Gembiraloka Zoo bukan hanya menjadi
kebun binatang biasa. Melainkan mejadi kebun binatang yang selalu melekat di
hati para satwanya, para keeper atau pawang, serta para pengunjungnya.
“Seneng banget kerja di Gembiraloka, apalagi
saya juga penyayang binatang, jadi meski waktu sekolah bukan di jurusan ini,
tapi enjoy aja jalanin kerja di sini”
begitu ungkap Kak Dwi Retno (31) sambil menyunggingkan senyum sumringahnya,
menunjukkan betapa bahagia dirinya sebagai
bird keeper di Gembiraloka Zoo. Kak Dwi merupakan satu diantara 8 bird keeper di Gembiraloka. Selama empat tahun bekerja di
Gembiraloka, Kak Dwi tidak hanya bertugas sebagai bird keeper saja, tetapi pernah juga sebagai reptile keeper. Pergantian pembagian kerja karyawan dilakukan atas
permintaan perusahaan pengelola Gembiraloka Zoo
sendiri yakni PT. Buana Alam Tirta.
Meskipun berganti-ganti job, Kak Dwi
tetap senang menjalaninya, bagi Kak Dwi, ini merupakan kesempatan menyalurkan
minatnya merawat berbagai fauna yang unik dan menggemaskan. Renovasi Gembiraloka
yang dilakukan tahun 2013 telah membawa banyak perubahan yang signifikan.
Perubahan yang paling tampak adalah dibangunnya Taman Burung atau Bird Park serta Taman Reptil dan Amfibi. Kedua
taman inilah yang paling diminati pengunjung akhir-akhir ini. Kak Dwi juga
menegaskan bahwa pasca renovasi, pengunjung Gembiraloka juga naik drastis. Ini
akibat dari penataan kembali, pemugaran di beberapa tempat, serta pendekorasian
taman-taman cantik yang membuat kesan memasuk kawasan Gembiraloka Zoo terasa berbeda
dan lebih menarik. Tidak hanya penataan dari segi fisik saja, jaminan kualitas
dari pihak pengelola sendiri juga patut diacungi jempol. Hal ini dibuktikan
dengan pengelolaan dan perhatian yang lebih baik kepada satwa-satwa dan
pengunjung, seperti pembersihan kandang setiap pagi, pemberian pakan rutin, pemberian
desinfektan, serta disediakannya wastafel untuk cuci tangan pengunjung. Uniknya
dari pemberian desinfektan di bird park
juga disemprotkan ke setiap keset yang ada di bird park. Jadi, pihak kebun binantang sendiri juga menjamin
kebersihan dan kesterilan satwanya serta keamanan dan kesehatan dari
pengunjung. Berbicara
tentang kendala selama bekerja di Gembiraloka Kak Dwi mengaku hanya sedikit
sekali menemui kendala. “Kendalanya sangat minim, paling ya pernah ada burung
yang keluar dari ruangannya. Itu disebakan pintu ruangan tidak ditutup rapat
kembali oleh pengunjung. Tapi, nggak masalah banget sih, soalnya burung-burungnya juga gampang balik lagi ke ruangannya” cerita Kak Dwi diselingi tawa.
Tidak hanya burung yang di dalam ruangan yang sering keluar-masuk ruangannya,
burung-burung yang dipamerkan di section
Atraksi Burung juga mengalami hal serupa. Burung-burung beraneka warna tersebut
memang diadakan khusus menjadi objek foto langsung dengan pengunjung. Tak
sedikit pengunjung yang ikut ber-narsis ria
dengan burung-burung cantik itu di depan kamera. Bahkan bisa di bilang section inilah yang paling ramai di
antara semua section di bird park. Meskipun si burung-burung cantik
tersebut sering dipindah dari tangan atau pundak pengunjung satu ke pengunjung
lainnya, tapi burung-burung tersebut tetap setia dengan keeper masing-masing. Pernah suatu kejadian, seekor burung di section interaksi burung kabur melayang
di udara bebas selama beberapa saat. Namun, tak lama kemudian sang burung sudah
bisa kembali ke pundak keepernya
sendiri dan tentunya. Tidak hanya
burung-burungnya saja yang terus lengket di Gembiraloka zoo, bahkan para pengunjungnyapun
juga tak kalah. Ibu Laily (30) sudah 6 kali berkunjung ke Gembiraloka Zoo meskipun datang dari daerah yang
cukup jauh yakni Gunung Kidul. Ibu Laily menilai, dari setiap kunjungannya
selalu ada perbaikan yang dilakukan pihak Gembiraloka Zoo Sementara Ibu Tarti (48)
pengunjung asal Klaten, Jawa Tengah sangat mengapresiasi pembaruan-pembaruan
yang ada di Gembiraloka Zoo. “Saya suka
ke Gembiraloka Zoo, ya bisa untuk refreshing dan mengisi liburan lah. Semakin
lama, Gembiraloka Zoo semakin baik” begitu tuturnya. Fauna dari berbagai penjuru dunia dikonservasi dan dilindungi
di Gembiraloka Zoo. Fauna dari
penjuru dunia tersebut seperti Burung Unta yang baru didatangkan 1 bulan dari Australia dan
Burung Lory serta Penguin Jackass dari Afrika. Maksud dari konservasi ini adalah
menjaga spesiesnya agar tidak punah, merawatnya dengan penuh kasih sayang dan
menghindarkan dirinya dari perburuan liar. Jika hanya dibiarkan saja di alam
bebas, belum ada jaminan hidupya akan aman, karena habitatnya juga dihantui
berbagai kemungkinan buruk. Mulai dari rusaknya habitat akibat pemanasan
global, terganggunya lingkungan karena aktivitas manusia di sekitarnya, hingga
perburuan liar oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Maka dari itu,
adanya kebun binatang seperti Gembiraloka Zoo ini menjadi wadah konservasi bagi
para satwa terutama yang hampir punah, sesuai dengan UU No 5 Tahun 1950 dan PP
No 7 Tahun 1999. Selain itu, menjadi wahana rekreasi edukatif yang banyak
diminati warga Yogyakarta dan sekitanya.
#ReportaseIloveZoo