CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 21 Juni 2014

BEKERJA BENAR, BEKERJA PROFESIONAL

Akhir-akhir ini saya sering menemukan orang yang tidak menenuaikan pekerjaan sesuai kriteria dan petunjuk. Entah karena kurang peratian atau konsentrasi  ketika diperi pengarahan oleh pihak guru atau pendamping, beberapa orang yang saya temukan tadi tidak tuntas dalam melakukan pekerjaannya. Mereka benar-benar tidak sesuai kriteria. Tetapi, ketidakbenaran mereka terkadang sering dilebih-lebihkan. Dalam hal ini mereka sengaja memperbanyak hasil pekerjaan. Namun, sebenarnya itu semua tidak selalu dibutuhkan atau itu semua tidak sesuai dengan apa yang diminta. Beberapa orang yang masuk dalam kelompok ini menganggap hasil pekerjaanya sudah lebih baik karena dirinya menghasilkan lebih banyak pekerjaan dibanding yang lain. Meskipun kita tahu hasil pekerjaannya belum tentu benar.

Sifat lain dari kelompok tersebut adalah terkadang mereka juga mengaku bahwa pengorbanan dan kesusahan mereka ketika melakukan pekerjaan tersebut sangatlah banyak. Pengakukan tentang pengorbanan mereka biasanya digunakan agar hasil kerja mereka yang salah tetap bisa diterima. Padahal kita tahu, bahwa pada posisi yang sama dengan dirinya, banyak pula orang yang masih bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu dan tepat sasaran. Hal yang menyebalkan bagi saya adalah ketika mereka dengan semangat menceritakan kesusahan dan rintangan mereka secara berlebihan. Menurut saya, penuturan yang berlebihan tentang hambatan kepada rekan kerja, pembimbing, bahkan petugas menjadikan adanya semacam rasa belas kasihan kepada pelaksana pekerjaan tersebut. Rasa belas kasihan yang diberikan jika tidak dapat disikapi dengan bijak, akan menimbulkan rasa pilih kasih bahkan kolusi dan nepotisme. Imbasnya lagi, mereka yang tetap dibiarkan melakukan pekerjaan yang salah tetapi tetap diterima akan menjadikan kebiasaan mengerjakan pekerjaan salah sebagai hal yang umum di mata mereka. Maka akhirnya, dalam suatu organisasi akan terjadi suatu maltoleransi, yakni praktek toleransi yang berlebihan kepada para anggota, yang berakibat banyaknya kesalahan yang terjadi pada tubuh organisasi tersebut.


Oleh karenanya, sebagai pribadi yang profesional, bertanggung jawab, dan jujur kita perlu instropeksi diri. Usahakan diri kita tidak memiliki sifat-sifat sepeti di atas. Hal ini dikarenakan, individu dengan sifat-sifat di atas sangat merugikan rekan kerja dan mitra kerja yang menjadi kerjasamanya. Meski ada suatu adat yang menghimbau kita untuk mengembangkan toleransi kepada orang lain. Tetapi hendaknya, perlu kita perhitungkan dan pikirkan. Jangan terus memberikan toleransi tanpa memberikan suatu peringatan terhadap orang-orang yang memiliki sifat di atas. Kita harus bisa bersifat tegas dalam menghadapi setiap orang tremasuk dengan karakter di atas. Sehingga organisasi yang kita kelola atau kita pimpin tidak akan tersendat kienrjanya hanya karena adanya orang-orang yang belum professional dalam bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar