CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 25 Juni 2014

NIKMATNYA MAKAN SAAT KEMAH

Pada tangal 23-25 Juni 2014 aku mengikuti kegiatan Kemah Akhir Tahun yang diselenggarakan sekolahku yakni SMA Negeri 1 Pakem. Kemah dilaksanakan di bumi perkemahan  Lembah Merapi, Turi, Sleman. Selama kemah sanggaku selalu mengusahakan untuk memasak makanan sendiri. Bagi kami, memasak makanan sendiri untuk setiap anggota sangga akan lebih menghemat dan mengenyangkan. Pasalnya, apabila kita hanya mengandalkan mie instan atau roti saja sebagai pengganjal perut, belum tentu akan cukup menegembalikan energi kita yang terkuras mengikuti kegiatan kemah. Oleh sebab itu, sanggaku memutuskan dan telah menyepakati untuk memasak bersama, terutama tetap memasak nasi sebagai makanan pokok. Sanggaku juga telah membuat menu masakan yang akan kami masak selama kemah.

Masakan kami yang paling berkesan adalah bakso dengan mie kuning dan bihun. Bakso yang kami buat serupa dengan bakso yang biasa dijual di kaki lima atau gerobak. Masakan tersebut kami buat bersama hingga saling mencicipi makanan, sebelum dihidangkan. Alhamdulillah, bakso yang kami buat tersebut laris manis, terbukti setiap anggota sangga makan dengan porsi banyak dan ada pula yang menambah makan. Aku sendiri sebagai anggota sangga yang ikut memasak dan membawa bahan makanan bakso merasa senang dan puas. Teman-teman menyukai bakso yang kubawa sehingga aku merasa tidak sia-sia membawa bahan makanan tersebut.

Aku yang pada awalnya tidak terlalu suka memakan bakso dengan nasi seperti yang dilakukan teman-teman, menjadi suka dan “feel yummy with this food”. Aku sendiri tidak terlalu tahu penyebabnya. Mungkin ini disebabkan karena kelaparan yang terlanjur kurasakan dan menu makanan hanya itu. Penyebab lain dikarenakan aku memakan masakan bakso tersebut bersama-sama dengan teman-teman. Namun, yang pasti aku merasakan suasana hangat ketika makan bersama dengan teman-teman yang sama-sama menyukai masakan bakso tersebut.


 Rasa tak suka dan keraguanku dulu untuk memakan bakso seketika hilang ketika aku mulai menyuapnya ke dalam mulut. Aku merasa suasana hangat ini sama seperti suasana hangat di rumah, sehingga aku juga seperti merasa masakan bakso ini seperti masakan yang biasa di buat mama. Pada malam hari pertama itu kami satu sangga makan malam dengan kenyang dan bersemangat.

Tetapi, karena bakso masih ada yang tersisa beberapa buah. Sementara, aku dan teman-teman satu sangga sudah kekenyangan. Maka, kami memtuskan untuk membagikan sisa basko kepada sangga lain. Kemudian kami memilih untuk meberikan sisa bakso kepada sangga teman kami yang bernama Septian. Sangganya Septian telah membantu kami ketika kegiatan Tekpram (Teknik Kepramukaan) Pionering. Sehingga sebagai balas budi kepada mereka maka kami memberikan sisa bakso kepada sangga tersebut.


Sangganya Septian ternyata juga menyukai masakan kami. Maka hati kami semakin bergembira dan puas, melihat orang lain cocok dan suka dengan masakan kami. Sangganya Septian juga terbantu dengan adanya kiriman bakso dari kami karena mereka kekuarangan bahan makanan. Aku senang sekali akhirnya masakan yang aku buat bersama teman-teman banyak disukai dan bermanfaat bagi orang lain. Oh, begitu bahagia dan puasnya  hati ini ketika apa yang kita buat atau kita masak dikatakan enak dan dibutuhkan orang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar