Alhamdulillah akhirnya saya
berhasil lolos dalam seleksi AFS/YES Tahap 1. Maka selanjutnya, saya harus
mengikuti seleksi tahap 2. Seleksi ini diselenggarakan tanggal 17 Mei 2014,
bertempat di SMA Negeri 9 Yogyakarta . Peserta
yang lolos untuk mengikuti seleksi ini berjumlah 81 orang. Seleksi ini
diselenggarakan dalam 2 batch, yakni batch pagi dan batch siang. Batch pagi
dimulai pukul 07.00 WIB dan batch siang dimulai pukul 12.00 WIB. Pada seleksi
ini akan ada dua sesi, kedua sesi tersebut berupa wawancara. Wawancara pertama
adalah wawancara mengenai kepribadian sedangkan wawancara kedua adalah
wawancara Bahasa Inggris. Namun, urutan untuk setiap peserta bisa berubah.
Acara dimulai dengan membentuk
kelompok besar, kemudian saling memperkenalkan diri secara santai. Pembukaan dipandu
oleh kakak-kakak returnee AFS/YES. Mereka juga nantinya akan bercerita seputar
AFS/YES serta pengalaman merek adi Negara tujuan. Di sela-sela mereka bercerita
akan ada satu sampai tiga orang yang dipanggil secara acak menuju ruang
wawancara. Saat itu, saya adalah orang yang pertama kali ditunjuk pada seleksi
kedua di batch siang. Hati saya sedikit berdebar namun saya tetap mengumpulkan
kepercayaan diri dan optimis. Saya langsung ditempatkan pada bagian wawancara
tentang kepriabdian. Wawancara ini menggunakan Bahasa Indonesia, dan
pewawancara berasal dari alumni AFS/YES yang sudah senior.
Sebelum masuk ke ruangan, ada
seorang kakak returnee yang menjadi
pemandu kita untuk memlangkah menuju ruangan. Diharapkan kita tetap berlalu
sopan dan menjaga attitude di depan dewan juri sekaligus pewawancara. Di dalam
ruangan ayang sudah sangat steril dan super tenang ada 3 oarang dewan juri yang
siap menanyai saya saat itu. Tahap wawancara diawali dengan perkenalan diri
saya secara singkat kepada dewan juri tersebut. Kemudian acara-acara ngorbol santai
secara tidak langusng terjadi., Setelah perkenalan singkat tersebut secara tak
langsung salah satu juri mengambil alih pembicaraan. Saya ditanyai berbagai
macam hal terutama yang berkaitan dnegan latar belakang diri dan kehidupan
saya. Saya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dnegan adanya. Saya
ceritakan semua hal yang memang terkait pada diri saya.
Kemudian di tengah wawancara juri
lain juga menyambangi saya dengan beberapa pertanyaan. Menurut saya pertanyaan
dari juri laki-laki tersebut terkesan lebih serius. Namun, hal demikian tidak
kemudian menyulut emosi saya. Saat itu saya benar-benar diahruskan untuk
berpikir tenang, cepat, tanggap, dan tepat. Jawaban yang saya lontarkan tidak
serta merta diiyakan atau dianggap ebanr. Pertanyaan masih tetap terus dikejar
oleh beliau dnegan kritis dan sedikit menjurus. Kemduian juri ketiga yang lebih
sedikit santai dan cenderung tidak terlalu memberikan pertanyaan berat atau
serius. Juri tersebut hanya menanyak tentang hasil-hasil karya menulis dan
pemikiran dalam tulisan saya. Tak terasa sekitar 30 menit, wawancara
kepribadian tersebut selesai ditadnai dengan tepuk tangan ketiga juri tersebut.
Saat itu saya berharap akan dikategorikan sebagi seorang yang berhasil
menaklukkan wawancara tersebut.
Saya kembali ke tempat berkumpul
semau peserta batch siang. Tak berapa laam kemudian saya dipanggil kembali
untuk mengikuti sesi wawancara Bahasa Inggris. Berdasarkan cerita dari
kakak-kakak returnee seleksi Bahasa Inggris belum menjadi jaminan akan lolos
pada tahap berikutnya. Jadi, tidak semua anak yang jago berbahasa inggris dan
punya TOEFL tinggi akan lolos seleksi. Kakak-kakak returnee juga menuturkan
bahwa wawancara Bahasa Inggris hanya untuk mengukur kemampuan berbahasa inggris
kita. Namun, sama sekali bukan menjadi tolak ukur pasti tidaknya akan lolos
seleksi. Oleh karena itu, diharapkan para peserta baik yang bisa atau belum
terlalu bisa berbahasa inggris tetap mengikuti kegiatan ini dengan baik. Jangan
ada yang meremehkan dan jangan pula ada yang merasa terlalu minder.
Pada sesi wawancara Bahasa
Inggris, saya tetap menjaga ketenangan pikiran dan perasaan. Bahasa Inggris
saya memang saya akui belum baik. Namun, setidaknya saya akan tetap berusaha
dan memahami maksud perkataan dan pertanyaan kakak-kakak. Pewawancara kali ini
datang dari dua kakak-kakak returnee yang masih fresh graduate atau yang masih kuliah. Sehingga wawancara bisa
berlangsung lebih santai dibanding wawancara tentang kepribadian. Seperti biasa
di awal wawancara saya diperintahkan untuk memperkenalkan diri. Setelah itu
pertanyaan dan pernyataan silih berganti menghampiri saya. Pertanyaan yang
disodorkan memang sedikit lebih ringan dibanding ketika wawancara sebelumnya.
Kami pun diharapkan untuk menjawab dengan jujru sesuasi pikiran kami. BAgi
kakak-kakak tidak ada jawaban benar dan salah. Selain itu, kakak-kaka juga
tidak akan menilai jalan pikiran kita, melainkan akan menilai bagaimana bahasa
inggris kita, bagaimana kosa kata inggris kita, dan sebagainya.
Kesulitan saya ketika mengikuti
wawancara bahasa inggris adalah ketika mencari kata-kata yang sesuai dan
mengingat kosa kata yang tepat. Terkadang saya memang lupa mendadak, atau
bingung jika maksud ini harus menggunakan kata apa. Sontak saat itu, saya
berhati-hati dan pelan-pelan untuk menjawab pertanyaan. Ketenangan pikiran
masih terjaga, beruntung kakak-kakak returnee
sabar menanti jawaban saya. Selain itu mereka juga paham maksud perkataan saya.
Apabila kakak-kakak masih merasa bingung dengan pronouncuation saya maka saya speeling
nya untuk lebih memudahkan untuk
mengetahui arti kata yang saya ucapkan. Meski ada halangan-halangan tersebut,
namun saya tetap berusaha terlihat semangat, yakin, dan tentunya percaya diri.
Modal itulah yang sebenarnya menjadi penilaian utama dalam wawancara ini.
Bahasa Inggris perlu tetapi kemauan berusaha, semangat, dan percaya diri akan
lebih penting dalam mengasah kemampuan bahasa inggris kita yang akan terus
berkembang. Oleh karena itu, yakinlah dengan kemampuan diri, terus berusaha,
smenagat, dan hadapilah smeua dnegan senyuman dan keyakinan.
Sampai jumpa pada artikel berikutnya ......di seleksi AFS-YES
TAHAP 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar