CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 09 Mei 2014

MENYIKAPI KONSEKUENSI DI SEKOLAH KACA


         Sekolah kaca dimulai sejak tahun 2006. Sekolah Kaca adalah suatu acara yang diselenggarkan sebagai tindak lanjut dalam mempersiapkan anggota Kaca. Di dalam Sekolah Kaca diajarkan banyak hal terkait keterampilan tulis menulis.  Keterampilan  tulis menulis ini bisa berupa keterampilan dalam mengembangkan ide tulisan maupun keterampilan mengolah tulisan. Contohnya adalah kemampuan kita dalam menemukan ide menarik untuk ditulis. Selain itu, juga kemampuan dalam mengemas tulisan kita supaya nyaman dibaca. Sekolah Kaca diselenggarakan dalam rangka mendekatkan antara calon kaca dengan anggota kaca sebelumnya. Di dalam sekolah Kaca tidak hanya diikuti oleh calon kaca saja tetapi ada kakak-kakak alumni yang siap berbagi pengetahuan dan pengalaman.

            Meskipun sekolah kaca merupakan bentuk acara positif yang bermanfaat khususnya bagi kita yang tertarik dalam bidang menulis, namun, hal itu masih menyisakan banyak tanya. Pasalnya kegiatan sekolah kaca yang diselenggarakan saat hari sekolah dan berlangsung dari sore hingga malam hari, membuat beberapa teman merasa lelah. Mereka harus segera menghadiri sekolah kaca pada sore hari tepat pukul 16.00 WIB dan pulang sekitar pukul 18.00 WIB. Semua itu belum ditambah dengan tugas deadline tiap malam yang sudah harus dikirim paling lambat pukul 23.59 WIB.

            Di sekolah kaca juga memiliki aturan yang singkat namun ketat. Aturan tersebut yaitu datang tepat waktu, perhatikan dan tanyakan, dilarang main gadget, dan terakhir kerjakan semua tugas. Aturan tersebut dibuat agar para peserta fokus dengan materi yang disampaikan. Selain itu, kepatuhan pada aturan juga dapat menjadi tolak ukur penilaian. Karena pada sekolah kaca sendiri juga dilakukan suatu penilaian kepada calon kaca.

            Ketika menjalani Sekolah Kaca dengan mematuhi aturan yang ada, pihak Kaca bersikap secara professional. Mereka tidak mau mencampurkan urusan tiap-tiap individu dengan tugas yang telah mereka berikan. Para peserta khususnya calon kaca diharapkan bisa selalu menyesuaikan keadaan dan berpikir dewasa. Manajemen waktu, adanya acara mendadak, atau bahkan kepentingan-kepentingan lain harus diatur sendiri oleh tiap-tiap individu. Secara tidak langsung hal tersebut mengajari para calon kaca dalam membuat dan mematuhi komitmen. Mereka harus bisa bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan berani mengambil konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan.        

            Menurut pendapat teman-teman setelah mengikuti Sekolah Kaca, hal yang dirasakan pertama adalah rasa capai karena tidak biasanya memiliki rutinitas malam. Kedua adalah bagaimana memenuhi deadline dan membagi waktu belajar. Masalah-masalah tersebut memang terjadi karena diri kita yang belum terbiasa. Tetapi, apabila kita sudah biasa menghadapinya maka kita akan mampu mengatur waktu dan prioritas kita dengan baik. Kita pun akhirnya dapat menikmati rasa capai itu dengan hati yang tetap gembira.

             Seperti yang diungkapkan Kak Desty bahwa rasa capai yang ia rasakan ketika Sekolah Kaca bukan menjadi beban. Tetapi rasa capai itu menjadi “award” bagi dirinya. Rasa capai yang Kak Desty rasakan juga dianggap tidak terlalu berarti, karena rasa capai tersebut ia dapatkan setelah ia melakukan kegiatan-kegiatan yang ia sukai selama Sekolah Kaca. Jadi, menurutnya tidak masalah capai asalkan hati bahagia dan puas.


            Oleh karena itu, dalam menjalani Sekolah Kaca diperlukan kesiapan fisik dan mental. Seperti yang dikemukakan Anfazha calon Kaca #24, ketika menjalani Sekolah Kaca jangan terlalu memikirkan capai dan beban-bebannya. Jika hal tersebut terlalu dipikirkan, akan membut semangat kendor.  Namun, hal yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita dapat menjalaninya dengan menyenangkan dan tidak membuatnya menjadi beban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar