CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 06 Juli 2014

KURANG MERASAKAN PIALA DUNIA 2014

    Tahun 2014 sebenarnya merupakan tahun yang cukup special. Selain adanya pesta demokrasi di Indonesia pada tahun ini juga diselenggarakan ajang pertandingan sepak bola tersohor yakni piala dunia. Piala dunia dimulai tanggal 9 Juni 2014 lalu dan ditayangkan juga oleh stasiun TV swasta di Indonesia. Semarak piala dunia di Indonesia tidak mengalami grafik turun meski bangsa ini juga tengah disibukkan dengan urusan kampanye dan politik. Beberapa media elektronik dan cetak juga tetap mengirimkan reporternya ke Rio de Jenario, Brazil meski di Indonesia juga sedang dibutuhkan banyak reporter untuk meiliput berita seputar pemilu. Lagu piala dunia juga tidak jarang didengar meski menurut saya itu seperti lagu ketika zaman 2006. Semua kemeriahan sepak bola piala dunia dihadirkan di Indonesia dengan sama meriahnya seperti tahun-tahun sebelumnya.
      Namun, satu hal yag berbeda pada pikiran dan perasaan saya sekarang. Saya yang memang bukan bola mania merasa sama sekali tidak terdorong untuk menonton salah satu pertandingan saja pada Piala Dunia. Padahal  empat tahun yang lalu ketika pesta bola ini juga diselenggarakan (tahun 2010) saya sangat semangat menyambut dan menikmatinya. Saat itu, saya yang pada dasarnya tidak menyukai bola dan miskin pengetahuan tentang bola merasa tergerak hatinya untuk menonton piala dunia. Hampir tidak pernah terlewatkan pertandiangan bola piala dunia di televisi saya. Saya rela mennunggu siaran bola dan begadang hingga pukul 01.00. Saya sama sekali tidak merasakan kantuk, malas, atau pantangan lain selama menikmati piala dunia. Hal yang saya rasakan mungkin saya terkena virus piala dunia. Semua pandangan saya serasa pandangan pecinta bola.
     Berbalik dengan keadaan sekarang. Saat ini pesta bola tersebut sama sekali tidak tampil di layar kaca saya. Meskipun opportunity saya untuk menontonnya lebih banyak ketimbang 4 tahun yang lalu. Tahun ini piala dunia masih bisa dinikmati ketika para pelajar termasuk saya menghabiskan waktu untuk libur kenaikan kelas. Selain itu, akhir-akhir ini saya juga sering tidur larut malam dan berkutik di depan laptop untuk menyelesaikan Tugas Kaca KR. Hal ini seharusnya bisa lebih membuat saya mudah untuk menonton bola, karena saya masih bisa terjaga hingga larut malam. Minimal untuk satu pertandingan saya masih bisa menontonya. Namun, anggapan ini tidak terjadi pada diri saya. Di tahun dan bulan bola ini saya merasa tidak ada apa-apa, tidak ada piala dunia. Saya memilih untuk langsung beristirahat ketika telah selesai mengerjakan tugas. Selain itu, saya pun juga tidak berminat untuk menonton siaran ulang pada siang hari. Hasrat saya untuk menonton bola 4 tahun lalu  rupanya hilang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar