Akhir-akhir ini saya sering
menemukan orang yang tidak menenuaikan pekerjaan sesuai kriteria dan petunjuk.
Entah karena kurang peratian atau konsentrasi
ketika diperi pengarahan oleh pihak guru atau pendamping, beberapa orang
yang saya temukan tadi tidak tuntas dalam melakukan pekerjaannya. Mereka
benar-benar tidak sesuai kriteria. Tetapi, ketidakbenaran mereka terkadang
sering dilebih-lebihkan. Dalam hal ini mereka sengaja memperbanyak hasil
pekerjaan. Namun, sebenarnya itu semua tidak selalu dibutuhkan atau itu semua
tidak sesuai dengan apa yang diminta. Beberapa orang yang masuk dalam kelompok
ini menganggap hasil pekerjaanya sudah lebih baik karena dirinya menghasilkan
lebih banyak pekerjaan dibanding yang lain. Meskipun kita tahu hasil
pekerjaannya belum tentu benar.
Sifat lain dari kelompok tersebut
adalah terkadang mereka juga mengaku bahwa pengorbanan dan kesusahan mereka
ketika melakukan pekerjaan tersebut sangatlah banyak. Pengakukan tentang pengorbanan
mereka biasanya digunakan agar hasil kerja mereka yang salah tetap bisa
diterima. Padahal kita tahu, bahwa pada posisi yang sama dengan dirinya, banyak
pula orang yang masih bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu dan
tepat sasaran. Hal yang menyebalkan bagi saya adalah ketika mereka dengan semangat
menceritakan kesusahan dan rintangan mereka secara berlebihan. Menurut saya,
penuturan yang berlebihan tentang hambatan kepada rekan kerja, pembimbing,
bahkan petugas menjadikan adanya semacam rasa belas kasihan kepada pelaksana
pekerjaan tersebut. Rasa belas kasihan yang diberikan jika tidak dapat disikapi
dengan bijak, akan menimbulkan rasa pilih kasih bahkan kolusi dan nepotisme.
Imbasnya lagi, mereka yang tetap dibiarkan melakukan pekerjaan yang salah
tetapi tetap diterima akan menjadikan kebiasaan mengerjakan pekerjaan salah sebagai
hal yang umum di mata mereka. Maka akhirnya, dalam suatu organisasi akan
terjadi suatu maltoleransi, yakni praktek toleransi yang berlebihan kepada para
anggota, yang berakibat banyaknya kesalahan yang terjadi pada tubuh organisasi
tersebut.
Oleh karenanya, sebagai pribadi
yang profesional, bertanggung jawab, dan jujur kita perlu instropeksi diri. Usahakan
diri kita tidak memiliki sifat-sifat sepeti di atas. Hal ini dikarenakan,
individu dengan sifat-sifat di atas sangat merugikan rekan kerja dan mitra kerja
yang menjadi kerjasamanya. Meski ada suatu adat yang menghimbau kita untuk
mengembangkan toleransi kepada orang lain. Tetapi hendaknya, perlu kita
perhitungkan dan pikirkan. Jangan terus memberikan toleransi tanpa memberikan suatu
peringatan terhadap orang-orang yang memiliki sifat di atas. Kita harus bisa
bersifat tegas dalam menghadapi setiap orang tremasuk dengan karakter di atas. Sehingga
organisasi yang kita kelola atau kita pimpin tidak akan tersendat kienrjanya
hanya karena adanya orang-orang yang belum professional dalam bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar