Selama 4
hari belajar dan bermain di sekolah kaca, saya serasa memiliki saudara-saudara
baru. Mereka adalah teman-teman sesama calon kaca dan kakak-kakak Padakacarma.
Kakak-kakak Padakacarma adalah mereka, para alumnus Kaca yang dengan sukarela
membimbing dan mengajari kami, para calon Kaca #24. Kakak-kakak Padakacarma sangat
rela mengorbankan waktu kuliah atau waktu belajarnya untuk membimbing kami,
terutama untuk membaca serta mengoreksi tugas menulis kami. Meski tugas mereka
banyak, sampai saat ini saya belum pernah mendengarkan mereka mengeluh. Saya
sangat terkesan dengan sikap dan perilaku mereka yang terus ceria meski
sebenarnya mereka memiliki banyak tanggungan.
Kakak-kakak
Padakacarma adalah orang-orang yang hangat dan bersahabat. Di setiap moment dan bahkan ketika kami
mendapatkan materi, tawa mereka selalu saja mengusik pendengaran saya. Sebenarnya
saya ingin tahu apa yang mereka tertawakan dan bicarakan. Namun, sikap mereka
yang demikian sebenarnya kurang cocok jika terjadi di tengah adanya forum yang
telah berlangsung. Menurut saya, selain mengganggu konsentrasi kami dalam
memahami materi, tindakan kakak-kakak juga menyebabkan kami memiliki segudang
tanda tanya tentang keasyikan apa yang sebenarnya kakak-kakak alami. Bahkan hal
ini dapat membuat konsentrasi kami terpecah. Lebih ekstremnya, bagi saya
pribadi hal ini secara tidak langsung memberikan image buruk. Alasannya tindakan kakak-kakak ini sebenarnya juga
dirasa kurang sopan, apabila asyik sendiri di tengah kesibukan orang lain. Ini
bisa dianalogikan dengan orang yang asyik sendiri berbisik dengan temannya
ketika di tengah suatu diskusi.
Tetapi
persoalan tadi, tidaklah terlalu penting untuk dibicarakan lebih lanjut, yang
penting kakak-kakak Padakacarma diharap dapat memiliki batasan ketika bercanda
di tengah suatu forum orang lain. Terlepas dari hal tersebut, kakak-kakak
Padakacarma sangat ramah dan interaktif dalam mengisi materi. Terutama untuk
Kak Lynda dan Kak Dita yang saya anggap sebagai “guru utama” pada sekolah Kaca ini.
Sistem belajar yang mereka buat sangat baik. Mereka menerima setiap masukan dan
pendapat kami. Merekapun berusaha memberikan materi dengan semudah-mudahnya
untuk kami terima dan pahami. Meskipun mereka sebagAi pengajar kami, tetapi
dari cara mereka mengajar, Kak Lynda dan Kak Dita tidak memandang kamu sebagai
muridnya, melainkan teman belajar. Kami dijadikan teman belajar sekaligus teman
diskusi yang paling interaktif. Bahkan mereka pun juga merasa mendapatkan ide dan pemahaman baru dari kami,
sebagaimana kamipun juga memperoleh wawasan baru dari mereka.
Untuk
keseluruhan kakak-kakak Kaca, saya belum memahami sifat-sifat mereka. Namun,
dari kacamata saya mereka adalah orang yang baik-baik, dalam arti mereka tidak
melakukan perbuatan di luar norma dan susila. Namun, yang sedikit saya herankan
ada beberapa kakak yang mampu menggunakan pendekatan berbeda terhadap kami para
calon Kaca #24. Kakak yang saya maksud salah satunya adalah Kak Desti. Yap,
Kakak yang memiliki nama lengkap Immaculata Desti Aryani, saya anggap memiliki
dua cara berbeda dalam berkomunikasi. Ketika Kak Desti sedang membuka acara
maupun memimpin ice breaking yakni
acara santai yang berupa game atau
gerak badan di hadapan kami, dia sangat terlihat ceria, humoris, konyol, dan
banyak tawa. Tetapi, ketika menjadi pemandu saya, Kak Desti berubah menjadi Kak
Desti yang tegas dan berwibawa. Kak Desti menjadi seorang formal yang melepas
jiwa humornya. Kak Desti menjelaskan tidak hanya berdasar dari teori tetapi
juga memberikan sudut pandang bagi kami terutama “anak asuhnya” (kelompok 2 )
untuk berpikir terbuka dan luas lagi. Namun, terkadang keseriusan Kak Desti
ketika membimbing saya, membuat saya merasa terlalu dikakukan atau kasarnya
bisa dibilang “atos”. Tetapi, itu mungkin hanya perspektif saya saja, dan
perasaan saya saja. Saya tidak bermaksud untuk menyinggung. Namun, ini yang
sesungguhnya saya rasakan selama kegiatan 4 hari di sekolah Kaca bersama Kak
Desti. Saya berharap Kakak bisa selalu menjadi pendamping yang baik bagi
calon-calon Kaca selanjutnya.
Demikian
ulasan saya mengenai kakak-kakak Padakacarma yang menemani kegiatan sekolah
Kaca selama 4 hari ini. Saya berterimakasih atas apa yang kakak-kakak berikan.
Entah itu dari segi materi, canda, nasehat, dan apapun yang membuat kami menjadi
semakin kuat dan mantap menjadi anggota Kaca. Saya pribadi juga meminta maaf
apabila dalam 4 hari ini, saya membuat kesalahan dan tidak mengenakkan hati
kakak-kakak. Semoga kesehatan, kelancaran, dan karunia Tuhan selalu membersamai
kakak-kakak Padakacarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar