luas. Sudah jelas bahwa suatu prodi yang dianggap bonafide bagi kalangan  luas belum tentu cocok dan sesuai dengan minat kita. Kiranya pikirkan dahulu dengan matang apakah jurusan yang bonafide itu benar-benar cocok dengan minat dan kemampuan kita? Atau hanya sekadar ikut kata orang saja? Jika jurusan itu tidaklah begitu cocok dengan minat kita, carilah jurusan lain yang lebih baik dan sesuai dengan selera. Jangan sampai tergiur dengan label favorite, tetapi kita tidak mampu bersaing di dalamnya. Hal ini jelas sangat merugikan diri sendiri. Sekali lagi, pilih sesuai minat dan kemampuan, yakinlah kita bisa jadi yang terbaik di dalamnya, menjadi seorang yang expert di bidang itu, lantas bisa berkontribusi lebih banyak untuk khalayak  Kembali pada pembicaraan berkaiatan kemandirian diri memang sangat kompleks. Kemandirian diri yang kita peroleh jika berhasil memilih prodi atau jurusan yang kita minati dan dapat ditekuni lebih dalam, adalah menambah hubungan, kolega, dan pengetahuan. Ketiganya bersinergi untuk meningkatkan kontribusi kita dalam memajukan bangsa. Setelah kepuasan secara ekonomi dan batiniah kita rasakan, maka hati kita akan semakin tergerak untuk mengerahkan lagi segala daya dan pikiran dalam berkiprah kepada tanah air. Sudah menjadi tanggung jawab dan tugas bagi para intelektual muda untuk ikut berperan aktif mendobrak kemajuan bangsa. Bukan zamannya lagi, lulus kuliah hanya memikirkan diri sendiri kedepannya, ya meskipun kita kuliah dengan biaya sendiri, namun sudah saatnya pengetahuan kita dicurahkan lebih banyak untuk meningkatkan kemandirian bangsa ini. Lihatlah para tokoh bangasa di masa lalu, Bung Karno, Bung Hatta, BJ. Habibie dan sederet tokoh lainnya, mereka menjadi cendekiawan sukses bukan semata-mata ingin memperkaya diri saja. Mereka belajar giat di bangku perkuliahan tidak lain ingin segera membantu melepas keterbelakangan bangsa Indonesia di masa lalu itu. Dengan demikian, sudah saatnya generasi muda masa kin menjiwai kembali semangat belajar mereka. Semangat belajar yang juga dilandasi rasa nasionalisme. Kita menjadi pintar bukan untuk diri sendiri, kita menjadi ahli di bidang tertentu bukan untuk kehormatan diri sendiri melainkan untuk berkiprah memajukan bangsa kita tercinta.


Jadi,  dalam memilih jurusan atau prodi:
1. Pikirkan kembali minatmu
2.Pilih jurusan yang sesuai dengan minatmu. Jangan mudah terpengaruh dengan orang lain
3. Yakini kamu dapat menjadi pribadi unggul dalam jurusan yang kamu pilih
4. Bangun paradigma untuk turut berkontribusi dengan pengetahuan-pengetahuan mendalam yang    kamu miliki


Diharapkan para intelektual muda, menjadi ahli dalam bidangnya masing-masing. Pemilihan prodi maupun jurusan sangat berpengaruh sekali pada kualitas sumber daya-sumber daya Indonesia kelak. Jangan mau hanya menjadi pribadi yang biasa-biasa saja, kita harus luar biasa mengembangkan seluruh pikiran dan kemampuan kita untuk turut serta membangun bangsa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar