Prolog dari kisah ini adalah, semenjak awal di promosikannya BMW, aku sangat tergiur dan ingin jadi bagian dari mareka, jadi orang pinter dan cerdas seperti mereka yang bisa membanggakan sekolah, mengharumkan nama sekolah, Yogyakarta dan Indonesia. So, Implementasinya adalah aku mengikuti tes penjaringan atau seleksi BMW dengan SEMPURNA (GIAT, USAHA, BELAJAR, DOA)
Yap, kita mulai saja kisahnya.
Jadi, aku adalah seorang anak BMW Fisika. Aku sangat senang ketika mengetahui menjadi bagian dari komuitas yang termasuk keren di SMP 8. Memang sih, awal-awal masuk, aku sangat bersemangat menerima materi yg sudah di luar konsep anak kls 7 (wkt itu). Oke, aku terima, pokoknya masuk aja deeh ke otak, kunikmati sebagai "selingan" belajar. Jadi, di BMW cuma kyk ekstrakulikuler (ya emg ekstrakulikuler sih) ._. pokoknya yg jelas saya tdk terlalu menyeriusi pelajaran BMW, tentu saja aku lebih mengutamakan pelajaran sekolah yg emg jdi hal utamaku bersekolah. Meskipun memang di BMW kita digembleng untuk selalu punya mental juara, impossible is nothing, dan berbagai jargon lainnya. Oke, aku terima, dan aku anggap itu sebagai penempa semangat untuk bertahan di BMW fisika. Karena, setelah berminggu-minggu pembinaan, peserta semakin berkurang. Dan saat kelas 7 dulu itu, aku juga ikut PMR untuk pengembangan diri agar aku punya pengalaman karena aku juga bercita-cita menjadi dokter :) Kebetulan juga jadwalnya sama padahal aku sama-sma suka keduanya. Alhasil gantian deh, untungnya aja pembinaan BMW 2X seminggu, jdi tdk terlalu kehilangan. Wel, aku tetep pertahanin 2 kegiatan yg aku jalanin BMW tetep masuk, PMR jalan. Masuk disini yaitu berarti masuk, hadir di pembinaan dan masuk materinya. Jadi walaupun nggak ikut pembinaan karena PMR aku tetep cari info sana-sini seputar materi yang diberikan.
Lanjut, kelas 7 alhamdulillah aku bisa melaksnankan keduanya dengan baik, aku tetap menjadi anggota PMR yg cukup baiklah saat itu karena alhamdulillah aku bisa menyumbangkan piala sebagai juara 1 Cerdas Cermat PMR. Dan berhasil dapat nilai ujian terbaik untuk pengangkatan anggota PMR baru. Setelah dapat bet PMR, aku mencoba untuk tetap konsisten PMR dan tetap BMW juga yakni ketika mulai beranjak kelas 8. Nah, saat kelas 8, aku udah agak jarang ikut PMR, selain karena aku tidak termasuk pengurus, aku udah banting kefokusan ke BMW, karena tahun ke2 ikut BMW ini aku haris ikut yg namanya OSN, ajang bergengsi untuk olimpiade MIPA. Yap, jadi aku udah jarang ikut PMR, dan menjadi rajin ikut BMW yang anggota aktifnya menjadi sekitar 10-15 orang. Itupun terkadang mereka nggak rutin datangya. Tetapi, aku tetap ikut jagain jadi petugas PMR waktu upacara, bahkan aku menolong temanku yg namanya Rizka saat upacara. Dia merasa ingin pingsan, dan matanya berkunang-kunang, langsung saja dia aku tolong meskipun waktu itu aku lagi nggak pke seragam tugas PMR. no problem, yg penting sebagai anggota PMR yang baik tugasku dan kewaibanku itu harus kuamalkan kapan saja dan dimana saja. InsyaALLAH aku siap ;)
Hari-hari menuju OSN, ya benar-benar padat, dan betapa aku menikmatinya..bahkan sekarang aku rindu masa-masa itu. Dalam kelompok yang semakin lama menipis jumlah anggotanya, aku belajar tentang pelajaran fisika anak SMA, oh, betapa mudah dan senangnya ketika berhasil menjawab dengan benar. Ya meskipun perlu waktu yang cukup lama untuk mengedong-kannya (hehehe). Tapi, itulah fisika, punya kepuasan sendiri menurutku apalagi kita bisa memecahkan fisika untuk anak SMA, suatu kebanggaan tersendiri deh pokoknya hehe. Namun, tidak semulus itu, yap yang namanya pembina pasti agak keras ya. Waktu BMW kls 7 aku dibina oleh Pak D. ya, pak D itu orangnya keras, perfeksionis, dan serba minta cepat terus. Padahal waktu itu aku baru jadi anggota BMW. Tapi beliau tak perduli. oke, never mind deh, seperti yangg aku bilang tadi BMW kuibaratkan jadi selingan pelajaran. Soalnya kalau masalah BMW aku nomor satukan bagiamana sekolah uatamaku? bukankah itu yang lebih penting. Namun, aku berjanji pada diriku sendiri tidak terlalu meremehkan komunitas keren dan ajang bergengsi BMW dan OSN. Alhamdulillah, berkat pola pikirku ini kelas 7 sem1 dan sem 2 aku berhasil mdpt rank1 paralel ;) dan alhamdulillah juga nila-nilai utk tes BMW tidak terlalu buruk, dan yang jelas aku masih bisa diterima dan menerima materi BMW kelas 8 dgn baik :)
Pembinaan kelas 8 dgn bu E. Bu E lbh baik dgn pak D, namun ada rasa kejanggalan saat kls 8 ini, karena rasa-rasanya sudah terlihat seorang siswa yg lebih menekuni dan ambisius terhadap BMW dan OSN. Oke, tak apa kita bersaing secara sehat. Dan yang pasti yang namanya manusia pasti ada kelebihan dan kekurangan. Dan ketika Y (sebut saja siswa yg ku maksud tadi) mulai terlihat lebih menonjol, aku juga tak mau kalah. Pokoknya aku harus bisa mengikuti kelompok ini dengan baik dan dapat nilai nggak jelek. Aku ikut belajar dengan si Y ini, orangnya itu baik sih, tapi kadang-kdang dia tuh males njelasin ke teman2nya. Apa itu trik dia untuk menutupi, atau orgnya yang emang gak bisa njelasin. Okelah, no prob aku BERUSAHA BELAJAR SENDIRI. Ya, masih dengan slogan awalku dulu, BMW SEBAGAI SELINGAN BELAJAR, DAN PELAJARAN SEKOLAH TETAP DINOMOR SATUKAN. Alhamdulillah kls 8 sem 1 aku berhasil dapt rank 1 paralel lagi. Dan di rapor untuk ekstrakulikuler olimpiade fisika= A . Alhmadulillah, terimakasih bu E yg telah menghargai usaha dan jerih payahku mengedongkan semua konsep fisika SMA. Yap, sem 1 kelas 8 berlalu.
Mengawali sem 2, aku semakin giat BMW, dan apalagi aku mulai merasakan manfaatnya BMW mebuat aku lincah mengerjakan soal fisika kelas 8 dan tidak sulit untuk memahami konsep. Di sem 2 ini juga pemimpin/istilahnya big boss nya BMW lebih sering menggenjot semangat kami (khususnya yg kls 8) untuk selalu optimis bisa mempertahankan dan meningkatakn prestasi kakak kelas sebelumnya di OSN. Kami ditargetkan harus bisa yang namanya OSN dan syukur-syukur membawa pulang medali. Aku yg saat itu msh memiliki ideologi seperti yg sebelum-sebelumnya sudah kutulis dengan huruf cetak, mulai sedikit bergeser, dan optimis, serta punya target minim, yakni pokoknya aku harus ikut OSK jembatan pertama menuju OSN. Sebelum adanya itu aku dan teman-teman lain diberi simulasi atau tes per 3 bab materi. Aku sungguh-sungguh belajar, dan berusaha dapat nilai baik. Karena dari sekitar 10-12 org yg aktif ikut di kls 8 hanya akan diikutkan 6, jdi kira-kira setengah anggota tersingkirkan. aku nggak mau jadi itu. Pokoknya aku optimis dan berusaha, aku pasti bisa. Aku nggak mau usahaku menyeimbangkan antara PMR, BMW, SEKOLAH itu sia-sia. Aku harus bisa, dan aku mau merasakan OSK.
Beberapa hari setelah tes, memang diumumkan tes 1-3. Dari hasil itu aku bisa mengetahui kalau aku rank 7. Sebenarnya aku belum tahu kalau yg diambil hanya 6, tapi waktu itu aku berharap tetap bisa msuk ke kelompok/penyisihan selanjutya. Aku masih berharap hasil tes ke 4 (tes terakhir) bisa lebih bagus sehingga rank bisa naik. Oke, hasil tes ke 4 nggak dipublikasikan, alhasil keputusan langsung ada di bu E. Aku hanya bisa menunggu dan tawakal. Nah, waktu itu aku sempat heran sudah 2 minggu nggak ada kabar tentang waktu kegiatan BMW, 2 teman sekelasku yang juga anggota BMW Fisika cuma bisa acuh tak acuh saat aku menanyainya. Aku cuma bisa beranggapan kalau mereka mungkin tidak tahu juga. Dan aku takut menyakan hal itu ke bu E, karena rasa-rasanya bu E juga sibuk dengan pekerjaanya.